Mohon tunggu...
Akhmad Arief Fauzan
Akhmad Arief Fauzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN sunan Kalijaga Yogyakarta (20107030038)

Mahasiswa UIN sunan Kalijaga Yogyakarta (20107030038)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sandal Hilang Ketika Jum'atan, Kok Bisa?

30 Juni 2021   22:58 Diperbarui: 30 Juni 2021   23:47 1770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umat Islam mempunyai satu hari yang istimewa setiap minggunya. Begitu istimewanya sampai-sampai Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa hari tersebut merupakan hari rayanya umat muslim. Yap, itulah hari Jum'at yang sangat istimewa.

Keistimewaan hari Jum'at tak hanya sampai di situ. Dikatakan bahwa apabila seorang muslim meninggal pada hari Jum'at, maka dia meninggal dalam keadaan syahid. Wallahu a'lam. Selain itu, ada pula berbagai amalan yang dikerjakan khusus hanya pada hari Jum'at. Salah satu dari sekian banyak amalan tersebut adalah ibadah Shalat Jum'at.

Shalat Jum'at, seperti namanya, merupakan ibadah shalat yang dikerjakan pada hari Jum'at. Di Indonesia sendiri, Shalat Jum'at lazimnya dilaksanakan oleh kaum Adam saja. Raka'at pada shalat ini berjumlah dua dan diawali terlebih dahulu dengan dua kali khutbah. Waktu pelaksanaannya adalah ketika waktu Shalat Dzuhur, yakni di siang hari.

Shalat Jum'at wajib dilakukan secara berjamaah. Dalam suatu riwayat di sebutkan bahwa minimal jamaahnya berjumlah 40 orang. Oleh sebab itu, biasanya dalam satu desa hanya satu masjid yang digunakan untuk pelaksanaan Shalat Jum'at. Tujuannya tentu supaya jamaah terkonsentrasi pada satu tempat dan tidak terpencar.

Ibadah secara berjamaah tentu membawa banyak dampak positif. Salah satunya adalah menjaga tali silaturrahmi antar warganya. Warga bisa saling bertemu pada kesempatan Shalat Jum'at tersebut. Namun, selain sisi positif, ternyata ada pula sisi negatifnya. Sisi negatif dari Shalat Jum'at yang paling klasik adalah kehilangan sandal.

Kejadian sandal yang hilang hampir selalu ditemui di setiap masjid. Entah itu di kota ataupun di desa, semuanya berpotensi mengalami kejadian tersebut. Korbannya pun tak pandang bulu. Baik tua, muda, kaya dan menengah, semua pernah merasakan menjadi korban. Otomatis, sandal yang hilang juga tidak pandang bulu, entah itu sandal mahal atau murahan, semuanya berpotensi hilang.

Sandal sendiri seringkali hilang karena dua hal. Pertama, sandal tersebut tertendang-tendang oleh jamaah lain ketika solat telah usai. Suasana Shalat Jum'at memang relatif ramai karena konsentrasi jamaah pada satu tempat. Ketika sudah waktunya, jamaah akan pulang dan itu terjadi secara serentak. Apabila kita terlambat keluar masjid, sangat mungkin sendal kita sudah terlebih dahulu tertendang kaki orang lain.

Sandal yang tertendang pun tidak asal tertendang. Seringkali sandal bisa tertendang sampai jarak yang cukup jauh hingga tak terlihat oleh jangkauan mata manusia. Atau bisa pula tertendang ke tempat-tempat tersembunyi seperti selokan dan sebagainya.

Kejadian seperti ini sering kali terjadi ketika jamaah selesai melaksanakan Shalat Jum'at. Ditambah lagi ada banyak anak-anak kecil yang susah di atur yang berlarian keluar masjid begitu shalatnya selesai. Selain anak kecil, orang dewasa yang tidak memperhatikan langkahnya juga turut andil menendang sandal-sandal tersebut.

Alasan kedua kenapa sandal bisa hilang usai Shalat Jum'at adalah karena ada yang mengambilnya alias dicuri. Memang terdengar aneh. Di hari yang menurut Islam istimewa justru melakukan hal yang tidak baik seperti itu. Tentu mencuri sandal adalah hal yang tidak baik dan bisa dikategorikan sebagai tindakan criminal. Tapi rupanya, ada alasan yang melatar belakangi perbuatan tersebut. Informasi ini didapat dari beberapa orang yang mengaku pernah menjadi pelaku pencurian sandal ketika Shalat Jum'at.

sumber : NUonliene.com
sumber : NUonliene.com
Alasan kenapa mereka melakukan tindakan criminal tersebut cukup beragam. Ada yang mengaku terpaksa karena sandal miliknya juga hilang, entah tertendang atau sama dicuri orang. Ada yang karena salah ambil sendal, baru sadar ketika sudah sampai rumah. Ada juga yang beralasan ingin ganti sandal, kebetulan di masjid ada banyak sndal yang bagus dan mahal.

Alasan-alasan tadi juga mempengaruhi mindset tentang sandal seperti apa yang hendak mereka ambil. Untuk yang beralasan karena sandalnya juga diambil orang, maka besar kemungkinan dia hanya akan mengambil sandal yang sekadar pas di kakinya, tidak peduli bagus atau tidak. Hal terpenting baginya hanyalah agar bisa pulang ke rumah tanpa kakinya harus terluka di jalan karena tidak memakai alas kaki.

Sedangkan yang mencuri sandal karena memang ingin berganti sandal yang bagus, sudah pasti akan mengincar sandal paling bagus di masjid tersebut. Orang seperti ini memiliki pengetahuan tentang merek-merek sandal yang mahal, sehingga jarang sekali ia salah sasaran. Terkadang, orang seperti ini tidak peduli ukurannya pas atau tidak.

Ada salah seorang pelaku yang bercerita bahwa ia pernah tidak ikut shalat untuk melakukan tindakan pencurian sandal tersebut. Alasannya adalah karena di waktu tadi mencuri sandal bisa aman dan hampir tidak akan ketahuan. Di waktu ini pula biasanya terjadi aksi pencurian tutup pentil ban sepeda motor.

Lain pelaku, lain pula cara mencurinya. 

Pelaku yang satu ini melakukan aksinya ketika usai Shalat Jum'at dan bergegas keluar mengambil sandal yang sudah ia incar sebelumnya. Ia melakukan hal ini secara cepat namun hati-hati. Ia hanya perlu memakai sandal tersebut dan bertingkah seolah itu memang miliknya, kemudian langsung pergi menjauh dari masjid.

Karena banyaknya kejadian kehilangan sandal, baik itu dicuri atau tertendang, beberapa masjid mencoba berbagai inisiatif untuk menekan angka kehilangan tesebut. Inisiatif tadi contohnya seperti menyediakan tempat yang aman untuk menitipkan sandal, seperti loker ataupun rak sandal. 

Beberapa masjid lainnya bahkan menyediakan sandal jepit untuk jamaah yang kehilangan sandal. hal ini pun perlu seperti penjaga sandal karena itu orang yang mempunyai sandar harga malah pasti ingin sandal nya aman. maka perlu di sediakan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun