Obat dan vaksin menjadi sesuatu yang tidak asing di tengah munculnya banyak penyakit. Berbagai penyakit baik menular dan tidak menular nyatanya dapat diatasi dan dicegah dengan ditemukannya obat dan vaksin.
Obat adalah bahan yang digunakan untuk menyembuhkan suatu penyakit. Secara umum ada dua jenis bahan obat yaitu bahan kimia dan bahan biologi. Obat berbahan kimia maupun biologi memiliki target utama protein untuk mengubah fungsi sehingga memiliki efek biologis pada makhluk hidup.
Lain halnya dengan obat, vaksin merupakan produk biologi yang dapat mencegah penyakit tertentu. Vaksin mencegah penyakit dengan cara merangsang pembentukan kekebalan terhadap protein asing.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntun manusia menciptakan obat dan vaksin versi baru. Dulu dikenal vaksin dari mikroba yang dilemahkan atau diinaktivasi. Obat juga dari molekul biologi sederhana atau protein terapeutik yang membutuhkan waktu lama dan biaya mahal. Sekarang dikenal mRNA sebagai bahan obat terpeutik dan vaksin yang potensial.
mRNA merupakan material genetik yang digunakan sebagai salah satu obat berbahan biologi. Jika obat berbahan kimia biasanya dikemas dalam bentuk solid seperti tablet atau kapsul, mRNA sebagai obat dikemas dalam bentuk liquid.
Sebagai obat, mRNA memiliki sifat yang mirip seperti obat pada umumnya yaitu memiliki efek bergantung pada dosis, memiliki efek yang dibatasi oleh waktu dan dapat diberikan secara berulang. Selain itu, mRNA juga menjadi solusi bagi penyakit genetik seperti Fenilketonuria, Tay-Sachs, Hemofilia dan penyakit lainnya.
Sedangkan mRNA sebagai vaksin telah berperan penting dalam membantu menyudahi pandemi Covid-19. Vaksin mRNA Covid-19 produksi Moderna, Pfizer atau produsen lainnya menjadi bukti bahwa mRNA menjadi salah satu vaksin yang dapat diproduksi dengan cepat dan dengan hasil yang memuaskan.
mRNA yang dimasukkan ke dalam tubuh memiliki 2 tujuan, sebagai obat yang tidak menimbulkan respon kekebalan tubuh (imun) dan sebagai vaksin yang memunculkan respon imun. Kedua hal tersebut dapat membantu penanganan dan pencegahan penyakit di masa depan.
Produksi mRNA sebagai obat dan vaksin
mRNA disintesis secara in vitro (di luar sel mahkluk hidup) dalam sebuah tabung menggunakan cetakan berupa DNA. Seperti halnya mRNA, DNA juga merupakan material genetik yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup. Bedanya DNA berupa 2 rantai polinukleotida sedangkan RNA hanya 1 rantai polinukleotida.
Misalnya saja pembuatan mRNA vaksin Covid-19. Urutan DNA penyandi protein spike SARS-CoV2 dapat dipesan secara sintetik berdasarkan sumber yang telah ada di bank DNA (website NCBI). Protein ini merupakan protein yang dapat memicu respon imun berupa antibodi spesifik Covid-19 dari tubuh. DNA penyandi protein spike dipesan dalam sebuah vektor atau plasmid.
Selanjutnya plasmid DNA dimasukan ke dalam bakteri untuk diperbanyak. Plasmid DNA diisolasi dari bakteri dan dilakukan proses transkripsi secara in vitro. Transkripsi merupakan proses pencetakan mRNA dari DNA.
mRNA penyandi protein spike ini tidak bisa langsung masuk ke dalam tubuh. Seperti halnya virus, vaksin mRNA akan dibungkus menggunakan lipid nano partikel (LNP) yang berperan sebagai kendaraan pembawa ke dalam sel tubuh.
Proses di atas juga berlaku dalam pembuatan protein yang berfungsi sebagai obat dari penyakit tertentu. Hanya berbeda DNA penyandi protein yang akan dihasilkan sesuai dengan target protein yang akan diperbaiki.
Yang terbaru, mRNA dapat digunakan untuk vaksin kanker. mRNA vaksin kanker ini dinilai lebih aman bagi sel yang sehat dibandingkan pengobatan seperti kemoterapi atau radioterapi. Bahkan, mRNA vaksin kanker ini bersifat personilized atau dibuat dari sumber masing-masing orang sehingga dapat menarget antigen unik pada penderita kanker.
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H