Infeksi parasit, penyakit inflamasi kronis, atau gangguan genetik yang mendasari anemia harus ditangani untuk mengoptimalkan terapi.
4. Edukasi Gizi
Program pendidikan di sekolah tentang pentingnya pola makan seimbang dapat membantu remaja memahami kebutuhan nutrisi mereka.
5. Pemeriksaan Kesehatan Rutin
Pemeriksaan kadar hemoglobin secara berkala dapat mendeteksi anemia lebih dini dan memungkinkan intervensi tepat waktu.
6. Peran Orang Tua dan Masyarakat
Orang tua memiliki peran penting dalam memastikan remaja mengadopsi kebiasaan makan yang sehat. Dukungan komunitas, seperti kampanye kesehatan, juga berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat.
Anemia pada remaja putri adalah masalah kesehatan yang kompleks, melibatkan faktor fisiologis, nutrisi, dan sosial. Dampak jangka panjang anemia meliputi gangguan pertumbuhan, penurunan kinerja akademik, dan masalah kesehatan reproduksi. Penanganan anemia membutuhkan pendekatan yang komprehensif, termasuk peningkatan asupan nutrisi, suplementasi, serta pengelolaan penyebab dasar.
Kolaborasi antara pemerintah, sekolah, tenaga medis, dan masyarakat sangat penting untuk mengurangi prevalensi anemia pada remaja putri. Dengan langkah-langkah yang tepat, generasi muda dapat tumbuh sehat dan berdaya, memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H