Mohon tunggu...
Akbar Rasyid
Akbar Rasyid Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Forum Pegiat Medsos Independen, Pejuang Literasi Lawan Hoax

10 Maret 2019   22:30 Diperbarui: 10 Maret 2019   22:42 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberadaan sekumpulan netizen bersama masyarakat melawan hoax menjadi penting sebagai akselerasi gerakan milenial ke ranah literasi teknologi informasi seperti media sosial. Ketua Forum Pegiat Media Sosial Independen Rusdil Fikri mengungkapkan ada sejumlah tindakan yang akan dilakukan pihaknya dalam menangkal masifnya berita hoax pada Pemilu 2019, di antaranya sukses mengadakan talkshow melawan hoax di berbagai daerah seperti Solo, Jakarta dan Yogyakarta serta mengadakan kompetisi bagi para warganetizen seperti bloger, vloger, dan content creator dalam lomba narasi positif melawan hoax, 

Kini ia akan mengadakan gerakan massif berupa kampanye kebangsaan berupa doa dan tandatangan deklarasi lawan hoax dan tolak Golput di spanduk raksasa pada gelaran car free day di Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat pada akhir pekan bulan Maret ini 

Berawal dari sekumpulan kaum muda milineal dari berbagai daerah yang concern melawan hoax di media sosial, perjuangan sekelompok anak muda tersebut untuk memerangi fitnah dan hoax atau berita bohong di media sosial makin diterima masyarakat luas karena makin relevannya isu yang mereka tangani saat ini terlebih dimana bangsa ini akan melaksanakan pesta demokrasi Pemilu 2019 ini.

Forum Pegiat Media Sosial Independen (FPMSI) awalnya hanyalah sebuah kelompok diskusi bagi sekumpulan anak muda tersebut. Forum ini berdiri karena kecemasan beberapa orang terhadap banjirnya pemberitaan penuh fitnah dan kebohongan di media sosial sejak tahun 2014 lalu, ketika berlangsung pemilihan presiden.

Sekarang, FPMSI memiliki relawan di berbagai kota di Indonesia, menjadi sahabat hampir semua media arus utama di Indonesia, dan punya tugas rutin melakukan literasi guna mengajak masyarakat berpartisipasi aktif melawan hoax dan menebar konten konten positif guna mempublikasikan keunggulan bangsa Indonesia sebagai komitmen warganet khususnya anak muda milenial terhadap komitmennya mencintai dan menjaga persatuan bangsanya.

FPMSI siap membantu melawan hoax, membuat edukasi, bagaimana beradaptasi dengan teknologi informasi dan melakukan berbagai aksi kongkrit untuk berbagi agar bisa saling belajar, dan bergotong royong sesama masyarakat dalam mengatasi maraknya hoax di media sosial

Rusdil, demikian sapaan akrabnya, menjelaskan, ketika dia dan teman-temannya membentuk forum tersebut, alasannya sangat sederhana yaitu saling berbagi kebenaran kepada orang-orang terdekat seperti keluarga dan teman-teman yang bisa mengakses aplikasi media sosial. Dibentuknya FPMSI agar kelompok ini memiliki wadah guna dapat bekerjasama dengan banyak pihak yang juga ingin membantu memberantas hoax.

Kalau sekadar forum-forum saja, mau kerjas ama dengan berbagai pihak baik dengan pemerintah dan organisasi lain kan nanti ditanya, kalian siapa? Dasarnya apa, kok bisa diajak kerja sama? Maka Jadilah FPMSI ini,  kata Rusdil.

(acara Seminar FPMSI di Menteng, Jakarta Pusat)
(acara Seminar FPMSI di Menteng, Jakarta Pusat)
Tentang FPMSI

FPMSI terbentuk karena kebanyakan pengguna media sosial malas melakukan pengecekan dan verifikasi fakta. Mereka cenderung menelan mentah-mentah informasi yang diterima, dan bahkan menyebarkannya kalau mereka suka padahal informasi itu belum tentu benar atau tidak.

Tanpa adanya lembaga verifikasi dan pengecekan, berita bohong gampang menyebar seperti api menyambar minyak, maka FPMSI kemudian hadir untuk mengisi kekosongan itu dan bertindak sebagai filter yaitu: melakukan pengecekan sebuah informasi, kontra narasi, edukasi, dan literasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun