Mohon tunggu...
Akbar Bintang Ananda
Akbar Bintang Ananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Hubungan Internasional Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Liberalisme pada Ekonomi Internasional: Kebebasan, Globalisasi, dan Tantangan

14 Maret 2024   12:11 Diperbarui: 14 Maret 2024   14:39 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Definisi Liberalisme Ekonomi

Liberalisme ekonomi mengacu pada ideologi yang mendukung gagasan sistem ekonomi yang diatur oleh hak-hak individu. Artinya, pemerintah menahan diri untuk tidak terlibat dalam kegiatan industri dan komersial dan tidak boleh mencampuri hubungan ekonomi antar individu, kelompok orang, kelas, atau seluruh negara.

Kekayaan dan properti adalah dua pilar liberalisme ekonomi. Hal ini merupakan fondasi kapitalisme dan menantang kebijakan yang memandu kebijakan tersebut sembari memanfaatkan preferensi negara. Perdagangan bebas , deregulasi , pengurangan pajak, privatisasi , dan fleksibilitas pasar tenaga kerja merupakan ciri-ciri yang terdapat di negara yang secara ekonomi liberal.

Fondasi Teori Liberalisme Ekonomi Internasional

Dasar pemikiran liberalisme ekonomi dalam konteks internasional didasarkan pada prinsip-prinsip yang menekankan pentingnya perdagangan bebas, investasi asing, dan interdependensi ekonomi antarnegara. Salah satu teori paling berpengaruh dalam konteks ini adalah Teori Keuntungan Komparatif oleh David Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa perdagangan antarnegara dapat meningkatkan kesejahteraan bersama melalui spesialisasi dan perdagangan barang di mana setiap negara memiliki keunggulan komparatif.

Kebebasan perdagangan dianggap sebagai salah satu aspek paling penting dari liberalisme ekonomi internasional. Dengan mengurangi atau menghapus hambatan perdagangan seperti tarif, kuota, dan pembatasan lainnya, negara-negara diharapkan dapat mengakses barang dan jasa dari pasar global dengan lebih efisien. Selain itu, liberalisme ekonomi memandang investasi asing sebagai sarana untuk mengalirkan modal dan teknologi antarnegara, yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan.

Pilar-pilar Liberalisme Ekonomi Internasional

  1. Perdagangan Bebas: Liberalisme menekankan pentingnya perdagangan bebas sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan pertumbuhan ekonomi. Dengan memfasilitasi aliran barang dan jasa tanpa hambatan, negara-negara diharapkan dapat memanfaatkan keunggulan komparatif mereka dan menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi.
  2. Investasi Asing: Investasi asing dianggap sebagai motor pertumbuhan ekonomi global dalam paradigma liberalisme ekonomi internasional. Dengan menyediakan akses ke modal dan teknologi dari luar negeri, investasi asing dapat membantu negara-negara berkembang dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mengurangi kesenjangan pembangunan.
  3. Interdependensi Ekonomi: Liberalisme ekonomi mengakui pentingnya interaksi ekonomi antarnegara dalam menciptakan kondisi untuk perdamaian dan stabilitas internasional. Ketergantungan ekonomi yang saling menguntungkan dianggap dapat mengurangi kemungkinan konflik antarnegara dan mendorong kerja sama ekonomi yang lebih erat di antara negara-negara.

Tantangan dan Kritik terhadap Liberalisme Ekonomi Internasional

Meskipun memiliki banyak keunggulan, liberalisme ekonomi internasional tidak lepas dari tantangan dan kritik yang harus dihadapinya:

  1. Kesenjangan dan Ketidaksetaraan: Salah satu kritik utama terhadap liberalisme ekonomi adalah bahwa dalam praktiknya, sistem ini cenderung meningkatkan kesenjangan antara negara-negara kaya dan miskin, serta antara kelompok dalam masyarakat. Kesenjangan ekonomi yang semakin membesar dapat mengancam stabilitas sosial dan politik di tingkat nasional dan internasional.
  2. Ketergantungan: Negara-negara berkembang sering kali menemukan diri mereka terjebak dalam ketergantungan terhadap pasar global, terutama dalam hal harga komoditas. Ketergantungan semacam itu dapat membuat negara-negara tersebut rentan terhadap fluktuasi harga dunia dan kondisi ekonomi global, meningkatkan risiko ketidakstabilan ekonomi.
  3. Krisis Finansial: Liberalisasi keuangan global telah dikaitkan dengan munculnya krisis finansial yang merugikan, seperti krisis finansial Asia pada akhir 1990-an dan krisis keuangan global 2008. Krisis semacam itu menunjukkan bahwa liberalisme ekonomi tidak selalu mampu mencegah ketidakstabilan ekonomi dan dapat memperburuk kondisi ekonomi global.


Masa Depan Liberalisme Ekonomi Internasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun