Mohon tunggu...
Akbar Zainudin
Akbar Zainudin Mohon Tunggu... Human Resources - Trainer Motivasi, Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis Buku "Man Jadda Wajada". BUKU BARU: "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Ngobrol bisa di Twitter: @akbarzainudin atau www.manjaddawajada.biz

Trainer Motivasi, Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis Buku "Man Jadda Wajada". BUKU BARU: "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Ngobrol bisa di Twitter: @akbarzainudin atau www.manjaddawajada.biz

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Murid Mengantuk, Salah Siapa?

12 Januari 2022   04:57 Diperbarui: 13 Januari 2022   16:00 1521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mengajar (Pexels.com)

KALAU MURID MENGANTUK, SALAH SIAPA?

Materi ini disampaikan dalam Seminar "GURU HEBAT MAN JADDA WAJADA" bagi guru-guru di lingkungan Pesantren Darul Huda, Banjar, Jawa Barat, dalam rangka Man Jadda Wajada RoadShow Indonesia 2022 pada hari Rabu, 4 Januari 2022. Pondok Pesantren Darul Huda adalah tempat Roadshow ke-2 pada tahun 2022 ini.

Pertanyaan pertama yang selalu saya lontarkan kepada para guru dalam banyak seminar, sekaligus sebagai pertanyaan pembuka, biasanya: "Kalau guru mengantuk di kelas, itu salah siapa; salah muridnya, gurunya, Kepala Sekolah, Pimpinan Lembaga, atau Ketua Yayasan?".

Pertanyaan yang menggelitik peserta sekaligus mencairkan suasana. Apalagi kalau ada yang menjawab, yang salah adalah Kepala Sekolah atau Ketua Yayasan, akan langsung disambut dengan gerrr oleh seluruh peserta, tanpa perlu ice breaking panjang, suasana sudah cair terlebih dahulu.

Lalu, seharusnya jawabannya apa dong Pak Akbar? Saya kurang lebih selalu menjawabnya begini: "Apapun jawabannya adalah benar". Kalau murid mengantuk di kelas, dijawab salah siswanya, benar. Mungkin dia lelah, semalam begadang atau beraktivitas sampai larut. Atau orangnya memang suka tidur di kelas.

Kalau dijawab salah gurunya juga benar. Bisa jadi guru mengajar kurang persiapan, kurang variasi dalam metode, atau tidak bersemangat dalam mengajar, sehingga murid bosan di kelas.

Kalau dijawab salahnya Kepala Sekolah atau Ketua Yayasan juga benar. Bisa jadi karena kurangnya program peningkatan kompetensi bagi guru, ataupun karena padatnya kegiatan sekolah yang menyebabkan anak tidak bisa beristirahat dengan cukup.

Bagi saya, apapun jawabannya, benar adanya. Tetapi kalau kita menjawab bahwa faktor-faktor itu di luar diri kita, apakah karena salah anak, salah keadaan, salah fasilitas, ataupun salah pimpinan lembaga, maka kita sebagai guru akan kehilangan kesempatan untuk memperbaiki diri.

Kalau saya ditanya pertanyaan yang sama, maka selalu jawabannya adalah karena kesalahan saya dalam mengajar. Saya kurang persiapan, kurang variasi dalam metode mengajar, kurang mengenal murid, kurang menguasai kelas, dan sebagainya. Yang kita lihat adalah kekurangan apa yang ada pada diri kita sehingga menyebabkan murid mengantuk di kelas.

Kalau kita dengan besar hati selalu melihat kekurangan diri kita, maka kita akan menjadi orang yang selalu belajar mengembangkan diri. Dengan melihat kekurangan-kekurangan diri itu, kita mencoba pada saat masuk kelas berikutnya bagaimana caranya agar yang murid yang mengantuk di kelas ataupun tidak memperhatikan pada saat kita menjelaskan materi pelajaran terus berkurang.

Jangan sampai mengantuk di kelas menjadi budaya karena kita membiarkan hal itu terjadi. Harus selalu ada upaya kita memperbaiki semua kekurangan dari waktu ke waktu cara mengajar kita semakin baik. 

Kalau hari ini di kelas ada 10% yang tidak memperhatikan atau mengantuk, maka pada bulan depan, harus berkurang menjadi misalnya 6-7%. Begitu seterusnya sampai tidak ada lagi yang mengantuk ataupun bermain sendiri di kelas.

Kalau ditelusuri, memang banyak sekali faktor yang membuat murid mengantuk atau tidak memperhatikan di kelas. Karena jam pelajaran siang, karena faktor kelelahan, ataupun karena kurangnya semangat dan motivasi belajar dari murid itu sendiri. Dari sisi guru, biasanya karena faktor cara mengajar yang monoton ataupun cenderung berbicara satu arah yang tidak melibatkan siswa.

Seorang siswa mempunyai waktu untuk fokus dan konsentrasi tidak terlalu lama. Kalau cara kita mengajar monoton, maka kejenuhan dan konsentrasinya akan buyar. Harus ada cara untuk mengembalikan konsentrasi tersebut. 

Pada saat fokus dan konsentrasi siswa hilang, seorang guru mesti memberikan suasana yang berbeda dalam mengajar, apakah memberikan ice breaking sebagai penyegar suasana dan pemecah kebekuan, ataupun mengganti metode yang lebih banyak melibatkan siswa. Hal ini menjadi penting agar suasana di kelas tidak menjadi monoton yang akhirnya menyebabkan siswa mengantuk atau tidak memperhatikan.

Kembali kepada pertanyaan di atas, "salah siapakah kalau siswa mengantuk", juga menggambarkan cara kita memandang diri kita. Pribadi-pribadi yang terbuka akan selalu melihat kepada diri sendiri; apa yang kurang dan yang perlu diperbaiki. 

Sebuah peristiwa selalu akan membawa hikmah sekaligus pembelajaran. Mengapa kelas saya tidak menarik, mengapa murid tidak memperhatikan, apa yang mesti saya perbaiki.

Semua mengacu kepada diri sendiri, apa lagi yang perlu diperbaiki. Orang-orang seperti ini akan cepat maju karena merasa selalu ada yang belum cukup dan perlu belajar lebih banyak dan lebih banyak lagi.

Maka peristiwa mengantuk di kelas menjadi pemicu agar kita belajar untuk berbicara lebih baik di depan kelas, belajar membuat variasi metode mengajar, belajar membuat kelas lebih menyenangkan. Semuanya menjadi pembelajaran bagi kita.

Sebaliknya, pribadi-pribadi yang merasa sudah berpengalaman, akan selalu melihat kesalahan dari sisi orang lain. Apakah kesalahan itu pada murid, kondisi sarana dan prasarana, sistem yang dijalankan, hingga menyalahkan keadaan.

Kalau sudah begini, maka hal-hal yang seharusnya menjadi perbaikan diri tidak bisa terjadi. Selalu merasa dirinya benar dan melihat yang di luar dirinya salah. Menyalahkan murid yang kurang semangat dan motivasi, padahal murid-murid itu bersemangat dan punya motivasi tinggi juga terkadang sangat tergantung dari gurunya. Menyalahkan sistem di sekolah dan lembaga, pokoknya tidak ada yang benar di matanya.

Materi disampaikan dalam Seminar Guru Hebat Man Jadda Wajada di Pondok Pesantren Darul Huda, Banjar, 4 Januari 2022 - Dokpri
Materi disampaikan dalam Seminar Guru Hebat Man Jadda Wajada di Pondok Pesantren Darul Huda, Banjar, 4 Januari 2022 - Dokpri

Pada akhirnya, pribadi yang merasa, merasa pintar, merasa sudah berpengalaman, akan menjadi pribadi yang tidak mau belajar. Merasa sudah cukup.

Sayang sekali, hal-hal yang seharusnya bisa menjadi pemicu kita untuk memperbaiki diri akhirnya tidak terjadi karena kita merasa, dan merasa.

Jadi, kalau ditanya sekali lagi, "Kalau murid mengantuk di kelas, itu salah siapa?" Apa jawaban para pembaca sekalian?

AKBAR ZAINUDIN

Motivator 33 Provinsi, Penulis Buku Guru Hebat Man Jadda Wajada, bisa dihubungi di email: akbar.zainudin@gmail.com, IG: @akbarzainudin, YouTube: Akbar Zainudin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun