EMPAT DIMENSI MAN JADDA WAJADA
Oleh Akbar Zainudin, Motivator, Penulis Buku Man Jadda Wajada, Alumni Gontor 1991.
Mahfuzhat Man Jadda Wajada ternyata tidak hanya sekadar hafalan. Kalau digali lebih dalam, bisa menjadi filsafat hidup yang membangkitkan semangat hebat.
Saya menggali, setidaknya ada 4 Dimensi Man Jadda Wajada.
Pertama, dimensi keyakinanan. Sebagai manusia yang beriman, kita perlu meyakini bahwa Allah SWT adalah sumber segala kekuatan. Dan dengan kekuatannya itu Dia akan mengabulkan semua permintaan dan harapan yang kita sampaikan, baik di dalam doa ataupun perkataan lisan yang diucapkan.
Kita adalah apa yang kita yakini. Kalau yakin bisa, pasti bisa. Kalau yakin berhasil, akan berhasil.
Ada satu ayat dalam Al-Qur'an, tentang keyakinan ini:
Akan menjadi kenyataan apa yang kalian
terus bicarakan. (Adz-Dzariyat: 23)
Kedua, dimensi kerja keras. Setiap keberhasilan adalah buah dari kerja keras. Oleh karena itu setiap muslim harus berupaya untuk bekerja secara produktif, tidak sekedar sibuk namun tidak menghasilkan sesuatu yang berguna. Setiap energi yang dikeluarkan ditujuan untuk menghasilkan sebuah produktivitas.
Kerja keras itu juga tentang kerja cerdas, bagaimana menggunakan akal pikiran dalam bekerja.
Kerja keras adalah tentang inovasi dan kreativitas. Menciptakan hal-hal baru yang lebih baik.
Banyak ayat Al-Qur'an yang memerintahkan untuk bekerja keras, di antaranya:
Bekerja keraslah, Allah dan RasulNya
akan melihat apa yang kamu kerjakan.
(At-Taubah: 105)
Ketiga, dimensi totalitas dan istiqamah. Dalam mengerjakan sesuatu seorang muslim harus bersungguh-sungguh tidak sekedar main-main. Selain itu, dia juga mampu menjaga daya tahan (istiqamah) untuk terus bertahan dalam setiap kondisi untuk mencapai dan mewujudkan keberhasilan yang diinginkan.
Istiqamah artinya disiplin, konsisten, sabar, dan pantang menyerah.
Seorang muslim yang  totalitas dan istiqamah tidak akan memiliki rasa takut dan keraguan, karena dia meyakini, Allah akan senantiasa melihat kesungguhan kerja kerasnya, seperti dijelaskan di dalam Al-Qur'an:
Â
Sesungguhnya orang-orang yang berkata Allah Tuhan kami
lalu tetap teguh pendirian (istiqamah) di jalan Allah,
tidak ada ketakutan pada mereka dan tidak juga bersedih.
Al-Ahqaf: 13
Keempat, dimensi afirmasi positif. Setiap muslim harus senantiasa mengatakan kepada dirinya hal-hal yang baik dan positif karena itu akan memberikan energi dan semangat dalam kehidupannya.
Setiap pagi, katakan hal-hal positif. Itulah yang akan terus memberi semangat.
Sebuah hadis Qudsi menjelaskan:
"Aku seperti apa yang dipersangkakan
hamba-Ku kepadaku
(Hadis Qudsi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H