Mohon tunggu...
Akbar Zainudin
Akbar Zainudin Mohon Tunggu... Human Resources - Trainer Motivasi, Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis Buku "Man Jadda Wajada". BUKU BARU: "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Ngobrol bisa di Twitter: @akbarzainudin atau www.manjaddawajada.biz

Trainer Motivasi, Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis Buku "Man Jadda Wajada". BUKU BARU: "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Ngobrol bisa di Twitter: @akbarzainudin atau www.manjaddawajada.biz

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kelas akan Lebih Menyenangkan Kalau Guru Punya Gaya Mengajar yang Unik

28 Agustus 2021   05:32 Diperbarui: 31 Agustus 2021   19:00 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak belajar daring, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19.(SHUTTERSTOCK/TRAVELPIXS)

KELAS AKAN LEBIH MENYENANGKAN KALAU GURU PUNYA GAYA MENGAJAR YANG UNIK

(Bagian 13 dari 25 Tulisan untuk Buku Baru saya yang akan terbit September 2021, "GURU HEBAT MAN JADDA WAJADA")

A. Unsur-unsur Gaya Mengajar

Jika kita melihat seorang guru yang sedang mengajar, mungkin saat itu kita terkagum-kagum dengan gaya bicara dan caranya mengajar dari awal hingga akhir. 

Kesan mendalam tentang proses belajar-mengajar tersebut bahkan bisa membekas dalam waktu yang cukup lama.

Sementara di lain waktu, kita melihat guru lain yang menyampaikan presentasi dalam materi yang berbeda, tetapi tetap dengan satu kesan yang sama. 

Mereka cukup meyakinkan, menyenangkan, dan mampu membuat audien terpukau dengan isi dan performa pembicaraan mereka.

Lantas apa sebenarnya rahasia untuk bisa berbicara dengan lancar di depan audiens, dan menjadikan mengajar tersebut begitu meyakinkan dan menyenangkan? 

Rahasia utamanya yaitu, karena mereka melakukan presentasi itu dengan sepenuh hati, sesuai dengan gaya dan penampilan yang mereka miliki. 

Mereka tidak tertekan oleh gaya presentasi, penampilan yang tidak natural atau performa yang dibikin-bikin. 

Mereka mempersiapkannya dengan sungguh-sungguh dan konsentrasi pada isi materi. Jadi, benang merah yang bisa kita simpulkan adalah gaya mengajar.

Gaya mengajar adalah penampilan dan performa seorang guru saat mengajar di dalam kelas. 

Setiap orang memiliki gaya dan keunikan yang berbeda-beda, sesuai dengan karakter masing-masing individu. Gaya mengajar menyatu dengan diri dan kepribadian yang dimilikinya.

Dalam gaya mengajar terdapat beberapa komponen yang bisa dikembangkan terus-menerus oleh seorang guru. Komponen gaya mengajar tersebut adalah:

Pertama, cara berbicara dan berinteraksi dengan peserta didik

Ini adalah salah satu cara bagaimana seorang guru menyampaikan materi. Banyak cara yang bisa dilihat, di antaranya gaya penyampaian model guru yang satu arah dengan siswa. 

Ada guru yang menyampaikan mata pelajarannya hanya dengan duduk di meja guru, membaca buku pelajaran sembari menyampaikannya kepada anak didik.

Ada juga guru yang lebih kreatif, di mana ia mencari cara agar mampu menyampaikan dan menerangkan mata pelajarannya dengan baik. 

Ia menyampaikan materinya tidak hanya dengan duduk di depan meja, melainkan kadang berdiri, duduk, dan juga bergerak sesuai dengan apa yang ia terangkan.

Gaya lainnya yaitu model ngobrol dengan audiens. Setiap materi yang disampaikan, ia menyempatkan diri mengambil jeda untuk sekedar melakukan tanya jawab ataupun diskusi tentang materi yang telah disampaikan. 

Dengan demikian, gaya bicara dan penyampaiannya bisa dibilang seperti ngobrol atau bersifat interaktif.

Adapun yang tidak kalah menariknya adalah gaya presentasi yang penuh semangat dan meledak-ledak. 

Gaya semacam itu biasanya disampaikan dalam orasi publik yang memang membutuhkan semangat tinggi agar bisa menularkan visi, menanamkan nilai, serta membangun semangat bagi audiens.

Mengajar | Sumber: Pexels
Mengajar | Sumber: Pexels

Kedua, penampilan

Penampilan ini meliputi cara berpakaian, memakai perhiasan, dan segala sesuatu yang melekat di badan. 

Biasanya seseorang selalu menjaga konsistensi penampilannya, sehingga pada saat orang mengajar, secara cepat orang akan mengetahui melalui ciri-ciri yang melekat pada dirinya.

Baju seragam guru merupakan baju resmi dalam mengajar. Saat boleh menggunakan baju bebas, kita bisa menggunakan berbagai pakaian yang sesuai dengan kondisi masing-masing.

Ketiga, cara menggunakan bahasa tubuh

Bahasa tubuh merupakan cara kita mengekspresikan diri, mulai dari intonasi suara, wajah, tangan, hingga kaki ketika mempresentasikan sesuatu. 

Semua ini harus digali dan dicari yang paling menarik, natural dan elegan. Misalnya bagaimana kita bersuara, adalah ciri khas yang harus dicari. 

Kapan waktunya menggunakan suara dengan volume dan intonasi tinggi, kapan dengan dan volume rendah adalah contoh bagaimana menggunakan suara yang menjadi bagian terpenting dari presentasi.

Selain dari intonasi suara, cara kita menggerakkan tangan dan kaki juga menjadi ciri khas tersendiri. 

Jika kita menjawab pertanyaan misalnya, apakah tangan kita dibiarkan terbuka, tertutup, atau kita lipat keduanya di atas dada kita. Itu merupakan kekhasan tersendiri dan pilihan gaya dari diri kita. 

Pada intinya, semua gaya tidak ada yang salah, yang penting sikap kita tidak menunjukkan tertutup, hingga diri kita terkesan sombong di hadapan hadirin.

Keempat, cara membuka dan menutup kelas

Membuka kelas adalah salah satu poin krusial yang menentukan kesuksesan proses belajar mengajar. Karena pentingnya membuka kelas yang mengesankan inilah, kreativitas guru sangat dibutuhkan. 

Intinya, bagaimana menarik perhatian siswa dan menyiapkan diri mereka untuk belajar.

Menutup kelas juga menjadi gaya tersendiri yang bisa dimiliki seorang guru. Jangan biarkan kelas berlalu tanpa kesan. 

Menutup kelas juga bisa dibuat dengan berbagai cara: memutar video penutup, mengajak siswa untuk melakukan sesuatu, misalnya berteriak bersama tentang slogan hidup mereka, menutup dengan kata-kata mutiara, atau cerita-cerita hikmah dan berbagai kreativitas lainnya. 

Dengan demikian, menutup kelas merupakan kesempatan penting untuk meninggalkan kesan yang baik pada siswa.

Kelima, penggunaan teknologi dan audio video

Penggunaan teknologi audio video juga menjadi ciri khas lain seorang guru. Sekarang ini, teknologi semakin maju dengan berbagai perangkat yang sangat mendukung.

Penggunaan audio-video yang memadai sekarang ini juga telah menjadi kebutuhan mendasar bagi seorang guru. Adanya audio video yang memadai bisa membangun suasana yang mendukung materi mengajar.

Keenam, kemampuan menghidupkan suasana

Proses belajar mengajar adalah proses bagaimana menghidupkan suasana kelas menjadi menyenangkan. 

Kemampuan anak untuk terus berkonsentrasi secara serius sangat terbatas, karena itulah dibutuhkan kejelian seorang guru dalam menghidupkan suasana.

Pada satu jam pelajaran, perlu diupayakan membuat beberapa variasi metode mengajar yang berbeda. 

Pada satu waktu, menggunakan metode ceramah selama beberapa menit misalnya, lalu disambung dengan metode brainstorming antarsiswa maupun metode diskusi. 

Penggunaan metode mengajar yang berbeda akan mampu mengusir rasa bosan dan kantuk siswa.

Menguasai berbagai macam ice breaking akan sangat membantu dalam menghidupkan suasana. 

Pada saat suasana mulai terlihat tidak kondusif untuk belajar, penggunaan ice breaking akan sangat membantu membuat suasana kelas menjadi hidup kembali.

B. MENEMUKAN GAYA MENGAJAR KITA

Sekarang saatnya untuk menemukan gaya unik dari mengajar kita. Gaya ini merupakan gaya yang menurut kita paling nyaman, paling menarik dan meyakinkan. Dengan menggunakan gaya sendiri, mengajar akan terlihat natural dan menyenangkan.

Dengan gaya yang kita kembangkan sendiri, kita akan merasakan kesenangan dan kenyamanan dalam mengajar. 

Mengajar bukan lagi sebuah beban, tetapi sebuah kenikmatan. Dengan begitu, pada saat mengajar, kita menikmati betul setiap kata yang kita keluarkan, setiap langkah atau gerakan tangan yang kita lakukan. Semua karena kita melakukannya dengan gaya dan cara kita sendiri.

Bagaimana cara mengembangkan gaya mengajar kita sendiri? Berikut beberapa tips yang bisa menjadi acuan:

Pertama, cari kekuatan kepribadian kita

Untuk bisa menemukan gaya mengajar yang sesuai, yang terpenting bagi seorang guru adalah menemukan dulu kekuatan-kekuatan yang ada dalam dirinya. Kekuatan inilah yang menjadi cikal bakal pengembangan gaya mengajar.

Mulailah dengan melihat keterampilan dan kecenderungan yang ada pada diri kita. Jika kecenderungan kita kepada hal-hal yang bersifat seni misalnya, sangat mungkin mengembangkan mengajar dengan unsur seni yang menonjol, misalnya dengan menampilkan materi-materi yang didesain secara rapih dan menarik

Jika kita menyenangi hal-hal yang berbau teknologi, sangat mungkin bagi kita untuk mengajar dengan berbagai teknologi terbaru. Sehingga ketika kelas dimulai, siswa menjadi tertarik dengan apa yang kita bawa.

Adapun jika kita memiliki kecenderungan ke dunia musik, maka suasana kelas yang kita bawakan akan penuh dengan nuansa musical. Hal ini bisa menjadi alternatif untuk mewujudkan suasana gembira dan lebih kondusif. 

Hadirkanlah kelas yang menakjubkan dengan diselingi musik-musik dan lagu-lagu. Dengan demikian, suasana kelas menjadi cerita menarik untuk terus dinikmati.

Sangat penting bagi seorang guru untuk melihat ke dalam dan merenungkan segala hal yang menjadi titik perhatian dan kekuatannya dalam mengajar. 

Jika kepribadiannya memang seorang humoris, maka lebih mudah baginya mengembangkan suasana kelas yang banyak mengandung humor. Akan mudah baginya bercerita tentang berbagai hal yang membuat suasana kelas menjadi menyenangkan dan menghibur.

Untuk melihat kekuatan diri, mulailah dari mengamati hal-hal yang kita sukai. Dengan menyukai satu hal, kita akan cenderung lebih banyak berkutat di masalah tersebut, karena kita menikmati kesukaan kita. 

Humor, teknologi, seni, musik, dan berbagai hal lain bisa kita sukai. Dari situlah kita mulai mengembangkan apa saja yang bisa menjadi daya tarik pribadi kita dalam mengajar.

Kedua, cobalah berbicara dengan nyaman

Carilah cara berbicara yang paling nyaman dari berbagai gaya bicara yang pernah kita coba. Jika kita sudah menemukan dan merasa cocok dengan gaya tersebut, perkuat posisi itu. Mulailah berbicara dengan satu gaya tersebut di berbagai kesempatan mengajar.

Secara periodik, atau dalam beberapa bulan sekali misalnya, cobalah untuk melakukan review apakah gaya bicara kita sudah sesuai dengan kepribadian kita, dan cukup bisa diterima oleh peserta diri. 

Jangan sampai kita merasa nyaman dengan gaya bicara yang kita jalani, sementara di mata peserta kurang bisa diterima.

Misalnya dari sisi intonasi suara. Apakah selama ini sudah cukup variatif atau masih monoton. Problem mengajar biasanya terjadi pada intonasi suara yang monoton, sehingga menyebabkan peserta didik akan mengalami kebosanan. 

Coba perhatikan dari sisi kecepatan dan ketepatan pembicaraan, apakah cara berbicara kita terlalu cepat, terlalu lambat, artikulasinya tidak jelas, atau sudah cukup. 

Kecepatan dan ketepatan pembicaraan ini berhubungan dengan pemahaman peserta didik terhadap perkataan dan penjelasan kita.

Pada akhirnya, kita perlu melakukan review secara keseluruhan tentang presentasi ini, apakah cara kita menjelaskan suatu permasalahan mudah dipahami peserta didik atau tidak. Apakah logika yang kita jelaskan bisa dipahami dengan mudah, atau mereka justru merasa kesulitan dalam memahami apa yang kita bicarakan.

Jika kita merasa bahwa satu gaya bicara kita tidak cocok ataupun kurang meyakinkan, cobalah mengubah gaya bicara tersebut sampai benar-benar kita temukan dan yakini bahwa inilah gaya bicara yang harus kita pertahankan dalam mengajar.

Keyakinan semacam itu akan menimbulkan rasa percaya diri yang besar bahwa apa yang kita bawakan adalah yang terbaik yang bisa kita lakukan. Percaya diri inilah yang akan menjadi kunci kesuksesan mengajar.

Jika sudah yakin dengan satu gaya yang kita bawakan, berusahalah untuk konsisten dengan gaya bicara tersebut pada setiap kesempatan. 

Konsistensi ini berguna bagi kita untuk membangun nama (brand) diri kita, sekaligus melihat respon peserta didik terhadap gaya tersebut. 

Jika responnya bagus, maka kita tinggal melakukan penambahan di sana sini. Tetapi jika responnya kurang bagus, perlu dilakukan review, apakah mengubah beberapa sisi dari gaya bicara kita, atau mesti mengubahnya secara keseluruhan.

Ketiga, benchmarking, tapi jangan terpaku

Bagaimana dengan melakukan benchmarking? Dengan melihat berbagai gaya mengajar orang lain.

Sebenarnya, tidak ada salahnya melihat dan mengambil contoh dari orang lain. Namun yang perlu diperhatikan yaitu, bahwa setiap orang mempunyai keunikan sendiri-sendiri, sehingga sangat mungkin suatu gaya mengajar cocok bagi seseorang tetapi tidak cocok untuk orang lain. 

Perlu kehati-hatian yang tinggi pada saat kita ingin meniru satu gaya tertentu, karena belum tentu cocok dengan diri dan kepribadian kita.

Misalnya, ingin meniru gaya motivator terkenal dalam mengajar, itu boleh-boleh saja. Yang penting kita sesuaikan dengan kepribadian dan gaya yang kita miliki.

Keempat, kembangkan dan tambahkan

Setelah kita menemukan gaya yang cocok dengan kepribadian kita, maka prinsip selanjutnya adalah kembangkan dan tambahkan. 

Misalnya, carilah gaya membuka dan menutup kelas yang lebih memikat. Jangan membuat pembukaan atau penutupan yang biasa-biasa saja.

Selain itu, kita bisa menambahkanlah unsur teknologi informasi dan audio video di tengah-tengah mengajar. 

Carilah berbagai video yang relevan dengan topik yang kita bawakan, supaya ada variasi menarik dan tidak membosankan. 

Jangan terpaku pada satu gaya yang kita bangun sekarang. Carilah kreativitas dan inovasi yang membuat gaya mengajar kita menjadi lebih menarik. Jika terasa monoton, cobalah menyelipkan cerita-cerita dan humor-humor kreatif sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Prinsipnya, setiap hari berbenah. Secara berkala kita mengevaluasi apakah cara mengajar kita semakin baik dari waktu ke waktu. 

Jangan sampai cara mengajar kita tahun ini sama saja dengan tahun kemarin, atau bahkan 5 tahun lalu, tanpa perubahan. Itu artinya kita tidak belajar.

Setiap tahun, cara mengajar kita harus lebih baik, lebih baik, dan lebih baik lagi.

Bekasi, 28 Agustus 2021

AKBAR ZAINUDIN, 

Mentor Menulis, Penulis Buku Man Jadda Wajada. Bisa dihubungi di IG: @akbarzainudin, YouTube: Akbar Zainudin, TikTok: AkbarZainudinMJW, Email: akbar.zainudin@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun