Mohon tunggu...
Akbar Ramadhan
Akbar Ramadhan Mohon Tunggu... Penulis - Periset dan Content Writer Validnews.id

Akbar Ramadhan merupakan lulusan S1 Ekonomi Pembangunan, Universitas Airlangga. Saat ini, bekerja di Validnews.id sebagai Periset dan Content Writer.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelaah Keunggulan dan Kelemahan Metode E-voting Pada Pemilu di Indonesia

11 Februari 2024   01:23 Diperbarui: 11 Februari 2024   01:39 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Simulasi e-Voting Pemilukada Bantaeng, yang merupakan daerah percontohan untuk pertama kalinya di Indonesia. (arsip/ANTARA/ Dewi Fajriani)

Bangsa Indonesia, pada 14 Februari 2024, akan menggelar pemilihan umum (pemilu) serentak. Hajatan akbar tersebut merupakan acara sakral tiap lima tahun sekali yang bertujuan untuk menentukan figur-figur yang akan melanjutkan tanggung jawab pemerintahan negara maupun daerah selama lima tahun ke depan.

Berkaitan dengan pemilu, tentu kita telah mengetahui bahwa penyelenggaraan pemilu di Indonesia, baik untuk calon kepala negara, calon legislatif, maupun calon kepala daerah, masih memakai cara manual, yakni dengan  mencoblos kertas atau surat suara.

Dalam era perkembangan teknologi yang semakin pesat seperti sekarang, tentu menjadi pertanyaan banyak pihak, mengapa negara kita masih menggunakan cara manual dalam menentukan pemimpin. Padahal di era sekarang, sangat memungkinkan untuk melakukan modernisasi tata cara pemilihan umum dengan cara voting elektronik (e-voting).

Lantas, bagaimana kelebihan metode e-voting, serta mengapa metode tersebut tidak diterapkan di Indonesia?

KEUNGGULAN METODE PEMILU ELEKTRONIK (E-VOTING)

Setidaknya, terdapat enam keunggulan dari penggunaan metode pemilu elektronik (e-voting).

Pertama, memudahkan dalam perhitungan suara. E-voting berisikan data-data calon dan pemilih yang terintegrasi secara utuh di dalam sebuah server utama. Pilihan yang telah ditentukan oleh pemilih akan langsung terinput dan terdeteksi oleh server utama, sehingga memudahkan dan mempercepat proses perhitungan suara.

Kedua, meminimalkan potensi kecurangan. Adanya tahapan login dan logout pada metode e-voting dapat mencegah tindakan pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menggunakan hak suara orang lain.

Ketiga, meminimalkan angka suara tidak sah. Pada metode pemilu manual, ketidaktahuan pemilih menyebabkan suara menjadi tidak sah sebab mencoblos bukan pada tempatnya. Masalah seperti itu dapat diatasi dengan penggunaan metode e-voting.

Kelima, ramah terhadap penyandang disabilitas, khususnya tunanetra. Adanya fitur notifikasi suara yang dapat dihadirkan pada perangkat e-voting dapat memandu kaum tunanetra untuk menentukan pilihannya.

Keenam, perangkat e-voting dapat digunakan secara jangka panjang. Perangkat e-voting dapat digunakan untuk pemilu selanjutnya selama tidak mengalami kerusakan.

Selain enam keunggulan yang telah disebutkan sebelumnya, e-voting dapat menghilangkan berbagai kekurangan yang hadir pada metode pemilu manual, yaitu menghilangkan masalah kekurangan surat suara, kesalahan dalam percetakan, dan kerusakan surat suara.

KELEMAHAN METODE PEMILU ELEKTRONIK (E-VOTING)

Dibalik segala keunggulannya, metode e-voting masih menghadirkan kelemahan, yakni dari sisi alokasi anggaran yang berpotensi lebih boros daripada metode pemilu manual. Hal tersebut disebabkan lima hal.

Pertama, biaya untuk memperoleh perangkat keras, perangkat lunak, dan dukungan teknis yang diperlukan untuk pemungutan suara berbasis elektronik (e-voting) mungkin mahal.

Kedua, diperlukan biaya untuk melaksanakan program pelatihan khusus bagi petugas pemilu dan pemilih mengenai penggunaan sistem/ mesin e-voting, mengingat belum semua masyarakat di Indonesia melek terhadap teknologi.

Ketiga, dukungan teknologi akan diperlukan untuk setiap acara pemilu, dan mungkin hanya datang dari vendor sistem, mungkin dari luar negeri dan memerlukan biaya yang tinggi.

Keempat, biaya pemeliharaan dan penyimpanan mungkin memberatkan.

Kelima, teknologi pemungutan suara masih berkembang pesat dan sistem apa pun yang dibeli mungkin akan menjadi usang dalam beberapa tahun, sehingga diperlukan pembaharuan atau modernisasi perangkat e-voting.

Selain masalah anggaran, pemilu dengan menggunakan metode e-voting juga rentan dengan masalah keamanan. Ancaman siber pada sistem e-voting mungkin dapat terjadi. Hal tersebut berpotensi untuk dapat menurunkan kepercayaan pemilih terhadap hasil perhitungan suara.

Jadi, begitulah keunggulan dan kelemahan dari penggunaan metode e-voting pada pemilu. Sebenarnya, metode apa pun yang akan digunakan pada pemilu sama-sama memiliki keunggulan dan kelemahan. Mungkin, penerapan tata cara manual yang diterapkan pada pemilu 2024 merupakan keputusan yang tepat untuk kondisi Indonesia saat ini.

Referensi:

ACE. (2023). Diakses dari: https://aceproject.org/ace-en/topics/vc/vc31/mobile_browsing/onePag

Antara. (2020). Diakses dari: https://www.antaranews.com/berita/1269021/kpu-temanggung-e-voting-lebih-efisien-dari-pemilihan-manual

Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu. (2015). Diakses dari: https://dkpp.go.id/e-voting-lebih-unggul-dibanding-cara-manual/

Rumah Pemilu. (2021). Diakses dari: https://rumahpemilu.org/pemilu-manual-di-negara-canggih/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun