Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

MBG Tak Kunjung Datang, Gerakan Sarapan Bersama di Sekolah ini Wajib Dicontoh

3 Februari 2025   11:31 Diperbarui: 3 Februari 2025   11:31 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerakan sarapan bersama yang dilakukan guru untuk menanamkan kebiasaan baik di sekolah. (Koleksi AKBAR PITOPANG)

Seturut dengan itu, peran orangtua dalam keberhasilan gerakan ini sangatlah besar. Orangtua menjadi kunci utama dalam memastikan anak-anak membawa bekal yang sehat. 

Beberapa orangtua bahkan mulai lebih peduli dalam menyiapkan makanan yang seimbang bagi anak-anak mereka karena menyadari bahwa apa yang dimakan anak akan mempengaruhi performa anak di sekolah.

Pentingnya peran keluarga dalam kebiasaan makan anak tak bisa diabaikan. Ketika orangtua aktif mendukung gerakan ini jelas dampaknya semakin terasa. Anak-anak tidak hanya makan sehat di sekolah tetapi juga mulai membiasakan di rumah sebelum berangkat ke sekolah pada hari-hari lainnya.

Sarapan bukan hanya soal mengisi perut tetapi juga tentang memberikan energi yang cukup agar anak-anak dapat fokus dalam belajar. Banyak penelitian menunjukkan bahwa siswa yang rutin sarapan memiliki daya konsentrasi yang lebih baik, lebih aktif, dan lebih jarang mengalami gangguan kesehatan seperti sakit kepala atau mual.

Di tengah banyaknya tantangan dalam dunia pendidikan maupun dalam program MBG sendiri maka gerakan ini menjadi bukti bahwa perubahan bisa dimulai dari langkah kecil. 

Sambil menanti MBG, revolusi inisiatif sarapan bersama tetap masih dibutuhkan. (koleksi AKBAR PITOPANG)
Sambil menanti MBG, revolusi inisiatif sarapan bersama tetap masih dibutuhkan. (koleksi AKBAR PITOPANG)

Sambil menunggu program MBG dari pemerintah maka sekolah dan komunitas dapat berperan aktif dalam menciptakan kebiasaan baik secara konsisten.

Sarapan bersama juga menjadi momen refleksi. Siswa diajak untuk lebih menghargai makanan yang mereka miliki. Mereka belajar bahwa tidak semua anak di luar sana biisa menikmati sarapan yang cukup. Kesadaran ini perlahan membentuk empati dan rasa syukur dalam diri mereka.

Saat bel masuk berbunyi, suasana kelas tetap penuh dengan semangat. Anak-anak yang sudah sarapan tidak lagi tampak lesu atau mengantuk. Mereka siap menyambut pelajaran dengan energi penuh karena mereka telah mendapatkan nutrisi yang cukup bagi tubuh mereka.

Kebiasaan baik ini memang tidak bisa dibentuk dalam semalam. Namun, dengan konsistensi dan dukungan dari guru, siswa, dan orangtua maka gerakan sarapan bersama seperti ini dapat menjadi bagian dari budaya sekolah yang positif.

Banyak pihak berharap bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat segera merata ke semua sekolah. Namun, sambil menunggu, inisiatif dari sekolah tetap harus berjalan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun