Mohon tunggu...
Akhmad Sugiarto
Akhmad Sugiarto Mohon Tunggu... guru IPA MTsN Batu

Guru IPA yang senang berpetuangan dg tantangan baru dan integrasi ke berbagai bidang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar dari Ikan di Laut, Inspirasi bagi Penyuluh Antikorupsi

13 November 2024   08:29 Diperbarui: 13 November 2024   08:29 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah luasnya lautan, ikan hidup dalam kondisi yang menantang. Meskipun dikelilingi oleh air asin, tubuh ikan tetap tawar, tidak terpengaruh oleh rasa asin dari lingkungan sekitar. Kehidupan ikan di laut bisa menjadi pelajaran berharga tentang ketahanan, kejujuran, dan integritas—sifat-sifat yang penting bagi penyuluh anti-korupsi dalam menjalankan perannya di masyarakat.

1. Tetap Tawar di Tengah Asin

Salah satu pelajaran menarik dari ikan laut adalah kemampuannya untuk tidak terpengaruh oleh asin yang ada di sekelilingnya. Ikan memiliki mekanisme tubuh yang mengatur kadar garam, sehingga meskipun air laut mengandung garam, tubuhnya tidak menyerapnya secara berlebihan. Ini adalah analogi kuat bagi seorang penyuluh anti-korupsi. 

Mereka dikelilingi oleh lingkungan yang kadang dipenuhi godaan suap, ketidakjujuran, serta praktik-praktik yang bertentangan dengan integritas. Namun, seperti ikan yang tetap tawar di lautan, seorang penyuluh anti-korupsi harus bisa menjaga kejujurannya tanpa terpengaruh oleh praktik kotor di sekitarnya.

Penyuluh anti-korupsi yang baik harus memiliki self-control—kemampuan untuk mengendalikan diri, tetap jujur, dan tidak tergoda oleh arus ketidakadilan atau praktik-praktik buruk. Seperti halnya ikan, sel-sel tubuh penyuluh ini seolah-olah bekerja menjaga dirinya agar tidak “terasin,” artinya tidak terpengaruh oleh sistem yang bisa merusak karakter.

2. Terus Bergerak untuk Tetap Hidup

Ikan akan terus bergerak di dalam air untuk mencari makanan, melindungi diri dari ancaman, dan menghindari stagnansi. Kehidupan ikan adalah kehidupan yang dinamis; mereka terus bergerak untuk memastikan kelangsungan hidup. 

Dalam konteks kehidupan kita, pergerakan ini mencerminkan keaktifan dan kesungguhan untuk berusaha menjadi lebih baik. Jika ikan berhenti bergerak, mereka akan mati, begitu pula kita, jika tidak melakukan perubahan atau pergerakan positif, kita akan terjebak dalam stagnasi yang sama berbahayanya.

Bagi seorang penyuluh anti-korupsi, terus bergerak berarti terus berjuang dan konsisten mengedukasi masyarakat, tidak menyerah walaupun tantangan datang silih berganti. Korupsi adalah masalah besar yang telah mengakar dalam sistem; tanpa pergerakan yang gigih, usaha untuk memberantasnya hanya akan menjadi sia-sia. 

Seorang penyuluh harus terus bergerak, menyampaikan pesan dan nilai anti-korupsi dengan ketekunan dan keberanian, sekalipun mungkin tidak selalu mendapatkan dukungan penuh atau penghargaan yang setimpal.

3. Integritas dan Tanggung Jawab, Seperti Ikan yang Tidak Mengikuti Arus

Di alam, ikan tidak selalu mengikuti arus laut. Banyak dari mereka yang berenang melawan arus untuk mencari makanan atau tempat yang aman. Ini adalah pelajaran penting: sering kali, jalan yang benar tidak sejalan dengan jalan yang diambil kebanyakan orang. Dunia korupsi adalah dunia yang penuh dengan godaan untuk menghalalkan segala cara. 

Tetapi seperti ikan yang tidak terhanyut dalam arus, seorang pejuang anti-korupsi harus mampu bertindak berlandaskan integritas, tidak terpengaruh oleh arus dunia yang cenderung tidak bertanggung jawab dan penuh penyimpangan.

Penyuluh anti-korupsi diharapkan dapat berdiri tegak meski di tengah lingkungan yang korup. Integritas adalah kekuatan utama mereka. Ketika sebagian masyarakat lebih memilih jalan pintas, penyuluh anti-korupsi tetap berpegang pada prinsip yang benar, tidak tergoda oleh tawaran uang atau kepentingan sesaat yang hanya merugikan bangsa.

4. Kesederhanaan dan Kejujuran: Pilar yang Menjadi Panutan

Ikan hidup dalam kesederhanaan; mereka tidak pernah menuntut lebih dari yang diperlukan untuk bertahan hidup. Di tengah dunia yang penuh dengan kerakusan dan pemborosan, penyuluh anti-korupsi perlu menunjukkan sikap sederhana, tidak tergiur oleh kemewahan yang didapatkan dari cara-cara yang tidak bertanggung jawab. 

Kesederhanaan ini bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan. Seseorang yang hidup dengan sederhana cenderung lebih fokus pada tujuan yang luhur dan tidak mudah tergoda untuk menyimpang.

Kejujuran dan kesederhanaan adalah nilai yang sangat mendasar bagi pejuang anti-korupsi. Mereka adalah panutan di tengah masyarakat, menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada harta, melainkan pada kedamaian hati yang dirasakan karena hidup dalam kebenaran dan integritas.

5. Ketahanan Melawan Dunia Suap, Malas, dan Boros

Korupsi sering kali tumbuh subur di lingkungan yang penuh suap, kemalasan, dan keborosan. Seperti ikan yang tahan hidup dalam kondisi air laut yang keras dan penuh tantangan, seorang penyuluh anti-korupsi harus tahan banting menghadapi realitas sosial ini. 

Dunia di sekitar mereka mungkin terbiasa dengan perilaku suap-menyuap dan pemborosan, namun seorang pejuang anti-korupsi tidak boleh membiarkan dirinya larut dalam kebiasaan tersebut.

Ketahanan terhadap berbagai pengaruh negatif ini membutuhkan mental yang kuat dan pemahaman mendalam akan visi yang diemban. Seorang penyuluh anti-korupsi harus percaya bahwa perjuangannya memiliki tujuan yang mulia untuk masa depan bangsa yang lebih bersih dan adil. Mereka terus melawan kebiasaan buruk di masyarakat, menjadi teladan bahwa perubahan positif bisa dimulai dari seorang individu yang berani.

Kesimpulan

Belajar dari ikan yang hidup di laut mengajarkan kita untuk memiliki integritas, ketekunan, dan ketahanan. Penyuluh anti-korupsi, layaknya ikan yang tetap tawar di tengah air laut yang asin, harus terus menjaga nilai-nilai positif di tengah masyarakat yang kadang penuh tantangan moral. 

Meskipun tidak selalu mendapatkan dukungan penuh atau penghargaan materi, peran penyuluh anti-korupsi sangat penting bagi pembangunan karakter bangsa.

Seperti ikan yang terus bergerak, penyuluh anti-korupsi harus tetap bergerak, memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, tanggung jawab, dan kejujuran dalam masyarakat. Mereka adalah pahlawan sejati yang, dengan integritas dan kerja kerasnya, menginspirasi kita semua untuk tetap berdiri di jalur yang benar. 

Meskipun tantangan besar menanti, mereka percaya bahwa perubahan akan terjadi jika kita konsisten melawan korupsi. Inilah semangat sejati seorang pahlawan anti-korupsi—melindungi masa depan bangsa dengan integritas dan keberanian, terlepas dari segala rintangan yang menghadang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun