Desa Gumawang, mungkin banyak orang yang cukup asing ketika mendengar atau membaca informasi tentang desa tersebut, pasalnya memang Desa Gumawang terletak cukup dipelosok, untuk lebih spesifik dan jelas tentang Desa Gumawang yang disebut-sebut itu adalah Desa Gumawang, Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Setelah sebelumnya saya pernah membaaca artikel yang berisikan Gombong sebagai salah satu Kecamatan Terbaik dan Berdikari di Kabupaten Kebumen, yang mana pada isi tulisan tersebut telah begitu cukup menjelaskan tentang Gombong, bagaimana kondisi Gombong yang mana dapat dikatakan sebagai salah satu kecamatan terbaik dan berdikari yang ada di Kabupaten Kebumen.
Sebenarnya masih banyak lagi daerah daerah selain Gombong khususnya yang ada di Kabupaten Kebumen yang memiliki potensi serta dapat dikatakan sebagai daerah yang baik. Sebut saja Desa Gumawang yang ada di Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen, desa yang sudah disebut di awal tersebut memiliki potensi sebagai desa yang maju, tinggal bagaimana peranan para masyarakat, sumber daya manusia, serta peran pemerintah dalam pendampingan, sebagai fasilitator, dan menjalankan regulasi serta tupoksinya secara baik dan benar.
Saya tumbuh dan berkembang di salah satu desa yang ada di Kecamatan Kuwarasan, Kebumen, yaitu Desa Gumawang. Sedari kecil mulai dari sekolah TK hingga SMP saya tempuh di Kecamatan Kuwarasan. Saat beranjak SMA/SMK saya mendaftar di salah satu sekolah yang ada Gombong. Di sana, saya merasa nyaman dan senang. Salah satu alasannya karena fasilitas yang ada di daerah Gombong tersebut terbilang cukup lengkap, ya meskipun begitu tentunya tidak begitu saja lupa asal saya dari mana. Meskipun terbilang tidak semaju atau sememadai daerah Gombong, baik kecamatan atau desa asal saya masih menjadi tujuan utama dimana saya “pulang”, karena disanalah tempat dimana yang saya sebut “rumah” itu ada, dari hal tersebutlah yang membuat saya hingga sekarang meski berkuliah dan tinggal sementara di Jogja, tetap ada alasan bagi saya untuk “pulang” ke Gumawang, Kuwarasan.
Kecamatan Kuwarasan
Kuwarasan, kecamatan dengan luas wilayah 3.384,21 Ha atau 33,8421 Km2 dengan letak dari permukaan laut pada ketinggian antara 9 s/d 19 meter. Jarak dari Pusat Ibu Kota Kabupaten Kebumen kurang lebih 29 Km yang di hubungkan oleh jalan Kabupaten dengan batas-batas Wilayah Kecamatan sebagai berikut, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Buayan, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Adimulyo, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Gombong, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Puring. Untuk fasilitas umum sebagai pelayanan kepada masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan Kuwarasan, terdiri dari satu Rumah Sakit, Puskesmas sebanyak satu buah, Puskesmas Pembantu sebanyak dua buah. Setiap Desa sudah ada Bidan Desa untuk membatu ibu ibu dan juga kesehatan masyarakat yang memerlukan dengan cepat dan mudah. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang sembako di Kecamatan Kuwarasan terdapat Pasar modern (mal/super market) sebanyak dua buah, Pasar desa sebanyak tiga buah. Kondisi sarana dan prasarana saat ini dirasakan sudah cukup memadai, namun di samping itu banyak sarana dan prasarana yang perlu peremajaan dan tentunya perlu pemeliharaan setiap tahunnya agar tetap dapat berfungsi secara optimal dan baik.
Desa Gumawang
Desa Gumawang terletak di sebelah utara Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen. Desa Gumawang memiliki 113 Ha berupa tanah darat pemukiman dan tanah basah sawah dan ladang yang berbatasan dengan dengan 4 Desa, sebelah utara berbatasan dengan Desa Wonoyoso, sebelah timur Desa Kuwaru, sebelah selatan dengan Desa Maduresa, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Karangsari, Kecamatan Buayan. Meskipun hanya desa kecil, tak terlalu luas, sama dengan desa desa lain pada umumnya, namun Desa Gumawang memiliki potensi yang mampu mengangkat kualitas daerah tersebut, mungkin jika dapat dikelola dengan baik potensi potensi yang ada, bukan tak mungkin juga akan mengangkat serta meningkatkan kualitas Kecamatan Kuwarasan, dan juga desa desa lain yang ada di Kecamatan Kuwarasan serta daerah daerah sekitar. Lalu, apa saja sih potensi yang dapat membuat Desa Gumawang kualitasnya makin baik dan maju?
Jamu Tradisional Potensi UMKM di Desa Gumawang
Desa Gumawang layak dapat sebutan sebagai “Kampung Jamu”, bukan tanpa alasan, hampir mayoritas warga masyarakat di Desa Gumawang, hampir di setiap satuan RT pasti ada yang menjadikan berjualan jamu tradisional sebagai mata pencaharian. Siapa yang tak tahu jamu, jamu merupakan minuman tradisional Indonesia yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti rempah-rempah, akar, daun, dan bunga.
Jamu sebagai obat herbal biasanya memiliki manfaat kesehatan yang berbeda-beda tergantung bahan yang digunakan. Jenis jamu yang populer antara lain jamu kunyit asam, jamu beras kencur, dan jamu temulawak.
Minuman ini dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh, melancarkan pencernaan, dan memberikan energi. Di Desa Gumawang, masih dapat menjumpai banyak penjual jamu tradisional yang masih menggunakan cara tradisional dalam pembuatannya. Beraneka macam jamu tradisional dibuat lalu ditaruh dalam botol besar dan diletakkan kedalam bakul besar.
Namun, sekarang tak hanya lagi dijalankan dengan menggendong bakul seperti zaman dulu, melainkan sekarang dijajakan berkeliling menggunakan sepeda motor atau sepeda.
Penjualnya pun sekarang tak hanya perempuan, laki laki pun mulai menjadikan berjualan jamu sebagai mata pencaharian guna memenuhi kebetuhan, tak sampai disitu saja, adapun juga dapat dijumpai sepasang suami istri yang sama sama berkeliling berjualan jamu tradisional guna memenuhi kebutuhan hidup. Hampir setiap hari para penjual jamu tersebut dapat berkeliling menggunakan sepeda motor atau sepeda dalam menjajakan jamunya, dengan menggunakan sepeda motor atau sepeda dalam menjajakan jamunya, mereka bisa menjangkau pelanggan di area yang lebih luas.
Para penjual jamu tersebut mulai menjual produk jamunya antara lain, beras kencur, kunyit asem, gula asem, paitan, temulawak, dan suruh. Harganya pun cukup murah. Bisa langsung minum ditempat dengan harga Rp2000 per gelas. Selain itu, ada juga beberapa penjual jamu yang menyediakan juga kemasan 600ml yang dijual seharga Rp6000. Namun cukup disayangkan, untuk varian kemasan 600ml untuk kemasannya yang digunakan merupakan kemasan bekas botol air mineral yang kurang higienis dan kurang layak untuk digunakan kembali.
Dari hal yang tadi terkait varian jamu kemasan 600ml, tentunya sudah dapat dilihat terkait kurangnya pemahaman oleh beberapa penjual yang menjual varian tersebut, kemasan yang digunakan untuk varian tersebut masih belum tepat, hal tesebut menandakan perlunya pemahaman para penjual jamu guna menjaga kualitas serta tetap menjaga mafaat baik dari jamu. Pemerintah serta elemen elemen terkait perlu bersinergi dalam mengelola potensi ini, dengan melakukan penyuluhan, mentoring, pelatihan, serta inovasi, guna mengoptimalkan betul potensi ini.
Dari permasalah tadi terkait kemasan yang kurang layak, masyarakat perlu tahu terkait standar food grade untuk kemasan minuman, pemerintah perlu mengawasi terkait standar food grade dalam proses jual beli suatu produk UMKM olahan makanan atau minuman, dari sisi pelakon UMKM sendiri juga perlu menerapkan standar food grade, agar kualitas dari produk produk hasil UMKM baik yang berupa makanan atau minuman tetap terjaga dengan baik, khususnya pada UMKM Jamu Tradisional ini yang menjadi potensi menjanjikan jika kualitas serta pengoptimalannya dapat dengan baik, dimana dengan menerapkan standar food grade dengan baik, kualitas serta manfaat dari jamu tradisional dapat dirasakan dengan baik pula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H