Dengan upaya kolaboratif dan respons kebijakan yang tepat, ekonomi global diharapkan dapat pulih dari pandemi COVID-19.
- Penurunan Harga Komoditas
Salah satu dampak pandemi COVID-19 adalah penurunan harga komoditas, yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia, terutama pada perdagangan internasional dan sektor pertanian. Dampak turunnya harga komoditas berada pada perekonomian global,
Negara-negara harus membuat kebijakan yang responsif dan adaptif untuk menghadapi tantangan ekonomi global yang kompleks saat harga komoditas turun sebagai akibat dari pandemi COVID-19. Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pemulihan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, kebijakan fiskal dan moneter harus bekerja sama.perdagangan internasional dan kebijakan respons.
- Kenaikan Angka Kemiskinan
Di Indonesia dan di seluruh dunia, peningkatan pengangguran dan ketidakpastian pekerjaan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 telah menjadi masalah besar. Menurut laporan ILO, pandemi COVID-19 telah meningkatkan ketidakpastian ekonomi, meningkatkan risiko terhadap pekerjaan, dan menurunkan pertumbuhan ekonomi, menyebabkan pengurangan jumlah tenaga kerja dan peningkatan angka pengangguran.Â
Dampaknya meluas ke berbagai hal, seperti pemotongan pendapatan dan pemecatan pekerjaan, yang membuat masyarakat lebih cerdas dalam menghabiskan uang.
Selain itu, pandemi berdampak pada rantai pasokan global dengan penutupan pabrik dan gangguan distribusi barang, yang mengurangi keuntungan bisnis.
Akibat ketegangan politik yang berlanjut, perlambatan ekonomi global disebabkan oleh pemisahan ekonomi dan perdagangan. Ini menimbulkan kekhawatiran resesi. Stagflasi terjadi ketika inflasi meningkat tajam sementara aktivitas bisnis menurun.
Dengan perlambatan pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2023 dan inflasi yang masih tinggi, OECD memperkirakan masa depan ekonomi banyak negara akan sulit.
Salah satu hikmah makroekonomi dari krisis COVID-19 adalah dorongan untuk pertumbuhan produktivitas. Setelah lockdown dan sosial distancing memaksa bisnis dan konsumen untuk beralih ke saluran digital, bahkan di sektor jasa, mengalami penurunan produktivitas.
Dengan mempertimbangkan dampak struktural tersebut dan peningkatan produktivitas siklus yang terkait dengan pasar tenaga kerja yang ketat di mana perusahaan kesulitan mendapatkan pekerja dan mempercepat investasi teknologi kita agar dapat mengantisipasi pertumbuhan yang lebih besar.
Namun, penting bagi para pembuat kebijakan, investor, dan pemimpin dunia usaha untuk tetap realistis tentang manfaat makroekonomi seiring dengan narasi produktivitas yang semakin meningkat. Sudah jelas bahwa ada sesuatu yang tidak beres di tingkat mikroekonomi, tetapi melakukan prediksi ke tingkat makroekonomi merupakan bahaya, dan ekspektasi yang berlebihan dapat menyebabkan hasil yang tidak baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H