Mohon tunggu...
Akhaya Noella
Akhaya Noella Mohon Tunggu... Freelancer - Saya adalah seorang mahasiswa

Seorang mahasiswa yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Peran Mahasiswa Milenial Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0

29 Mei 2019   01:27 Diperbarui: 29 Mei 2019   01:46 19296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Revolusi Industri merupakan sebuah perubahan secara besar-besaran di berbagai bidang kehidupan manusia seperti manufaktur, pertanian, pertambangan, transportasi, serta teknologi. Tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan-perubahan yang terjadi akan memiliki dampak pada kondisi ekonomi, sosial, dan budaya yang ada di dunia khususnya Indonesia. 

Revolusi industri sendiri sudah memasuki empat tahap, dimulai pada abad ke-18 dan terus berkembang hingga di abad ke-21, dimana revolusi industri 4.0 mulai di gemakan. Mungkin bagi sebagian dari kita sudah tidak asing lagi mendengar kata revolusi industri 4.0. Pasalnya revolusi industri 4.0 sedang hangat diperbincangkan oleh pemerintah Indonesia, yang kabarnya Indonesia sedang mempersiapkan diri untuk memasuki era revolusi industri 4.0. Tidak sampai disitu  revolusi industri 4.0 sendiri juga sempat disinggung dalam debat capres pada tanggal 31 April 2019 yang lalu. Tak ayal banyak dari masyarakat Indonesia yang mulai mempertanyakan apa itu revolusi industri 4.0.

Sebelum kita mengenal lebih dalam mengenai revolusi industri 4.0, ada baiknya jika kita mengetahui bahwa revolusi industri pertama kali terjadi pada abad ke-18 di Britania Raya dan  ditandai dengan ditemukannya mesin uap, seiring dengan perkembangan zaman terjadilah revolusi industri yang kedua dimana teknologi mesin uap mulai bergeser dan digantikan dengan elektrifikasi atau listrik, lalu revolusi industri ketiga pun berlanjut ketika ditemukannya komputer, hingga sekarang terbentuklah revolusi industri keempat yang ditandai dengan ditemukannya internet beserta teknologi digital. 

Revolusi industri 4.0 pertama kali dikemukakan oleh Profesor Klaus Schwab yang ditulis pada bukunya yang berjudul "The Fourth Industrial Revolution" dimana dalam buku ini menyatakan bahwa revolusi industri 4.0 secara fundamental dapat mengubah cara hidup manusia, bagaimana manusia berinteraksi dengan sesama, dan bekerja.

Seperti yang dapat kita lihat di zaman sekarang dengan adanya peranan teknologi di berbagai aspek kehidupan manusia, maka pekerjaan manusia dapat menjadi lebih mudah serta efisien. Di satu sisi hal tersebut akan sangat menguntungkan bagi negara Indonesia khususnya dalam bidang ekonomi. 

Tetapi disisi lain perkembangan teknologi yang pesat ini ditakutkan dapat mengambil alih kehidupan manusia sehingga membuat kekacauan dalam tatanan masyarkat. Seperti contoh adalah hilangnya lapangan pekerjaan. Hal tersebut turut didukung oleh pernyataan yang diungkapkan oleh McKinsey Global Institute yang menyebutkan bahwa diprediksi revolusi industri dapat menghilangkan kurang lebih 8

00 juta lapangan pekerjaan karena telah digantikan oleh robot. Tentu saja hal ini merupakan sebuah tantangan bagi para mahasiswa Indonesia untuk dapat bersaing di dunia global. Oleh karenanya di era revolusi industri 4.0 ini penting sekali peran perguruan tinggi untuk membekali mahasiswanya dengan berbagai softskill yang dapat mengembangkan potensi serta kreativitas dan juga inovasi. 

Sehingga nantinya ketika lulus para mahasiswa tersebut dapat bersaing serta membuka lapangan kerja baru . Hal ini turut diperkuat oleh pernyataan Mohamad Nasir selaku Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang mengatakan bahwa mahasiswa merupakan pemeran utama dalam menghadapi tantangan revolusi industry 4.0. Oleh karenaya mahasiswa harus mengembangka potensinya semaksimal mungkin selama kuliah di kampus, tidak hanay di bidang kaademik namun juga kreativita da inovasi. 

Hal ini disampaikan oleh Menristekdikti pada Senin (15/4) ketika memberikan kuliah umum di Universitas Mataram. Terdapat beberapa softskill yang sangat penting untuk diasah dan dimiliki oleh mahasiswa di era revolusi industry 4.0, yaitu: kemampuan dalam berbahasa asing, kemampuan dalam memecahkan masalah, public speaking, kemampuan dalam berkomunikasi, kemampuan untuk berpikir kritis, serta kepemimpinan. 

Dengan dikuasainya kemampuan-kemampuan tersebut maka ketika mahasiswa tersebut lulus ia akan memiliki nilai tambah untuk dapat bersaing di dunia global. Oleh sebab itu dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak seperti pemerintah dan juga perguruan tinggi supaya dapat mencetak mahasiswa millennial sebagai Sumber Daya Manusia yang kreatif dan inofativ yang mampu bersaing dan menyiptakan lapangan pekerjaan baru di era revolusi industry 4.0.

Sumber :

https://ristekdikti.go.id/kabar/menristekdikti-mahasiswa-pemeran-utama-menghadapi-era-revolusi-industri-4-0/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun