Pada awal seseorang di lahirkan di dunia secara biologis anak atau bayi laki-laki dan perempuan memang sudah berbeda. Yang pasti dapat di bedakan antar keduanya yaitu, Â kalau bayi laki-laki di berikan permainan yang seperti mobil-mobilan, robot-robotan dan lain-lain, sedangkan kalau bayi perempuan akan di berikan permainan seperti masak-masakan, boneka dan lain-lain yang melalui ini semuanya akan membentuk peran akan pria dan wanita yang sangat berbeda secara psikologis maupun sosiologis.
Gender adalah salah satu dimensi sosbud seseorang sebagai laki-laki dan perempuan gender mempunyai peran suatu harapan yang akan menetapkan bahaimana laki-laki dan perempuan harus bisa berfikir, bertindak dan mempunyai perasaan
Yang di maksud dengan gender adalah pembedaan peran laki-laki dan perempuan yang menjadi patokan adalah sifat, peran, atribut, perilaku dan sifat yang mana tumbuh kembang seseorang dalam masyarakat dan di bagi menjadi peran yang reproduksi, produktif serta peran sosial kepada masyarakat.
Orang tua memiliki peran besar dalam perkembangan gender ini karena gender adalah awal yang paling penting dalam suatu hubungan komunikasi. Pola yang akan menjadikan peran ini dapat membentuk karakter atau sifat individu terhadap pekembangan gendernya. Perilaku orang tua juga akan menjadikan identitas sesorang yang akan menunjukkan perbedaan orang tersebut dengan lainnya.
Orang tua juga harus bisa membedakan perlakuan maupun mendidik terhadap anak laki-laki dan perempuan.
Seorang anak perempuan cenderung lebih pasif dan tergantung, sedang kan seorang anak laki-laki harus menjadi pemimpin yang tegas dan lebih aktif mengapa begitu karena seorang laki-laki akan pintar bersaing dalam lingkup masyarakat unutk bekerja. Sedangkan seorang anak perempuan esok akan menjadi ibu dari anak-anaknya kelak dalam keluarga kecilnya, secara biologis seorang laki- laki lebih kuat dari pada seorang perempuan.Â
Seorang laki-laki pasti mendapatkan tugasdan tanggung jawab yang lebih berat contohnya bekerja mencari nafkah bagi keluarga kalau sudah berumah tangga, sedangkan seorang anak perempuan akan jauh lebih ringan dan melakukan tugas yang ringan contohnya jadi ibu rumah tangga. Bisa di katakan seorang pria yaitu lebih berorientasi ke publik sedangkan seorang perempuan lebih ke berorientasi domestik
Maccobyy & jacklin(ihromi 2004) menjelaskan dua teori yaitu: teori reinfocement, dan teori imitasi.
Teori Reinfocemen
Penghargaan berupa pujian pada anak harus selalu di berikan ketika anak sudah melakukan hal yang positif, dan juga harus memberikan hukupan pada anak karena jika anak tidak di berikan imbangan antara penghargaan dan pujian maka kemungkinan mungkin masa depannya seorang anak akan menjadi apa yang tidak seperti kita ingin kan.
Menekankan kembali pernghargaan atau hukuman, hal ini akam memicu anak yang bertingkah laku sesuai gendernya. Perkembangan jenis kelamin pada anak-anak akan terjadi di mitasi dan observasi serta perlakuan yang haru sesuai dengan gendernya melalui proses hukuman maupun pujian yang hanya di alami seorang anak khususnya perilaku yang tidak sesuai dengan gendernya. Sosialisasi represif akan sangat menitik beratkan pada perilaku yang salah atau hukuman dan mencontoh kan hal yang baik pada anak, hukuman dan imbalan harus dengan bentuk yang bersifat matrial.
Teori Imitasi
Anak di rumah kepada anggota keluarga dia akan menirukan gerak gerik serta tingkah laku yang memang sama dengan gendernya. Anak akan mulai mengidentifikasikan dirinya sendiri dengan orang dewasa yang mempunyai gender yang sama. Pada anak usia 5 - 6 tahun, anak akan dengan sendirinya akan menghentikan ketertarikan karena akan timbul kecemasan pada dirinya sendiri lalu anak mengidentifikasikan dirinya sendiri secara tidak langsung sudah mengadopsi karakteristik dari orang tua tersebut.
Peran orang tua di rumah secara bergantian akan lebih menekan identitas gender dari anak tersebut, masalah yang biasanya  muncul adalah ketika si anak laki-laki serumah dengan seorang ibu janda atau single parent anak akam mengikuti peran kepada orang tua yang berbeda gendernya sehingga anak akan tidak di sukai oelh temannya misalnya seorang anak perempuan yang bersifat seperti laki-laki dia akan sering diejek temannya (tomboy).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H