Setelah berhasil di Yogyakarta, pada November 2023 ini WMP bersama Yayasan Save the Childern, Yayasan Kerti Praja, Pemkot Bali dan Australia Aid berencana melakukan pelepasan telur nyamuk ber-Wolbachia di Bali. Sayangnya, karena ada beberapa penolakan dari masyarakat, pelepasan tersebut dilakukan penundaan.
Penolakkan dari bebarapa masyarakat dikarenakan belum komprehensifnya sosialisasi yang dilakukan oleh WMP maupun pemerintah setempat kepada masyrakat. Selain itu, beberapa tokoh juga ada yang berkomentar tidak setuju dengan program tersebut.
Proyek Berkelanjutan WMP
"An Overview of Our Sustainability Model in Reducing Mosquito-Borne Diseases"
Metode Wolbachia dari WMP untuk mengurangi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk bersifat alami dan berkelanjutan. Menurut WPM, mereka melepas telur nyamuk dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Harapanya baik nyamuk jantan dan betina ber-Wolbachia akan kawin dengan nyamuk tanpa Wolbachia.
Bakteri Wolbachia akan diturunkan nyamuk dari generasi satu ke genarasi berikutnya. Nyamuk ber-Wolbachia akan menekan populasi nyamuk tanpa Wolbachia dan menekan perkembangan virus di dalam tubuh nyamuk. Hal ini dapat mengurangi kasus penyakit yang disebarkan melalui nyamuk.
Penelitian menunjukkan bahwa Wolbachia dapat mempertahan diri di dalam populasi nyamuk tanpa harus aplikasi ulang secara terus menerus. Hal ini merupakan pendekatan jangka panjang dan aman bagi lingkungan.
Dalam pelaksanaannya, WMP melakukan pelatihan dan dukungan kepada staf atau relawan yang direkrut dari komunitas lokal. Hal ini dilakukan agar staf dan relawan di masing-masing negara dapat melanjutkan program secara mandiri.
Selain itu WMP memberikan motivasi bahwa dengan menjadi bagian program ini maka staf atau relawan telah berkontribusi terhadap kesehatan dan kesejahteraan komunitas mereka sendiri.
Proyek WMP ini bukanlah proyek yang dilakukan dalam waktu singkat. WMP selalu memonitor dan mengevaluasi mulai dari interaksi awal dengan masyarakat, implementasi hingga pemantauan hasil berkelanjutan.