Mohon tunggu...
Akhmad Solikhin
Akhmad Solikhin Mohon Tunggu... Lainnya - Biotechnologist

Ayo Melek Sains

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Cerita Masyarakat Penikmat Bulu Tangkis

13 November 2023   02:39 Diperbarui: 13 November 2023   04:29 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulutangkis menjadi salah satu olahraga populer di Indonesia. Masyarakat di kota hingga pelosok desa mengenal olahraga tepok bulu satu ini. Tua, muda hingga anak-anak menyukainya.

Digemarinya bulutangkis bukan tanpa alasan. Indonesia termasuk negara yang konsisten dalam menelurkan pemain bulutangkis yang meraih banyak gelar di kompetisi internasional.

Sebut saja Susi Susanti, Taufik Hidayat, Liliana Natsir, Tantowi Ahmad, (Alm) Markis Kido, Hendra Setiawan, Muhamad Ahsan, Marcus Gideon dan Kevin Sajaya. Serta masih banyak pemain bulutangkis lainnya yang membanggakan nama Indonesia.

Masyarakat mengenal mereka dan banyak yang termotivasi untuk menjadi pemain profesional. Maka tak sedikit para orang tua yang mengikutkan anak mereka berlatih di klub bulutangkis agar kelak bisa menjadi pemain profesional.

Mulai dari klub di daerah hingga masuk Pelatda, lalu menjadi bagian dari klub besar level nasional seperti PB (Persatuan Bulutangkis) Djarum, PB Jaya Raya, PB Mutiara Cardinal dan PB Mansion Exist. Kemudian berlabuh menjadi bagian dari Pelatnas PBSI. Begitulah alur idealnya.

Namun tak semuanya jadi. Banyak juga anak-anak yang mengikuti klub di daerah maupun level nasional harus berhenti karena persaingan dan mungkin juga biaya. Faktanya anak-anak orang kaya yang ikut klub selalu menjadi prioritas pelatih dan bahkan menjadwalkan diri melakukan sesi latihan privat.

Cerita dari teman yang pernah menjadi bagian dari salah satu klub besar di Jakarta, dia kalah bersaing dengan pemain yang orang tuanya punya banyak modal. Karena mereka yang sering diberangkatkan turnamen dan sering diberikan privat oleh pelatih.

Semoga saja klub-klub bulutangkis saat ini lebih objektif dan profesional dalam melakukan pembinaan dan pelatihan. Tidak ada diskriminasi dengan melihat latar belakang keluarga. Yang memiliki bakat dan mau berlatih dengan keras, harus dibina dan diikutsertakan kompetisi sesuai levelnya.

Masyarakat penikmat bulutangkis

Ada masyarakat yang menjadi penikmat dengan hanya menyaksikan pertandingan bulutangkis. Baik itu pertandingan pemain profesional maupun pertandingan tarkam. Ada pula mayarakat yang menikmati bulutangkis dengan menjadikannya sebagai hobi olahraga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun