Mohon tunggu...
Akhmad Solikhin
Akhmad Solikhin Mohon Tunggu... Lainnya - Biotechnologist

Ayo Melek Sains

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Misinformasi Nyamuk Wolbachia

17 November 2023   17:03 Diperbarui: 26 November 2023   15:48 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Filariasis atau kaki gajah merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filarial yang dibawa oleh nyamuk. Jika demam berdarah dan malaria disebabkan oleh nyamuk jenis terntentu, maka Filariasis disebabkan oleh gigitan semua jenis nyamuk.

Apakah nyamuk Wolbachia berpotensi menularkan Filariasis? Berdasarkan data penelitian yang dilakukan oleh Prof Buchori, Aedes aegypti yang diinjeksi Wolbachia beresiko rendah meningkatkan jumlah nyamuk yang terinfeksi Filariasis.

Penulis belum menemukan sumber yang menjelaskan secara khusus apakah nyamuk Wolbachia bisa menghambat nyamuk ber-Filariasis. Namun yang sudah pasti nyamuk Wolbachia bisa menurunkan kasus demam berdarah.

Pemerintah sudah berupaya mengatasi kasus demam berdarah di Indonesia dengan berbagai program. Muali dari larvasidasi, fogging, kelambu 3M, Jumantik 3M, COMBI (Communication for Behavioral impact) hingga G1R1J (gerakan 1 Rumah 1 Jumantik).

(sumber: Kemenkes 2022)
(sumber: Kemenkes 2022)

Namun kasus demam berdarah di Indonesia hingga akhir tahun 2022 mencapai 143.000 kasus dan bisa saja mengalami kenaikan. Dibutuhkan inovasi teknologi lain guna meminimalisir kasus tersebut. 

Nyamuk Wolbachia terbukti berpotensi membantu meminimalisir kasus demam berdarah bersama program pemerintah lainnya.

Sangat disayangkan jika inovasi teknologi untuk mengurangi kasus demam berdarah harus terhenti karena beberapa pendapat yang belum tentu kebenarannya. Mari kita menjadi masyarkat yang bijak bersama. Jika tidak sependapat, silahkan diungkapakan namun baiknya dengan data yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sekian. Salam ayo melek sains.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun