Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Krisis Transportasi Umum dan (Krisis) Karakter Bangsa?

31 Januari 2025   17:59 Diperbarui: 31 Januari 2025   21:52 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membangun budaya transportasi umum yang peduli, nyaman dan humanis. (Dok. AKBAR PITOPANG)

Kondektur atau asisten sopir yang melihat situasi ini akhirnya turun tangan. Dengan suara tegas namun tetap santun, ia meminta salah satu anak untuk memberikan kursinya kepada saya. Barulah seorang anak dengan wajah setengah enggan berdiri dan memberikan tempat duduknya. Kejadian ini membuat saya merenung tentang betapa pentingnya membangun budaya kepedulian dalam diri anak-anak sejak dini.

Informasi terkait kursi prioritas yang terdapat di armada transportasi umum. (Dok. AKBAR PITOPANG)
Informasi terkait kursi prioritas yang terdapat di armada transportasi umum. (Dok. AKBAR PITOPANG)

Di dalam transportasi umum seperti busway atau Trans Metro Pekanbaru ini ada yang disebut sebagai kursi prioritas. Kursi ini diperuntukkan bagi mereka yang lebih membutuhkan, seperti lansia, ibu hamil, penyandang disabilitas, dan orang tua yang membawa anak kecil. 

Kesadaran untuk memberikan tempat duduk kepada mereka seharusnya menjadi sesuatu yang otomatis serta bukan sesuatu yang harus diingatkan oleh orang lain terlebih dahulu.

Sayangnya, dalam praktiknya masih banyak pengguna transportasi umum yang belum memahami atau bahkan memilih untuk mengabaikan aturan ini. Tidak sedikit orang yang pura-pura tidur atau sibuk dengan ponsel mereka agar tidak perlu memberikan tempat duduknya kepada orang kategori prioritas yang lebih membutuhkan.

Hal ini seharusnya menjadi perhatian bersama terutama bagi para orangtua. Pendidikan karakter tidak hanya bisa diajarkan di dalam ruang kelas tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. 

Salah satunya adalah dengan mengajarkan anak-anak bagaimana berperilaku saat berada di transportasi umum.

Mengajarkan kepedulian kepada anak tidak harus dengan ceramah panjang. Orangtua bisa memberi contoh langsung saat sedang bepergian. Misalnya, dengan memberi tempat duduk kepada lansia atau ibu hamil tentu anak akan belajar bahwa itu adalah hal yang seharusnya dilakukan.

Selain itu, kita semua juga bisa turut serta dalam memberikan edukasi mengenai etika di transportasi umum sebagai bagian dari pendidikan karakter tentang bagaimana bersikap saat berada di dalam kendaraan umum.

Banyak pelajar masih tertarik memanfaatkan moda transportasi umum. (Dok. AKBAR PITOPANG)
Banyak pelajar masih tertarik memanfaatkan moda transportasi umum. (Dok. AKBAR PITOPANG)

Pemerintah pun memiliki peran penting dalam menciptakan sistem transportasi yang tidak hanya nyaman tetapi juga mendukung budaya berperilaku yang baik. Jiwa sosial dengan mengajak pengguna transportasi umum untuk lebih peduli bisa dilakukan melalui berbagai media, baik secara langsung maupun digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun