Baik di Indonesia Barat dan Tengah sama-sama ditemui jenis ular berbisa Viperidae, Elapidae dan Colubridae. Untuk Indonesia bagian Timur ular berbisa didominasi jenis Elapidae Australia.
Ular berbisa yang mudah ditemui dan banyak menimbulkan korban jiwa di Indonesia diantaranya yaitu Kobra Jawa (Naja Sputarix), Kobra Sumatra (Naja Sumatrana), Weling (Bungarus candidus), Ular Tanah (Calloselesma rhodostoma), Viper Pohon Barat (Trimeresurus albolabris), Viper Russel Siam (Daboia siamensis), Dead Adder Papua (Acanthopis laevis).
Sedangkan ular berbisa yang mudah menimbulkan kematian namun tidak mudah dijumpai di lingkungan diantaranya yaitu King Kobra (Ophiophagus hannah), Welang (Bungaru Fasciatus), Welang Kepala Merah (Bungarus flaviceps), Ular Cabe Besar (Calliophis bivirgata), Ular-Cabe Kecil (Calliophis intestinalis), Ular-Cabe Sumatera (Calliophis nigrotaeniatus), Viper-Pohon Timur (Trimeresurus insularis), Viper-Pohon Jampea (Trimeresurus fasciatus), Viper-Pohon Sabah (Trimeresurus sabahi), Viper-Pohon Sumatera (Trimeresurus sumatranus), Viper-Pohon Hagen (Trimeresurus hageni), Viper Bakau (Trimeresurus purpureomaculatus), Viper-Tanah Gunung (Craspedocephalus puniceus), Viper-Kapak Hijau (Tropidolaemus subannulatus), Viper-Kapak Wagler (Tropidolaemus wagleri), dan Viper-Kapak Sulawesi (Tropidolaumes laticinctus).
Menurut Dr. dr. Tri Maharani, M.Si., Sp.Em (ketua ITS), secara umum ular berbisa dapat digolongkan berdasarkan jenis efek racun bisa yang ditimbulkan.
Pertama, jenis Elapidae memiliki efek racun berupa neurotoksik, sitotoksik, dan koagulopati. Kedua, jenis Hydropidae memiliki efek racun bisa neurotoksik, miotoksik, dan renal toksin. Ketiga, jenis Viperidae yang memiliki efek racun sitotoksik, miotoksik, dan koagulopati.
Membedakan ular berbisa dan tidak berbisa
Apa pentingnya? Membedakan ular yang berbisa dan tidak berbisa adalah indentifikasi awal guna tindakan pertolongan pertama maupun tindakan selanjutnya saat penanganan di fasilitas kesehatan.
Paduan lama mengatakan bahwa ular berbisa memiliki bentuk kepala menyerupai segitiga, memiliki agresifitas tinggi, dan bekas gigitanya hanya ada 2.
Paduan tersebut sekarang kurang tepat digunakan. Beberapa ular ditemukan dengan bentuk kepala tidak menyerupai segitiga namun tetap berbisa, seperti ular Weling (Bungarus candidus).
Sedangkan agresifitas tidak bisa menjadi acuan ular berbisa karena pada ular laut yang berbisa tidak menunjukkan agresifitas yang tinggi. Sedangkan untuk gigitan ular berbisa bisa 1 atau lebih dari 2 tusukan.Â