Identitas sosial mendefiniskan kelompok sebagai Kumpulan orang-orang yang mengkategorikan diri mereka sebagai bagian dari kategori sosial yang sama. Kesamaan ini mereka bangun dengan menginternalisasikan atribut-atribut yang menentukan identitas sosial. konsep yang merujuk pada bagaimana individu mendefinisikan diri mereka berdasarkan keanggotaan dalam kelompok sosial tertentu, seperti etnis, agama, gender, profesi, atau hobi. Identitas sosial mencakup perasaan, nilai, dan makna yang dikaitkan seseorang dengan keanggotaan dalam kelompok tersebut, serta bagaimana kelompok tersebut memengaruhi pandangan diri mereka dan interaksi mereka dengan orang lain.
Oleh karena itu, strategi komunikasi sangat penting dalam membangun identitas sosial. Komunikasi memungkinkan seseorang untuk menyampaikan dan mendapatkan gagasan, informasi, dan nilai-nilai- sosial yang penting untuk membangun identitas mereka. Melalui komunikasi, sesorang dapat membangun koneksi dengan orang lain, dan juga dapat memahami dan memperluas pemahaman tentang budaya dan nilai yang ada dalam masyarakat. Dengan strategi komunikasi yang baik, seseorang dapat memperluas pemahaman tentang dirinya dan juga orang lain.
Dengan berkembangnya teknologi dan konektivitas internet semakin luas, komunikasi jarak jauh menjadi semakin mudah dan instan. Orang-orang menjadi mudah untuk terhubung dengan kerabat atau teman di berbagai wilayah tanpa batas hanya dalam itungan derik melalui aplikasi dalam bentuk pesan instan ataupun video. Media sosial menjadi platform yang banyak digunakan oleh orang-orang dalam komunikasi sosial di era digital. Platform media sosial seperti Instagram, Twitter, dan TikTok tidak hanya menjadi sarana komunikasi, melainkan juga sarana untuk membentuk identitas seseorang. Setiap pengguna dapat menampilkan citra diri mereka melalui unggahan mereka, yang terkadang berbeda dengan realitas aslinya. Media sosial juga telah menjadi sarana dalam pembentukan opini public di Indonesia, terutama terkait isu-isu sosial dan politik. Hal ini menunjukkan peran signifikan teknologi digital dalam membentuk wacana publik dan partisipasi demokratis masyarakat. (Nugroho & Sari, 2020).
Dalam konteks persepsi diri, pengguna media sosial seringkali menampilkan versi "terbaik" dari diri mereka melalui unggahan foto, video, tauapun status yang telah dipilah dengan cermat. Proses seleksi dan penyuntingan konten ini dapat menciptakan kesenjangan antara realitas offline dan representasi online seseorang, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi bagaimana mereka memandang diri sendiri. Platform-platform ini menyediakan sarana bagi  setiap orang untuk mengeksploarasi dan mengekspresikan diri dari berbagai identitas mereka, mulai dari gaya hidup, komedi, hingga politik. Melalui akun media sosial, seseorang dapat memilih untuk menonjolkan aspek-aspek tertentu dari identitas mereka yang mungkin tidak selalu dapat diekspresikan secara bebas dalam interaksi offline.
Di kalangan remaja Indonesia menunjukkan bahwa intensitas penggunaan media sosial berkorelasi positif dengan tingkat kesadaran akan citra tubuh. Remaja yang lebih sering terpapar konten "body goals" di media sosial cenderung memiliki tingkat ketidakpuasan terhadap tubuh mereka sendiri yang lebih tinggi. Fenomena ini menggambarkan bagaimana media sosial juga dapat membentuk standar kecantikan dan kesempurnaan yang tidak realistis, yang pada akhirnya mempengaruhi persepsi diri penggunanya. (Pratiwi & Suprapti, 2022)
Strategi dan komunikasi digital yang efektif telah menjadi elemen kunci dalam lanskap bisnis dan sosial kontemporer, terutama di era di mana teknologi informasi berkembang pesat. Di Indonesia, sebuah negara dengan penetrasi internet yang tinggi dan populasi pengguna media sosial yang besar, pentingnya strategi digital yang tepat semakin menonjol dalam beberapa tahun terakhir.
Salah satu aspek kunci dari komunikasi digital yang efektif adalah personalisasi. Dengan memanfaatkan data pengguna dan analitik, organisasi dapat menyesuaikan pesan mereka untuk resonansi yang lebih baik dengan audiens target. Namun, ini juga memunculkan pertanyaan etis tentang privasi dan penggunaan data. Konsumen Indonesia semakin sadar akan nilai data pribadi mereka dan mengharapkan transparansi dari merek dalam penggunaan informasi tersebut. Oleh karena itu, strategi digital yang efektif harus menyeimbangkan personalisasi dengan penghormatan terhadap privasi pengguna. (Pratama & Suryani 2022).
Efektivitas komunikasi digital terletak pada kemampuannya untuk menjangkau audiens yang tepat dengan pesan yang relevan pada waktu yang tepat. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang perilaku konsumen digital, preferensi platform, dan tren konten yang sedang berkembang. Dalam konteks Indonesia, di mana penggunaan smartphone dan aplikasi pesan instan sangat tinggi, strategi yang berfokus pada mobile-first dan konten yang mudah dibagikan cenderung lebih efektif
Faaizah, N (2023). Apa Itu Identitas Sosial? Begini Pengertian dan Contohnya. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6926672/apa-itu-identitas-sosial-begini-pengertian-dan-contohnya
Dafit (2023). Komunikasi dan Pembentukan Identitas Sosial Masyarakat. https://www.kompasiana.com/fitriawardani8538/64c531b6633ebc671317b9a2/komunikasi-dan-pembentukan-identitas-sosial-masyarakat#:~:text=Komunikasi%20memainkan%20peran%20krusial%20dalam,penting%20dalam%20membentuk%20identitas%20mereka.
Nugroho, A. C., & Sari, D. A. (2020). Media sosial dan pengaruhnya terhadap pembentukan opini publik di Indonesia. Jurnal Komunikasi, 12(1), 47-60.
Pratiwi, S. A., & Suprapti, V. (2022). Pengaruh intensitas penggunaan Instagram terhadap body image pada remaja perempuan di Surabaya. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, 11(1), 1-12.
Pratama, B. I., & Suryani, T. (2022). Persepsi konsumen Indonesia terhadap penggunaan data pribadi dalam personalisasi iklan digital. Jurnal Siasat Bisnis, 26(1), 1-16.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H