Mohon tunggu...
Akbar Malik
Akbar Malik Mohon Tunggu... Dosen - Menjadi hebat dan melampaui keterbatasan

Perenung sejati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mari Raih Kebahagiaan Sejati

28 Januari 2018   20:52 Diperbarui: 28 Januari 2018   21:33 1286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang yang ditakdirkan lahir di muka bumi ini, pasti ingin merasakan kebahagiaan. Tentu bukan hanya kebahagiaan sesaat, sementara, atau kebahagiaan yang bersifat temporer. Yang pasti kita inginkan adalah kebahagiaan yang sejati, kebahagiaan yang hakiki.

Lantas, yang seperti apakah kebahagiaan sejati itu? Apa yang harus kita lakukan untuk mencapai kebahagiaan sejati? Apakah dengan memiliki kendaraan mewah dan rumah yang megah? Dilengkapi dengan pasangan hidup dengan paras yang menawan? Apakah dengan memiliki hal-hal tersebut kita dijamin akan mendapat kebahagiaan sejati? Atau setidaknya membantu kita mencapainya?

Bisa jadi, bagi sebagian orang adalah benar jika memiliki kendaraan mewah, rumah megah, ditambah dengan pasangan hidup yang berparas cantik atau tampan merupakan sebuah jaminan untuk mencapai kebahagiaan sejati.

Bisa juga bagi sebagian orang lainnya bahwa memiliki hal-hal tadi adalah bukan suatu syarat atau jaminan kita akan merasakan kebahagiaan sejati.

Bagaimana dengan Anda? Menurut Anda, apa yang harus kita miliki agar kita dapat mendapat dan merasakan kebahagiaan sejati? Atau, usaha-usaha apa saja yang mesti kita lakukan untuk mencapainya?

Sekadar untuk pengetahuan dan menambah pandangan, salah satu aliran filsafatKaum Sinis, berpandangan dan menekankan bahwa kebahagiaan sejati tidaklah terdapat pada kelebihan lahiriah seperti kemewahan materi, kekuasaan politik, atau kesehatan yang baik. Menurutnya, kebahagiaan sejati terletak pada sesuatu yang acak dan mengambang. Ditambahnya lagi, dan karena kebahagiaan tidak terletak pada keuntungan-keuntungan semacam ini, semua orang dapat meraihnya. Lebih-lebih, begitu berhasil diraih, ia tidak akan pernah lepas lagi.

Begitu menurut salah satu aliran filsafat yang baru saja saya dapatkan dari buku yang sedang saya baca. Saya berpikir, benarkah demikian? Jika aliran tersebut mengatakan bahwa kebahagiaan sejati terletak pada sesuatu yang acak dan mengambangsaya tidak mengerti maksudnya apasaya lebih memilih jawaban yang berlainan dengan pendapat aliran tersebut.

Saya setuju dengan pendapat bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada kelebihan lahiriah, atau pun kepemilikan lahiriah. Saya amat setuju. Dan saya memandang bahwa kebahagiaan sejati terletak pada kekayaan batiniah yang kita miliki. Seperti sifat ikhlas yang tinggi, kemampuan bersyukur menjalani hidup, sabar, merasa cukup. Saya kira kekayaan batinlah yang lebih penting dimiliki setiap orang, terlebih mereka yang ingin mendapat kebahagiaan sejati.

Karena sejatinya, kelebihan atau kepemilikan kita terhadap sesuatu yang bersifat lahiriah, tidak akan bersifat lama, alias temporer. Misal saja mobil yang mewah, tentu mobil itu akan dimakan usia, lama-kelamaan mesin mobil itu akan menurun daya gedornya, catnya akan semakin memudar karena terpaan sinar matahari setiap hari, juga usianya yang semakin menua. Rumah megah pun sama, lama-kelamaan cat temboknya akan mengelupas, kekuatan betonnya akan semakin menurun, pun harus diperbarui setiap elemen yang mendukung kokohnya rumah megah tersebut. Sama halnya seperti pasangan hidup kita yang memiliki paras menawan, tentu semua tahu, jika hanya paras, lewat usia 50 tahun saja kulit wajahnya sudah berkeriput, rambutnya sudah mulai memutih, dan tanda-tanda kelemahan lainnya.

Berbeda halnya dengan kelebihan dan kekayaan pada batin kita. Sampai kapan pun, kekayaan batin tak akan pernah hilang ditelan usia, yang paling mungkin adalah kekuatannya yang semakin bertambah seiring usia yang semakin banyak. Ujian hidup, pengalaman yang membuatnya semakin matang menjadikan segala kelebihan batiniah itu menjadi lebih kuat. Seperti yang disebutkan aliran filsafat tadi, bahwa sekali manusia mampu meraihnya, kebahagiaan sejati itu tidak akan pernah lepas dari kehidupannya.

Saya pun merasa demikian. Jika hidup ini hanya didedikasikan untuk meraup keuntungan, mencari laba, dan mengumpulkan harta, hidup ini tak ubahnya nilai ujian dalam secarik kertas. Tidak begitu penting. Yang lebih penting itu bagaimana kita memaknai ilmu yang didapat agar dapat bermanfaat, bukan berapa besar atau tingginya nilai. Sama juga dengan hidup. Tak terlalu penting seberapa banyak harta yang kita miliki, namun seberapa mampukah kita memaknai setiap episode kehidupan yang telah dan akan kita jalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun