Mohon tunggu...
Akhi Syabab Ahmad
Akhi Syabab Ahmad Mohon Tunggu... Programmer -

Founder PengangguranExpert yang sekarang masih berstatus mahasiswa. Kerja sebagai web app developer part time

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Gara-gara "Dia", Aku Seperti Sampah "Zaman Now"

10 Juni 2018   18:18 Diperbarui: 10 Juni 2018   18:22 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapakah "Dia"?

Ada sesuatu yang menarik untuk saya bahas mengenai sesuatu yang dimiliki semua orang di dunia dari jaman dulu hingga nanti. Entah sampai kapan saat dunia sudah tanpa manusia. Yap... sesuai judul, "Gara-gara dia, Aku jadi sampah jaman now!!!! Dia disini yang saya maksut adalah sifat malas.

Iya malas, semua orang tahu dan akan mengakui sifat ini dimiliki masing-masing. Bahkan hampir setiap hari kita merasakan itu. Hal sederhana saja, mungkin ada sebagian dari pembaca tulisan ini familiar dengan kata "Males Mandi". Padahal jika dipikir, jarak tempat tidur dengan kamar mandi sejauh 1km kah? kita perlu beberapa jam untuk mandi kah?. Ya, itu salah satu contoh "Males" yang umum dan tidak begitu berdampak besar. Kembali ke topik mengapa saya agak tegas dengan kata-kata "sampah jaman now?". 

Contoh kasus

Sering gak sih kita lihat orang kuat badanya, sehat jasmani rohani tapi mengemis? apakah yang anda rasakan jika melihat orang seperti itu. Hal itu pun dirasakan oleh nenek saya. Beliau bilang "Ngonoiku wong keset" jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia adalah "Seperti itu orang malas". Itu hanya contoh satu dari sekian banyak kasus yang ada. Kita coba jabarkan  mengapa "Males" membuat kita menjadi sampah.

Saat tulisan ini dibuat, status saya adalah mahasiswa semester akhir, dan bekerja menjadi programmer part time secara remote. Males versi maksimal pernah saya rasakan hingga tidak bekerja selama beberapa hari. Setelah beberapa hari saya pahami, secara jasmani rohani sehat, saya mampu, kenapa tidak bekerja? sehingga saya menganggap diri saya seperti sampah yang tidak berguna. Hal ini apakah pernah anda rasakan juga?

Tips

Memang tidak bisa kita hindari sifat "Males" ini. Memang Tuhan menciptakan saling berpasangan, ada rajin berarti ada malas. Jika tidak ada malas berarti tidak ada sebutan rajin karena ada rajin berkat ada malas. Jika "Dia" menghampiri anda, ini ada beberapa tips dari saya yang bisa merubah saya sesuai pegalaman pribadi.

1. Jika anda malas suatu hal, lakukan hal lainya. Contoh saat saya menulis ini, sebetulnya saya sedang malas nulis kode program :D , akhirnya saya curhat disini yang kemungkinan bisa bermanfaat.

2. Anggap malas adalah penyakit. Apakah anda pengen dikatakan penyakitan?

3. Obat paling mujarab "Males" adalah "Mulai" dengan disertai anda akan sukses dibelakang dan paksaan. Contoh saat saya malas kerja coding, saya kemudian paksa menghidupkan laptop dan buka pekerjaan saya. Pikiran saya harus positif bahwa selesai pekerjaan ini hal besar akan menghampiri saya. Benar saja, bos saya puas dengan pekerjaan saya hari itu, bahkan melebihi hari-hari sebelumnya. Cukup aneh bukan pekerjaan hasil melawan malas malah lebih powerfull.

4. Coba anda pikir jika anda menjadi "pekerjaan" anda. Coba ganti pengertian males menjadi membuang waktu sia-sia. Bukankan disia-siakan hal yang sakit bukan? Bukankah "pekerjaan" itu merupakan hal yang sangat penting, mengapa anda sia-siakan?

5. Cari penyemangat. Banyak sekali sumber yang bisa dijadikan media penyemangat. Bisa melalui buku dengan tema semangat, berpikir positif, dan sebagainya. Bisa juga berupa video. Coba browsing di youtube. Banyak sekali video penyemangat yang dapat diakses dengan mudah. Gratis...... (beli kuota internet dulu :D )

Yap, hanya beberapa baris tulisan yang bisa saya bagikan. Jika bermanfaat saya ikut senang. Semoga kita tidak jadi sampah jaman now hehe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun