Hingga sekarang ini, masih ditemukan perkampungan kusta di daerah Sulawesi yang dihuni oleh OYPMK bersama keluarganya. Perkampungan tersebut juga merupakan peninggalan dari zaman penjajah Belanda.
Status Kusta di Indonesia
Pada tahun 2022, Indonesia menempati posisi ke-3 kasus kusta terbanyak di dunia setelah India dan Brazil. Berdasarkan laporan dari Kemenkes tahun 2023, kasus baru kusta di Indonesia mencapai 14.376.
Sebelas provinsi berikut ini termasuk tinggi prevalensi kusta, di antaranya yaitu Papua Barat, Papua, Papua Barat Daya, Maluku Utara, Papua Tengah, Maluku, Papua Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara.
Prevalensi kasus kusta di 11 provinsi tersebut masih di atas 1 kasus per 10.000 penduduk. Sebagai informasi, Indonesia telah menargetkan eliminasi kusta nasional pada tahun 2024.
Saat ini, Kemenkes telah memiliki tatalaksana nasional penyakit kusta di Indonesia. Informasi terkait deteksi, pencegahan dan pengobatan kusta telah tersedia dan sudah disosialisasikan. Berbagai fasilitas kesehatan seperti puskesmas, klinik dan rumah sakit yang mampu menangani dan mengobati kusta juga telah tersedia di berbagai wilayah dan daerah.
Stigma kusta di masyarakat membuat upaya eliminasi kusta di Indonesia menjadi semakin kompleks. Stigma kusta membuat penderitanya menjadi malu, tidak percaya diri dan tidak segara mengobati penyakitnya. Hal ini membuat penemuan kasus baru menjadi terhambat dan proses penularan (transmisi) akan terus berlanjut tanpa bisa dicegah.
Lalu, seberapa menularkah penyakit kusta ini?Â
Menurut Melani Marisa (dokter spesialis dermatologi dan venereologi), kusta merupakan penyakit menular dengan daya tular yang rendah. Jadi orang tidak akan langsung tertular jika hanya bersalaman atau sekadar berinteraksi biasa dengan penderita kusta.
Ada sebuah simulasi untuk menjelasakan rendahnya daya tular kusta. Jika 100 orang terpapar oleh kusta, 95 orang tidak akan menjadi sakit, 3 orang akan sembuh sendiri karena memiliki daya tahan tubuh yang tinggi, 2 orang akan menjadi sakit dan perlu pengobatan.
Kontak atau interaksi dalam waktu lama yang harus digarisbawahi sebagai potensi penularan dari penderita kusta yang tidak diobati. Persentase keluarga yang serumah untuk tertular menjadi semakin tinggi.