Mohon tunggu...
AKHMAD HUDA
AKHMAD HUDA Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca, Traveling, suka dengan artikel populer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar

21 Juli 2022   10:15 Diperbarui: 21 Juli 2022   10:16 1119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nadiem Makarim pada tahun 2019 mengatakan bahwa salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam Merdeka Belajar adalah kebebasan berpikir. Kebebasan berpikir menjadi salah satu pilar program Merdeka Belajar. Nadiem juga menyebutkan bahwa kebebasan berpikir harus terlebih dahulu dipraktikkan oleh guru sebelum diajarkan kepada siswa.

Merdeka belajar merupakan langkah inovatif untuk mentransformasi pendidikan demi pencapaian sumber daya manusia (SDM)  Indonesia dengan profil Pelajar Pancasila. Cikal bakal semangat Belajar Merdeka  yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebuayaan, Nadiem Anwar Makarim, ini diilhami oleh falsafah Ki Hajar Dewantara bersama  Presiden Sukarno, yang pada saat itu mencoba mendefinisikan konsep  sistem pendidikan nasional sebagai  sebuah sistem pemberdayaan individu dan  negara yang memuat pesan-pesan tentang: kemerdekaan, kesukarelaan, demokrasi, toleransi, ketertiban, perdamaian, kesesuaian dengan situasi dan suasana yang terdapat dalam lima sila Pancasila sebagai dasar negara.

Dua unsur utama yang melandasi Merdeka belajar adalah: (1) kemandirian dan (2) kemerdekaan. Dengan mempertimbangkan dua elemen kunci tersebut, Merdeka Belajar bercita-cita untuk memberikan pendidikan berkualitas tinggi kepada seluruh rakyat Indonesia melalui pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang unggul yang mampu memecahkan masalah bangsa.

Konsep Merdeka Belajar juga mencakup upaya mengubah pola pikir guru menjadi kolaboratif. Artinya, guru bukan hanya satu-satunya sumber informasi, tetapi siswa juga memiliki peran komplementer terhadap apa yang disampaikan oleh guru melalui sumber belajar lain yang tersedia, guru dan siswa akan bersama-sama menjadi agen perubahan dalam proses pendidikan dan pembelajaran.

Kurikulum merdeka belajar ini dirancang sebagai bagian dari upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengatasi krisis pembelajaran yang telah lama kita hadapi dan semakin parah akibat pandemi Covid. 

Memulihkan sistem pendidikan dari krisis pembelajaran tidak dapat dicapai melalui perubahan kurikulum saja. Berbagai upaya juga diperlukan untuk memperkuat kapasitas guru dan kepala sekolah, mendukung pemerintah daerah, menyusun sistem penilaian, serta infrastruktur dan pembiayaan yang lebih merata. 

Program ini juga memiliki peran penting untuk dimainkan. Kurikulum memiliki pengaruh besar pada apa yang diajarkan guru, serta bagaimana mata pelajaran itu diajarkan. Jadi, kurikulum yang dirancang dengan baik akan mendorong dan memungkinkan guru untuk mengajar lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun