Mohon tunggu...
Akhmad Kundari
Akhmad Kundari Mohon Tunggu... Hoteliers - Pt. Ronin Ekstra

Sedang belajar untuk terus melangkah , bersyukur, dan belajar dari sang Guru

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Maksud dari Menembus tujuh langit dan tujuh lapis bumi

25 Desember 2024   15:34 Diperbarui: 25 Desember 2024   15:34 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber AI.Copilot Picture Generator

Keinginan untuk hidup dengan lebih baik dan sukses dan bahagia Tentu adalah impian setiap Individu, Penulis  mencoba menuliskan pengalamannya berdiskusi dengan sang Guru hidup  dengan pembahansan secara simbolis tentang  konsep menembus tujuh lapis langit dan bumi dalam pandangan spiritual:

 Menembus Tujuh Lapis Langit dan Bumi: Sebuah Refleksi Filsafat Spiritual

Dalam berbagai tradisi spiritual dan religius, konsep tujuh lapis langit dan bumi sering kali muncul sebagai metafora bagi perjalanan jiwa menuju kesempurnaan dan pencerahan. Istilah ini tidak hanya ditemukan dalam ajaran agama tertentu, tetapi juga menjadi bagian integral dari kosmologi esoteris dan filosofi kuno. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna filosofis dan simbolis dari gagasan menembus tujuh lapis langit dan bumi.

 1. Tujuh Lapis Langit dan Bumi: Sebuah Konsep Universal

Konsep tujuh lapis langit dan bumi dapat ditemukan dalam berbagai tradisi, seperti Islam, Yudaisme, dan Hindu. Dalam Islam, misalnya, disebutkan bahwa Allah menciptakan tujuh langit dan tujuh bumi. Setiap lapisan ini melambangkan tahap-tahap spiritual yang harus dilalui oleh jiwa manusia untuk mencapai kedekatan dengan Sang Pencipta.

2. Simbolisme Tujuh Lapis

Masing-masing lapisan langit dan bumi memiliki simbolisme yang mendalam. Misalnya:
- Langit Pertama: Melambangkan kesadaran dasar atau materi fisik.
- Langit Kedua: Simbol dari pengetahuan dan kebijaksanaan.
- Langit Ketiga: Representasi dari cinta dan kasih sayang universal.
- Langit Keempat: Melambangkan keberanian dan kekuatan.
- Langit Kelima: Simbol dari keharmonisan dan keadilan.
- Langit Keenam: Representasi dari kesucian dan kesempurnaan spiritual.
- Langit Ketujuh: Melambangkan puncak dari pencerahan dan kesatuan dengan Tuhan.

3. Proses Transendensi

Proses menembus tujuh lapis langit dan bumi dapat diibaratkan sebagai perjalanan introspeksi dan pembersihan jiwa. Dalam filsafat Sufi, ini melibatkan tahapan-tahapan tasawuf seperti taubat (pertobatan), sabar (kesabaran), syukur (syukur), dan ridha (keridhaan). Setiap tahap ini membawa individu lebih dekat kepada realitas Ilahi dan kebijaksanaan sejati dalam bentuk kaji rasa sehingga mampu melihat bukan hanya dengan mata  namun dengan hati

4. Penerapan dalam Kehidupan Sehari-Hari

Dalam kehidupan sehari-hari, menembus tujuh lapis langit dan bumi dapat diartikan sebagai usaha terus-menerus untuk mencapai pengembangan diri, kebahagian, kedamaian batin. Meditasi, refleksi, bermuhasabah dan tindakan kebajikan adalah beberapa cara praktis untuk mendekati konsep ini. Dengan memahami dan menjalani setiap lapisan, kita dapat mengembangkan kualitas-kualitas yang diperlukan untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan seimbang.

 5. Penutup: Kesatuan dan Pencerahan

Pada akhirnya, menembus tujuh lapis langit dan bumi bukanlah tentang perjalanan fisik, tetapi tentang perjalanan spiritual yang membawa kita menuju kesatuan dengan alam semesta dan Sang Pencipta. Ini adalah proses pencarian makna, pembersihan jiwa, dan pencapaian pencerahan yang membawa kedamaian dan kebijaksanaan yang sejati.

Semoga artikel ini memberikan wawasan dan inspirasi bagi Anda dalam perjalanan spiritual dan filosofis Anda. Artikel ini dibuat sebagai pengingat bagi penulis dan juga sebagai bagi siapapun yang sedang mencari kebahagian sejati.  Apabila dalam penulisan masih banyak yang kurang tepat mohon untuk di maklumi  dikarenakan masih sama-sama belajar. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun