Mohon tunggu...
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Muhaimin Azzet Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, blogger, dan editor buku.

Akhmad Muhaimin Azzet, penulis buku, blogger, dan editor freelance di beberapa penerbit buku. Beberapa tulisan pernah dimuat di Republika, Koran Tempo, Suara Pembaruan, Suara Karya, Ummi, Annida, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Koran Merapi, Bernas, Bakti, Kuntum, Yogya Post, Solo Pos, Suara Merdeka, Wawasan, Surabaya Post, Lampung Post, Analisa, Medan Pos, Waspada, Pedoman Rakyat, dan beberapa media kalangan terbatas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan yang Membebaskan Menurut Freire

23 Maret 2011   03:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:32 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Berangkat dari sebuah gagasan bahwa pendidikan adalah upaya pembebasan manusia dari kolonialisme maka praktik pendidikan yang membebaskan tidak menempatkan guru pada posisi nomor satu dan murid pada nomor dua; guru adalah pihak yang memberi dan murid adalah pihak yang menerima. Akan tetapi, lebih ditekankan pada proses tanya jawab dan berdiskusi. Jika seorang guru memberikan pelajaran kepada anak didik ini sesungguhnya tak lebih dari proses berbagi kepada sesama anak manusia perihal ilmu dan pengetahuan.

Dalam praktiknya, pendidikan yang membebaskan gagasan Freire ini memang ditujukan kepada kaum yang tertindas. Akan tetapi, tidak menempatkan kaum yang tertindas itu berhadapan secara berseberangan dengan orang-orang yang menindas. Pendidikan yang semacam ini akan menimbulkan dendam untuk suatu saat ganti menindas. Pendidikan yang membebaskan juga bukan merupakan bentuk kemurahan atau kebaikan orang-orang yang mendindas dalam memberikan pendidikan kepada orang yang ditindas, apalagi bila dilakukan untuk mempertahankan status quo melalui penciptaan dan legitimasi kesenjangan. Pendidikan yang membebaskan sesungguhnya merupakan penyadaran tentang kemanusiaan yang bukan dari kaum penindas, melainkan dari diri sendiri. Kesadaran ini sudah tentu bukan untuk menjelmakan para penindas baru, melainkan ikut membebaskan kaum penindas itu sendiri. Dengan demikian, kehidupan akan berjalan dalam kesetaraan yang mendamaikan.

Pendidikan yang membebaskan gagasan Freire ini memang tak lepas dari keadaan sosial pada waktu itu. Itulah mengapa gagasan Freire ini sering disebut oleh para ahli di bidang pendidikan sebagai pendidikan kritis karena pendidikan yang membebaskan merupakan suatu bentuk kritisme sosial. Mengenai hal ini pun diakui juga oleh Freire bahwa pendidikan adalah momen kesadaran kritis manusia terhadap berbagai problem sosial yang ada dalam masyarakat. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun