Galengdowo adalah sebuah Desa di wilayah Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur yang berada di kaki Gunung Anjasmoro. dan dikenal sebagai Desa Wisata, karena di desa ini ada lahan-lahan yang dapat dijadikan obyek wisata, misalnya ternak sapi perah, Bumi Perkemahan, Air Terjun, Grojokan Kalisat, Gua Jepang, dan Air Terjun Jurang Singo, dan wisata petik buah salak.Â
Pada sektor ternak sapi perah setiap hari menghasilkan limbah kotoran sapi perah terdapat beberapa hasil samping yang timbul yakni limbah berupa kotoran sapi yang berpotensi menimbulkan masalah lingkungan bagi manusia.Â
Meskipun terdapat pengolahan kotoran sapi berupa pemanfaatan kotoran tersebut menjadi biogas, tetapi hal tersebut masih menghasilkan produk samping yang sama yakni kotoran sapi. Bagian ini dapat dimanfaatkan menjadi berupa pupuk organik dengan kadar fosfor yang tinggi.
Proses pembuatan pupuk organik baik padat maupun cair merupakan upaya penanggulangan limbah yang kerap kali menjadi kambing hitam permasalahan lingkungan.Â
Mahasiswa KKN UPN "Veteran" Jawa Timur program studi Teknik Kimia kelompok 5 dan kelompok 6 yang dibina oleh dosen pengampu Ir Mu'tasim Bilah, M.S dan Dr. Ir Srie Muljani,M.T berupaya menggali potensi dari limbah kotoran sapi dan merubah stigma khalayak luar bahwa masih ada hal yang dapat dimanfaatkan pada sebuah hal yang kerap kali dianggap sebagai msalah lingkungan pada desa Galengdowo kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur
Diantaranya dapat mengatur sifat-sifat tanah dan dapat berperan sebagai penyangga ketersediaan unsur hara makro-mikro bagi tanaman, juga dapat mengembalikan tingkat kesuburan tanah.
Produk samping (by product) dari proses produksi biogas adalah Slurry produk biodigester yang dapat diproses menjadi produk pupuk organik padat dan cair dengan memakai alat pemisah (Ekstraktor) sederhana yang dapat memisahkan pupuk organik padat dan pupuk organik cair serta dapat dimanfaatkan langsung sebagai pupuk tanaman dan pakan ikan.
Proses pembuatan pupuk dimulai dari pengumpulan kotoran sapi baik yang sudah diproses untuk biogas maupun yang belum diproses,kotoran tersebut akan dikumpulkan dalam sebuah tempat untuk penampungan sementara. Proses tersebut dilanjutkan dengan pemberian nutrisi berupa mikroba EM4 dan ragi dengan takaran 25 kg kotoran sapi dicampur dengan 25 liter air, 250ml EM4, dan 2,5 liter campuran air dan ragi.Â
Semua campuran tersebut dapat dicampur sebelum pembuatan biogas atau setelah pembuatan biogas. Hal itu dikarenakan campuran tersebut digunakan sebagai proses fermentasi saja,dan tidak mempengaruhi produksi biogas bagi warga desa Galengdowo yang memiliki instalasi biogas.Â