[caption id="attachment_207366" align="aligncenter" width="532" caption="Patung untuk Souvenir"]
Ada juga tenun taplak meja atau sajadah, ataupun selendang. Harganya sekitar Rp 40.000-60.000 ukuran kecil. Cocok buat oleh-oleh. Saya memesan kain yang ada tulisan “Man Jadda Wajada”, tapi orangnya mikir-mikir, kelihatannya tidak mudah membuat desain baru selain yang sudah ada sebelumnya.
Banyak juga pernak-pernik kecil, semacam patung-patung, gelang, dan gantungan kunci. Saya tertarik membeli gantungan kunci seharga Rp 15.000, yang terbuat dari tanduk kerbau. Ada motif lumbung padi, bunga, dan banyak motif lain. Saya membeli motif cicak, katanya ini lambang keberuntungan. Amin.
Tidak terasa, 30 menit perjalanan keliling kampung akhirnya kami kembali lagi ke pintu depan. Saya melihat wisatawan sebenarnya bisa diberikan “pengalaman” yang lebih seru dalam melihat-lihat budaya Sasak ini. “Pengalaman” inilah yang kurang dieksplorasi secara maksimal. Jika sekadar membeli oleh-oleh, maka kesannya tidak terlalu mendalam.
[caption id="attachment_207367" align="aligncenter" width="532" caption="Lumbung Padi"]
Yang terpikir oleh saya misalnya, bikin program “2 Jam bersama Suku Sasak”. Programnya bisa macam-macam, mulai dari melihat tari-tarian, belajar menenun, belajar tari tradisional, melihat video sejarah Sasak, memperkenalkan banyak budaya yang “aneh”, semacam “nyongkol”; menculik anak gadis orang sebelum dinikahkan (menculiknya beneran, tanpa ngasih tahu dulu orang tua si gadis), dan berbagai pengalaman lain yang membuat para pengunjung mendapatkan pengalaman yang lebih berbeda, lebih misterius, dan menyenangkan.
Toh, melihat kehidupan mereka sehari-hari secara natural juga membuat semangat hidup saya kembali bergairah. Melihat orang-orang tua yang menjaja barang-barang, ibu-ibu yang menenun, memompa semangat saya untuk terus giat bekerja. Dan tidak ada anak-anak yang meminta-minta, sesuatu yang sekarang ini sudah menjadi jamak di berbagai tempat wisata.
Jadi, sudahkah Anda ke Kampung Sasak? Apa kesan Anda?
Salam Man Jadda Wajada AKBAR ZAINUDIN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H