Mohon tunggu...
Akbarlian Putra
Akbarlian Putra Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah, agar engkau dicatat oleh peradaban.

Pemuda melankolis berwajah antagonis. Pemuja sastra, Gila diksi dan metafora. Pecinta kopi pahit, Boros tak pernah bisa irit, dan bila berbicara suka berbelit-belit. Hidup dibumi, ditanah sumatera dibagian selatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Sajak Laut yang Kesepian

23 Februari 2019   05:23 Diperbarui: 23 Februari 2019   06:02 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kau datang aku sedang duduk sendiri,
Menikmati kesendirian ku tanpa apa-apa, tanpa siapa-siapa. Hanya aku, sendiri.
Tanpa keramaian, Tanpa kesakitan, Mungkin tanpa perasaan.

Germuruh lautan silih berganti berkumandang,
Camar-camar terbang silih berganti menghias langit berteman angin,
Tapi karang tetap lah diam
Menyembunyikan rasa, mungkin ia kesepian.

Andai saja kau tau, Bagaimana rupa ku--Bagaimana rasaku.
Mungkin langit akan menangis dan rintik hujan kan menghibur ku.

Gejolak rasa menggebu bagai angin yang meniupkan butiran embun ke tepian.
Riak ombak ramai, seolah pertanda kebebasan,.

Jauh di dalam sana ada sisi gelap yang tak terjamah cahaya.
Menyimpan puing-puing sisa permukaan yang tenggelam;
Sisa sisa perasaan yang terbawa gelombang berharap di lupakan.

Jauh di dalam sana, dari balik kegelapan Samudra.
ada suara yang ingin di dengar,
Suara yang tak pernah tersampaikan ke permukaan;
Sebab karang angkuh tak pernah bergeming, meski ribuan kali diteriaki sang ombak.

Aku duduk sendiri berteman sepi,
Menikmati bisik-bisik angin dari Samudera luas,
Menyamakan rasa antara jiwa dan Samudra.

Ketika kau datang sebenarnya aku tak sedang diam,
Hati ku bergemuruh bak ombak, meski raga ku diam.
Aku tak ingin berteriak kepada mu, seperti ombak meneriaki karang.

Biar rasa ini tetap sunyi, bersembunyi di dalam lautan.
Di lubuk hati paling dalam, tempat segala rahasia tersimpan rapi nan sepi.

"Sajak Laut Yang Kesepian"
AKBRLNPTRA 23 Februari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun