Mohon tunggu...
Akhdan
Akhdan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya sangat senang bercerita, semoga kamu senang membacanya

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Timbal Balik Sebuah Rasa

3 Juli 2023   19:36 Diperbarui: 3 Juli 2023   19:46 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak hari pertama aku masuk SMA, Manila sudah mencoba mendekatiku. Manila orang yang cukup menggemaskan dan ceria, Manila sering sekali menemuiku hanya untuk memberi wajah senyum manisnya kepadaku, sebagai anggapan bahwa dia selalu senang bertemuku. Walaupun kami tidak di kelas yang sama, tetapi setiap bertemu ia selalu mencoba berbagai hal untuk mendekatiku.

"Hai Aldo, kamu beli makan apa itu?" ucap Manila ketika bertemu aku di kantin

"Aku beli mie ayam" ucapku seadanya

"Wah, pasti enak. Sayang sekali kita tidak sekelas yah" jawab Manila dengan gayanya yang selalu ceria

Aku selalu mencoba bersikap selayaknya teman yang baik ketika bertemu Manila. Walaupun aku tau ia menyukaiku. Tapi, aku masih punya Rona yang menjadi incaranku di kelas. Aku dan Rona sebenarnya sudah dekat sejak lama, tapi kita berdua belum sama-sama jujur terhadap perasaan kita.

Tahun kedua di SMA, ternyata kelas kami diacak. Aku berpisah kelas dengan Rona, tapi Manila menjadi sekelas denganku. Ketika aku masuk kelas pertama kali di tahun kedua tersebut, Manila sudah meminta aku duduk di sebelahnya, namun aku menolaknya dengan baik. Ya, seperti itulah Manila yang selalu berusaha dengan berbagai caranya untuk mendekatiku.

"Aldo, kita kan sekelas, aku minta nomormu ya, untuk menanyakan tugas" pinta Manila

"Nomorku sudah ada di grup kelas, kamu tinggal menyimpannya saja" jawabku dengan santai

Manila menjadi sering menghubungiku, aku pun menanggapinya dengan baik. Lagipula hubunganku dengan Rona sudah tidak sejalan lagi semenjak kami berpisah kelas. Jadi, kupikir tidak ada salahnya untuk aku mulai memberi timbal balik yang baik pada Manila. Hal ini berujung dengan Manila dan Aku yang menjadi semakin dekat.

Namun, hari itu aku melihat Manila secara diam-diam pulang sekolah bersama sahabatku, ternyata mereka selama ini sudah berpacaran secara diam-diam. Aku merasa dikhianati dan marah sekali, namun di satu sisi, aku merasa kasihan dengan sahabatku, yang berarti Manila selama ini berselingkuh dengan aku, dan menutupinya dari sahabatku. Rencanaku bulat, balas dendam rasa dikhianatiku harus dijalankan.

"Aku memberimu sesuatu di dalam laci meja kelas, nanti kamu lihat ya" pintaku pada Manila

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun