Bagi sebagian orang, Jumat menjadi hari terakhir sebelum jeda menuju minggu berikutnya. Pekerja kantoran ASN atau swasta, buruh pabrik, akan senang menantikannya. Begitu pula dengan para pelajar.
Jumat adalah hari yang baik. Banyak orang bersedekah di hari tersebut. Solat jumat menjadi momentum paling berkesan di hari Jumat. Orang berbondong-bondong menuju masjid untuk menunaikannya jika tiba waktunya.
Jika di waktu solat lain kebanyakan orang memilih solat tidak berjamaah, waktu solat jumat seperti menjadi pemersatu. Orang akan meninggalkan sejenak pekerjaannya untuk menghadap kepada Sang Pencipta.
Ada tempat kerja yang memiliki Masjid, ada pula yang tidak. Bagi yang tidak, maka orang baik dengan berjalan atau berkendara akan menuju masjid terdekat dari tempat kerja. Masjid di waktu solat jumat tiba seperti magnet alam yang menarik manusia.
Siapapapun dia dan apapun statusnya, direktur, staf, orang kaya, miskin, tua, muda, akan menunaikan solat jumat. Semua sama di mata Sang Pencipta saat menghadap kepada-Nya. Sedangkan yang tidak hadir bisa karena sedang sakit, sedang dalam perjalanan atau bisa juga karena bisikan kuat dari setan yang menahan langkahnya menuju masjid.
Di beberapa masjid ada yang menyediakan makanan untuk disajikan kepada para jamaah seusai solat jumat. Ada yang menyediakan dalam bentuk paket makanan dan ada pula dalam bentuk makanan seperti pisang goreng, tempe atau tahu goreng, lemper, ketela rebus, pisang rebus dan banyak jenis lainnya.
Berbagi di hari Jumat adalah hal yang baik, seperti halnya makanan yang disediakan oleh masjid kepada jamaah solat jumat. Karena jumlahnya yang terbatas, orang akan berebut untuk mendapatkannya. Pasca salam pertanda akhir solat, orang akan bergegas menuju tempat disediakannya makanan.
Habislah seketika makanan tersebut. Terkadang hanya tersisa pisang dan ketela rebus. Gorangan dan lemper menjadi favorit. Ditambah segelas air mineral pelepas dahaga. Â
Bagi yang menyediakan, habisnya makanan menjadi hal baik karena jamaah bisa merasakan apa yang telah dibagikannya. Namun bagi sebagian jamaah yang memang juga menginginkkanya, habisnya makanan terkadang bisa menimbulkan sedikit rasa kecewa.
Sebenarnya untuk siapa makanan tersebut dibagikan? Untuk semua jamaah yang berkenan mengambilnya. Tidak memandang jamaah yang berduit atau tidak berduit. Semua mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan makanan tersebut.
Tapi ada kalanya beberapa jamaah berpikiran, "Oh itu makanan buat mereka yang kurang mampu, jadi tidak tepat saya mengambilnya". Ada pula yang membatin, "Ah cuma makanan gitu doank, saya g mau ambil".
"Mumpung gratis", begitu pikir jamaah lain yang selalu berkenan untuk mengambilnya. Dan mungkin ada pula yang mengambilnya karena dari pagi belum kemasukan makanan di perutnya.
Yang dilupakan jamaah adalah keberkahan dari makanan tersebut. Makan yang diniatkan untuk berbagi di hari Jumat itu mendapat keberkahan dari Sang Pencipta. Disajikannya saat solat jumat berlangsung hingga usai, menambah keberkahan atas setiap doa yang dipanjatkan oleh khotib saat berkhutah, imam dan juga doa dari semua jamaah.
Maka jika yang tersisa hanya pisang dan ketela rebus atau pun air mineral, lekaslah ambil. Ada keberkahan yang bisa diambil dari makanan tersebut. Tidak perlu berebut dan harunya mengambil secukupnya agar semua mendapat keberkahan dari makanan tersebut.
Paling penting adalah meniatkan hadir di masjid untuk melaksanakan ibadah solat jumat. Bukan hadir di masjid dengan niatan mendapatkan makanan seusai solat jumat. Segala amal perbuatan manusia bergantung pada niatnya.
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H