Keempat, menyepakati transportasi yang akan digunakan. Jika menggunakan mobil maka berapa mobil yang akan digunakan sesuai jumlah pemain yang ikut.
Kelima, memastikan tempat penginapan. Penginapan bisa di hotel atau tempat lainnya menyesuaikan dengan anggaran yang ada. Penginapan juga dipilih menyesuaikan lokasi GOR tempat akan dilangsungkannya pertandingan sparing.
Dari ketiga agenda sparing patner yang saya ikuti masing-masing memberikan kesan dan pengalaman yang beragam. Ketika main di Cirebon hampir semua pemain yang dibawa mengalami kekalahan termasuk saya bersama pasangan. Hanya satu pasang yang menang.
Ada satu kesalahan fatal yang dilakukan oleh saya dan teman-teman. Waktu itu siang jam 12.00 kami memutuskan untuk makan siang seafood. Semua makan besar dan merasa kenyang. Padahal permainan dimulia pukul 14.00.
Meski ada waktu sekitar 2 jam sebelum pertandingan, namun rasa kenyang masih terasa sekali saat pelaksaanaan pertandingan. Pelajaran pentingnya adalah makan secukupnya sebelum bermain bulutangkis.
Selain alasan makan sebelum pertandingan, kualitas dari lawan di Cirebon dominan lebih bagus levelnya sehingga kekelahan telak itu layak. Saya senang, karena prinsip saya adalah ketika menghadapi lawan yang levelnya di atas, itulah kesempatan untuk berlatih dan meningkatkan performa permainan.
Sambutan dari tuan rumah ramah dan hangat. Minuman dan beberapa makanan ringan disuguhkan kepada tim yang tandang. Karena tim tuan rumah membawa jumlah pemain lebih banyak, akhirnya beberapa teman termasuk saya harus main 2 kali.
Hasil sparing Bandung sangat mengejutkan. Hampir semua tim saya menang. Hanya ada satu pasang yang kalah. Hal ini dikarenakan hampir semua pemain tuan rumah adalah pemain hobi pemula yang baru berlatih bulutangkis.
Tuan rumah di Bandung memberikan sambutan yang sangat meriah. Ada banyak jenis minuman dan makanan ringan disajikan untuk tim saya. Bahkan di malam hari setelah selesai pertandingan, diadakan jamuan makan kambing bakar. Sungguh nikmat yang luar biasa.