Mohon tunggu...
Akhmad Solikhin
Akhmad Solikhin Mohon Tunggu... Lainnya - Biotechnologist

Ayo Melek Sains

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Awas Mpox Rawan terhadap Penyimpang Orientasi Seksual

6 November 2023   11:42 Diperbarui: 6 November 2023   11:45 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Informasi kesehatan (sumber:freepik)

Lalu, bagaimana bisa virus Mpox ini banyak ditemukan kasusnya pada kelompok Gay dan Biseksual?

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kunci penularan Mpox adalah sentuhan kulit dan aktivitas seksual. Maka jelas kelompok Gay dan Biseksual sangat rawan. Aktivitas seks kelompok menyimpang ini juga tidak jauh dari istilah yang dikenal oral dan anal seks.

Penelitian terhadap 197 kasus konfirmasi Mpox di London pada 2022 menemukan bahwa terdapat lesi pada area genital sebanyak 56% dan lesi pada area anus 42%. Sedikit flashback ke kasus awal infeksi Mpox di Afrika pada 1970, ditemukan pula bukti lesi pada area genital dan anus laki-laki mayoritas kasus yang terjadi disana. Sedangkan penelitian lainnya yang dipublikasi di jurnal The New England Journal Medicine mengungkapkan bahwa dari 538 kasus Mpox yang terjadi pada laki-laki, ditemukan lesi pada area genital dan anal sebanyak 73%.

Apa kabar dengan Indonesia? Menurut data Kemenkes pada tahun 2012 terdapat 1 juta lebih kelompok Gay, Biseksual dan Lesbi di Indonesia. Dipastikan hingga saat ini jumlah kelompok ini semakin meningkat di Indonesia. Namun belum ada data yang mengungkap jumlah pastinya di Indonesia saat ini.

Globalisasi dan kemajuan zaman membuat pergeseran budaya antar negara semakin tak terbatas. Kasus pesta seks gay sudah banyak terungkap di Indonesia. Itu belum termasuk yang belum terungkap. Seks melalui aplikasi kencan banyak tersedia, dan ada juga yang menjajakan pekerja seks laki-laki.

Tanpa memandang sebelah mata kelompok menyimpang seperti gay dan biseksual, faktanya kasus Mpox di dunia didominasi oleh mereka. Di Indonesia, dari ke 34 kasus yang ditemukan belum diidentifikasi secara jelas penyebab penularannya. Tidak ada salahnya Kemenkes melakukan pengawasan khusus terhadap kelompok gay dan biseksual guna mencegah meluasnya penyebaran kasus Mpox di Indonesia.

Pada Agustus 2022, sebuah tulisan di media cetak Tempo pernah menyoroti pernyataan Kemenkes yang menyatakan bahwa Kemenkes harusnya tidak diskriminatif dalam pengawasan Mpox di Indonesia. Tulisan tersebut muncul setelah Kemenkes mengeluarkan pernyataan akan mengawasi kelompok LGBT untuk mengendalikan Mpox.

Hemat saya pribadi, upaya pengawasan yang dilakukan Kemenkes tersebut adalah baik karena untuk mengendalikan penyebaran Mpox. Bahkan upaya tersebut juga bermanfaat bagi kelompok LGBT sendiri guna mendukung tindakan preventif.

Penelitian terhadap pekerja seks laki-laki di China pada 2023 menunjukkan bahwa kelompok tersebut memiliki pengetahuan yang kurang terhadap Mpox dan memiliki kemauan yang tinggi untuk divaksinasi. Uniknya, penulis di media Tempo tersebut mengatakan Kemenkes telah mengeluarkan pernyataan blunder. Blunder dan diskriminatif terhadap kelompok yang riskan terhadap Mpox.

Sebagai penutup, kasus penyebaran HIV pada kelompok Gay dan Biseksual harusnya menjadi pembelajaran dan perhatian bagi semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat untuk waspada terhadap penyebaran Mpox di Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun