Mohon tunggu...
Akbar Malik
Akbar Malik Mohon Tunggu... Dosen - Menjadi hebat dan melampaui keterbatasan

Perenung sejati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Salah Satu Cita-cita Hidupku adalah Menulis Buku

23 Januari 2018   20:28 Diperbarui: 24 Januari 2018   09:36 1339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beliau-beliau jasadnya sudah tak ada, namun karya-karyanya masih menggema. Tentu, karya tak akan dibawa mati, tapi nilai manfaat karya itulah yang senantiasa mengalir walau jiwa sudah tak dikandung badan. Ya, jika dikatakan jasad sudah dikubur, tapi dengan karya kita yang masih dan akan selalu hidup, karya itulah yang akan terus berjalan dan bergerak dari tangan ke tangan, dari mata ke mata, yang dengan karya itulah amal pahala kita terus bertambah.

Ada yang berkata, "Jika Anda bisa menulis sebuah status Facebook, tentu dengan itu Anda bisa menulis sebuah buku." Sebegitu mudahkah menulis buku? Dapatkah menulis sebuah buku disamakan dengan menulis status di Facebook?

Semua penulis buku berkata bahwa menulis itu mudah. Amat sangat mudah. Lha, mudah bagaimana toh? Ya, sangat mudah, Anda tinggal menulis, katanya. Tak perlu memikirkan bagaimana aturan baku dari menulis, atau aturan teknis menulis. Tak perlu. Yang perlu Anda lakukan hanyalah menulis, menulis, dan menulis. Yang perlu Anda lakukan hanyalah menuangkan apa yang ada di pikiran dan benak Anda pada tulisan. Tak perlu hakimi tulisan Anda, tak perlu edit, buatlah sesederhana mungkin. Tulis, tulis, tulis.

Katanya sih begitu. Petuah di atas adalah petuah yang saya dapatkan dari para penulis yang sudah menelurkan banyak karya, yang karyanya sudah banyak mewarnai dunia kepenulisan di Indonesia.

Katanya sih begitu. Mungkin terdengar sangat mudah. Tapi akankah semudah itu? Semoga saja. Seperti apa kata para penulis tadi, kita hanya perlu menulis, tanpa perlu berpikir lebih jauh tentang tulisan kita, yang justru terkadang mengganggu proses belajar menulis kita.

Jadikan menulis buku sebagai salah satu cita-cita hidup. Sebelum mati, minimal satu buku. Jadikan hidup ini berarti, berarti bagi diri pribadi, juga bagi orang lain. Berarti bagi orang lain dengan melahirkan karya. Karya yang akan selalu ada menemani orang-orang yang masih hidup di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun