Mohon tunggu...
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Muhaimin Azzet Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, blogger, dan editor buku.

Akhmad Muhaimin Azzet, penulis buku, blogger, dan editor freelance di beberapa penerbit buku. Beberapa tulisan pernah dimuat di Republika, Koran Tempo, Suara Pembaruan, Suara Karya, Ummi, Annida, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Koran Merapi, Bernas, Bakti, Kuntum, Yogya Post, Solo Pos, Suara Merdeka, Wawasan, Surabaya Post, Lampung Post, Analisa, Medan Pos, Waspada, Pedoman Rakyat, dan beberapa media kalangan terbatas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dalam Pesona Cinta (7)

14 Juli 2010   05:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:52 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kita pernah menghadapi paceklik pada dua tahun yang lalu karena kemarau berkepanjangan. Kita tidak ingin terulang lagi,” seseorang yang selama ini sering diam turut angkat bicara.

Lalu, kebencian kepada abah mulai menyebar dan semakin menguat. Memang tidak semua orang, karena masih ada beberapa orang yang tidak ikut-ikutan untuk membenci abah. Tetapi, jumlah orang yang tidak membenci abah teramat sedikit dibanding dengan yang membenci. Sehingga, entah siapa yang mengomando, pada shubuh itu orang-orang sudah bergerak, berteriak-teriak, menggedor-gedor, dan… api pun menyala-nyala.

(Bersambung)

* Sejak subuh rumahmu ditunggui orang-orang yang marah-marah itu, tapi abah, ibu, dan adikmu tidak keluar-keluar rumah. Orang-orang bertambah marahnya setelah menunggu sampai siang dengan menggedor-nggedor rumahmu, keluargamu tidak mau keluar. Lalu, entah siapa yang memulai, rumahmu tahu-tahu sudah dibakar.
** Masya Allah…, apa salahnya keluarga saya, Mak?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun