"Saya tidak percaya diri untuk mengajar".
Kata-kata itu sering terlontar dari orang-orang yang diminta untuk menjadi guru. Bukan hanya takut karena tidak bisa mengajar, tetapi biasanya seseorang dihinggapi rasa tidak percaya diri yang kuat, bahkan sebelum mencoba berdiri di depan kelas.
Harus diakui, mengajar memang bukan perkara mudah. Dibutuhkan keberanian dan kepercayaan diri yang kuat agar bisa meyakinkan orang, bahwa apa yang disampaikannya berguna dan bermanfaat bagi orang lain. Namun demikian, pada dasarnya setiap orang mampu mengajar. Persoalannya tergantung pada kemauan orang tersebut, apakah ia ingin mengembangkan diri untuk mengajar dengan baik atau tidak.
Berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan seseorang agar terus bisa memupuk dan mengembangkan percaya diri dalam mengajar.
1. Berlatih secara Teratur
Sebagai sebuah keterampilan, mengajar memang tidak bisa diperoleh begitu saja. Mengajar membutuhkan latihan yang intens dan terus menerus agar keterampilan yang dimiliki bisa terus berkembang. Dengan keterampilan yang terus meningkat, akan tumbuh kepercayaan diri pada diri seseorang bahwa ia bisa mengajar dengan baik. Sementara kunci utama membangun kepercayaan diri yang baik adalah dengan meningkatkan keterampilan mengajar secara terus menerus.
Orang yang berniat mengajar secara efektif akan terus belajar, meskipun secara umum ia telah menguasai keterampilan komunikasi dan presentasi dengan baik. Karena perkembangan teknologi dan keilmuan yang selalu berubah memungkinkan proses belajar-mengajar dilakukan dengan mengikuti perkembangan zaman.
Pada perkembangan komunikasi audio visual atau multimedia misalnya. Pada zaman dahulu, seseorang mengajar dengan tidak menggunakan fasilitas canggih seperti sekarang ini. Tidak semua ruang menyediakan, atau sesuai untuk seperangkat sound system yang canggih. Akan tetapi saat ini, di pasaran sudah banyak sekali dijual peralatan audio system portable dengan kualitas yang baik dan tidak kalah canggih dengan audio system yang dipasang secara permanen di suatu ruangan. Hal tersebut menjadikan seorang pengajar menjadi lebih percaya diri di manapun ia melakukan presentasi pengajaran. Dengan begitu, jika dalam satu ruangan sudah terdapat audio permanen, maka ia tinggal menggunakannya. Namun jika tidak puas dengan perangkat audio yang telah disediakan, ia bisa membawa sendiri audio portable yang bisa dibawa ke mana-mana.
Perkembangan teknologi informasi juga memungkinkan adanya variasi multimedia. Seorang guru bisa menampilkan gambar, suara, animasi, bahkan film dalam presentasinya. Dengan didukung efek suara yang bagus, akan membangkitkan emosi dan keterlibatan audien sesuai dengan keinginannya. Namun demikian, segala perkembangan tersebut tidak akan bermanfaat secara maksimal jika tidak disertai dengan keterampilan komunikasi dan mengajar yang baik. Oleh Karena itu, sebagai suatu keterampilan, mengajar memerlukan latihan terus-menerus guna meningkatkan kemampuan yang ada.
Salah satu cara meningkatkan kemampuan mengajar adalah mempunyai seorang kawan yang secara terus-menerus melihat dan melakukan koreksi terhadap cara mengajar yang sudah kita lakukan. Adanya orang yang selalu melihat dan mengoreksi cara mengajar tersebut, akan memudahkan kita untuk melihat berbagai kekurangan yang ada, dan meningkatkan kemampuan secara efektif.
Adapun cara yang lainnya adalah dengan merekam proses belajar-mengajar melalui alat perekam semacam video recorder, baik dari handphone, handycam, ataupun peralatan perekam lainnnya. Dengan cara ini memungkinkan kita untuk melakukan review terhadap berbagai kekurangan yang ada, dan melalui rekaman video ini juga kita bisa melihat perkembangan keterampilan mengajar kita dari waktu ke waktu.
Sedangkan cara paling murah untuk berlatih presentasi yaitu dengan membentuk sebuah perkumpulan bagi orang-orang yang ingin belajar bersama. Carilah beberapa orang yang mempunyai keinginan yang sama, dan mulailah melakukan pertemuan rutin. Dalam pertemuan itu, setiap orang diminta untuk mempraktekkan proses belajar-mengajar secara bergilir. Tema pengajaran bebas, tergantung minat dan kemampuan masing-masing. Pada saat mengajar, anggota perkumpulan yang lain melakukan review terhadap semua yang dilakukan, baik dari sisi materi maupun pola pengajarannya. Akan lebih baik jika kegiatan ini juga direkam, sehingga setiap orang bisa melihat perkembangan dari hasil belajarnya selama ini.
Agar berjalan efektif, anggota perkumpulan ini jangan terlalu banyak. Hal ini bertujuan agar giliran latihan mengajar ini tidak terlalu lama. Sehingga setiap orang bisa melakukan latihan mengajar sesering mungkin. Karena untuk bisa mengembangkan keterampilan mengajar, dituntut latihan terus-menerus dengan rentang waktu yang tidak lama.
2. Rileks dan Jangan Tegang
Jika Anda ingin mengajar, usahakan untuk selalu rileks dan jangan tegang. Ketegangan hanya akan memicu adrenalin yang akan menyebabkan otak cepat lelah dan sulit untuk berpikir. Jika ketegangan itu terjadi, maka akan sulit bagi seseorang untuk mengembangkan kemampuannya secara maksimal. Tidak menutup kemungkinan apa yang sudah dipersiapkan selama ini tiba-tiba hilang atau lupa untuk disampaikan.
Maka dari itu, berusahalah untuk rileks dan menikmati semua yang terjadi secara wajar. Biarkan semuanya mengalir, dan nikmati suasana yang ada saat mengajar. Ketegangan biasanya juga terjadi karena seseorang memikirkan hal-hal negative, misalnya ketakutan melakukan kesalahan yang tidak perlu.
Selain itu, berusahalah untuk tersenyum. Karena hal ini akan membuat kita rileks. Salah satu cara ampuh untuk mengurangi ketegangan adalah berinteraksi secara ramah dengan murid-murid. Apalagi, jika kita mampu membangun suasana menjadi menyenangkan dan meriah, maka hal itu akan membuat kita nyaman dalam mengajar.
3. Jangan Berpikir, Lakukan Saja!
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan orang yang ingin mengajar adalah terlalu banyak berpikir dan menimbang-nimbang tentang apa yang akan dilakukan. Terlalu banyak pertimbangan akan menyebabkan seseorang terpaku pada bagaimana mengajar secara sempurna serta tidak membuat kesalahan.
Pemikiran semacam itu memang baik, tetapi di sisi lain akan menjadi beban mental yang justru akan memengaruhi penampilan secara keseluruhan. Beban mental yang berat akan menjadi 'demam panggung' yang menyebabkan otak tidak bisa berpikir dengan jernih, dan merasa bahwa semua yang dilakukan tidak ada yang benar.
Apabila kita sudah memasuki kelas, yang perlu diingat adalah jangan berpikir kalau kita akan berbuat kesalahan. Lakukan saja apa yang harus dilakukan. Lakukan dengan penuh percaya diri bahwa itulah yang terbaik yang bisa kita berikan. Selesai mengajar, baru kita berpikir dan melakukan review tentang apa yang sudah kita lakukan, sisi mana yang sudah baik, dan dari sisi apakah yang perlu ada perbaikan dalam proses belajar-mengajar.
4. Lakukan dengan Gaya Kita, Fokuslah pada Kekuatan
Menemukan gaya mengajar menjadi salah satu seni tersendiri. Kita telah mengetahui bagaimana cara yang paling nyaman untuk berinteraksi dengan murid, melakukan komunikasi satu arah, bagaimana berjalan, dan bagaimana menggunakan berbagai media pengajaran.
Maka, fokuskan pada bagaimana meningkatkan kekuatan yang kita miliki, dan jangan terpaku untuk meminimalisir kelemahan. Kelemahan adalah manusiawi, dan tidak perlu dibesar-besarkan. Tugas sebagai guru adalah bagaimana memaksimalkan kekuatan yang dimiliki sehingga memberikan kesan mendalam bagi audien.
Dengan mengajar sesuai dengan gaya dan hati nurani kita, maka kita bisa dengan leluasa mengeluarkan semua ekspresi dan inovasi tanpa beban. Dengan demikian, kita bisa mengeluarkan potensi yang ada secara maksimal.
5. Berinteraksilah dengan Murid-murid
Murid-murid dan mahasiswa/i yang kita hadapi bukanlah sebuah batu yang hanya diam pada saat kita mengajar. Mereka adalah manusia yang mampu saling berinteraksi manakala kita mengajarkan sesuatu. Manfaatkan hal itu dengan melakukan interaksi positif pada saat proses belajar-mengajar.
Melakukan interaksi dengan audien akan mencairkan suasana, sekaligus memberikan pemahaman bahwa mereka merupakan bagian penting dari proses belajar-mengajar. Dengan demikian, proses penyadaran bahwa belajar adalah kebutuhan mereka akan lebih mudah dilakukan. Dan tugas seorang guru adalah sebagai jembatan pengetahuan dan memotivasi agar mereka mau terus belajar dan menimba ilmu pengetahuan.
6. Siapkan dengan Baik, dan Berserah Dirilah
Persiapan adalah salah satu hal penting menuju proses belajar-mengajar yang efektif. Siapkan mental, fisik, hingga peralatan dan materi yang akan disajikan. Karena persiapan akan menjadi titik tolak terpenting bagaimana menjalankan proses pengajaran dengan sukses.
Ketika persiapan sudah dijalankan dengan baik, maka tidak ada yang lain kecuali berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Berdoalah dengan sepenuh permohonan agar proses belajar-mengajar bisa berjalan dengan baik. Dengan begitu, kita akan merasa tenang karena apa yang akan kita lakukan mendapat keridhaan dan pertolongan-Nya.
Ketenangan hati ini juga akan memengaruhi ketenangan mental, sikap, dan pikiran kita. Sehingga apa yang sudah kita persiapkan bisa berjalan dengan lancar. Berdoa akan memberikan kepercayaan diri yang kuat, dan Tuhan akan senantiasa memberikan pertolongan kepada kita.
***
Bekasi, 27 Agustus 2021
(Bagian 12 dari 25 Tulisan untuk Buku Baru saya yang akan terbit September 2021, GURU HEBAT MAN JADDA WAJADA)
Mentor Menulis, Penulis Buku Man Jadda Wajada. Bisa dihubungi di IG: @akbarzainudin, YouTube: Akbar Zainudin, TikTok: AkbarZainudinMJW, Email: akbar.zainudin@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H