Selain itu, menurut Harjo, jumlah penduduk Indonesia yang bergerak dalam dunia maritim tidak lebih dari satu persen populasi penduduk Indonesia. "Hanya sedikit yang bergerak ke maritim sisanya banyak di daratan. Hanya 1,68 juta atau 0,96 persen penduduk yang bergulat di maritim," katanya.
Kemudian, mengacu pada data Sistem Manajemen Lalu Lintas Angkutan Laut (SIMLALA) yang disampaikan oleh Kementerian Perhubungan pada keterangan tertulis (22/9/23), dalam kurun waktu 2017-2022, jasa pelayaran kargo untuk kegiatan ekspor-impor didominasi oleh kapal-kapal kargo asing. Sebanyak 63% kegiatan ekspor-impor dilayani oleh kapal asing, sementara sisanya merupakan kapal Indonesia.
Lebih lanjut, pada 2022, terdapat 10.534 kapal yang melayani kegiatan ekspor-impor di perairan Indonesia, dan 9.458 di antaranya merupakan kapal asing.
Referensi:
Flecker, M. (2007). The South Tiongkok Sea Tradition: the Hybrid Hulls of South-East Asia. International Journal of Nautical Archaeology, 36(1), 75-90.
Grehenson, G. (2022). Sesjen Wantannas: Hanya 1,68 Juta Penduduk RI Bekerja di Sektor Maritim. Diambil kembali dari Universitas Gadjah Mada: https://ugm.ac.id/id/berita/22852-sesjen-wantannas-hanya-1-68-juta-penduduk-ri-bekerja-di-sektor-maritim/
Mahamid, M. N. (2023). Sejarah Maritim di Nusantara (Abad VII-XVI): Interkoneksi Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan Demak. Historia Madania, 7(1), 32-49.
Wardhana, W. (2016). Poros Maritim: Dalam Kerangka Sejarah Maritim dan Ekonomi Pertahanan. Jurnal Masyarakat & Budaya, 18(3), 369-386.
Yuliati. (2014). Kejayaan Indonesia Sebagai Negara Maritim (Jalesveva Jayamahe). Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 27(2), 129-134.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H