Kondektur atau asisten sopir yang melihat situasi ini akhirnya turun tangan. Dengan suara tegas namun tetap santun, ia meminta salah satu anak untuk memberikan kursinya kepada saya. Barulah seorang anak dengan wajah setengah enggan berdiri dan memberikan tempat duduknya. Kejadian ini membuat saya merenung tentang betapa pentingnya membangun budaya kepedulian dalam diri anak-anak sejak dini.
Di dalam transportasi umum seperti busway atau Trans Metro Pekanbaru ini ada yang disebut sebagai kursi prioritas. Kursi ini diperuntukkan bagi mereka yang lebih membutuhkan, seperti lansia, ibu hamil, penyandang disabilitas, dan orang tua yang membawa anak kecil.Â
Kesadaran untuk memberikan tempat duduk kepada mereka seharusnya menjadi sesuatu yang otomatis serta bukan sesuatu yang harus diingatkan oleh orang lain terlebih dahulu.
Sayangnya, dalam praktiknya masih banyak pengguna transportasi umum yang belum memahami atau bahkan memilih untuk mengabaikan aturan ini. Tidak sedikit orang yang pura-pura tidur atau sibuk dengan ponsel mereka agar tidak perlu memberikan tempat duduknya kepada orang kategori prioritas yang lebih membutuhkan.
Hal ini seharusnya menjadi perhatian bersama terutama bagi para orangtua. Pendidikan karakter tidak hanya bisa diajarkan di dalam ruang kelas tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.Â
Salah satunya adalah dengan mengajarkan anak-anak bagaimana berperilaku saat berada di transportasi umum.
Mengajarkan kepedulian kepada anak tidak harus dengan ceramah panjang. Orangtua bisa memberi contoh langsung saat sedang bepergian. Misalnya, dengan memberi tempat duduk kepada lansia atau ibu hamil tentu anak akan belajar bahwa itu adalah hal yang seharusnya dilakukan.
Selain itu, kita semua juga bisa turut serta dalam memberikan edukasi mengenai etika di transportasi umum sebagai bagian dari pendidikan karakter tentang bagaimana bersikap saat berada di dalam kendaraan umum.
Pemerintah pun memiliki peran penting dalam menciptakan sistem transportasi yang tidak hanya nyaman tetapi juga mendukung budaya berperilaku yang baik. Jiwa sosial dengan mengajak pengguna transportasi umum untuk lebih peduli bisa dilakukan melalui berbagai media, baik secara langsung maupun digital.