Kajian risiko melibatkan tim independ yang terdiri 19 orang pakar dengan latarbelakang perguruan tinggi, lembaga penelitian, lembaga swadaya masyarakat dan kementerian.
Berdasarkan informasi dari Kemenkes dan Germas, kajian risiko terhadap pelepasan nyamuk Wolbachia di Indonesia dinyatakan memiliki risiko sangat rendah bahkan dalam kurun waktu 30 tahun ke depan dapat diabaikan peluang peningkatan bahayanya.
Masuk dalam program Kemenkes dan direkomendasaikan WHO.
Salah satu program Kemenkes tahun 2021 yaitu strategi nasional penanggulangan dangue 2021-2025. Dalam program tersebut teknologi nyamuk Wolabchia menjadi salah satu strateginya.
Sebagai tindak lanjut, Kemenkes mengeluarkan Keputusan Menetri Kesehatan No 1341 Tahun 2022 tentang pilot project penanggulangan dangue dengan Wolbachia yang akan dilaksanakan di 5 kota yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang dan Bontang, serta Bali.
Teknologi pengendalian vektor penyakit menggunakan nyamuk Wolbachia juga disarankan oleh Vector Control Advisory Group (VCAG) WHO pada tahun 2019. VCGA bertugas memberikan penilaian independen terhadap alat, teknologi atau pendekatan baru untuk pengendalian vektor penyakit agar dapat memberikan saran berbasis bukti.
Sebagai penutup, teknologi nyamuk Wolbachia terbukti aman dan potensial untuk diterapkan lebih luas di Indonesia. Kemenkes dan WHO mendukung berarti pakar-pakar di bidang kesehatan baik di dalam maupun di luar lembaga tersebut setuju dan menyatakan aman terkait teknologi nyamuk Wolbachia.
Pelepasan nyamuk Wolbachia harus didasarkan persetujuan masyarakat dan pemerintah setempat. Evaluasi yang konsisten dan terukur seperti yang dilakukan di Yogayakarta dapat menjadi acuan. Oleh karena itu penting melakukan sosialisasi secara benar dan secara terbuka ke masyarakat luas.
Jika ada masyarakat yang menolak, alangkah baiknya disertai dengan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Bukan hanya sekadar menolak dengan argumentasi yang lemah dan menyudutkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H