Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ke Tukang Cukur, Sejak Kanak-kanak sampai Punya Anak

25 Januari 2025   09:31 Diperbarui: 26 Januari 2025   08:52 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelajaran dari sebuah tempat cukur legendaris. (Dok. AKBAR PITOPANG)

Konsistensi adalah kunci keberhasilan tempat ini. Selama tiga dekade, ia bertahan di tengah berbagai tantangan. Tidak mudah mempertahankan usaha dengan pesaing yang semakin modern dan inovatif.

Saya yakin, kesuksesan yang diraih sang tukang cukur tidak hanya berasal dari keahliannya. Ada dedikasi dan kerja keras yang menjadi pondasi kokoh perjalanan hidupnya.

Rumah yang sudah dimiliki serta keberhasilan menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi adalah bukti nyata bahwa profesi apapun, jika ditekuni dengan sungguh-sungguh akan membawa hasil positif.

Kita seringkali terjebak dalam stigma profesi tertentu. Padahal, nilai sebuah pekerjaan terletak pada bagaimana pekerjaan itu dilakukan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab.

Pelajaran dari sebuah tempat cukur legendaris. (Dok. AKBAR PITOPANG)
Pelajaran dari sebuah tempat cukur legendaris. (Dok. AKBAR PITOPANG)

Kisah ini memberikan pelajaran penting bahwa tidak ada pekerjaan yang kecil jika dilakukan dengan hati besar. Sang tukang cukur adalah contoh nyata bagaimana konsistensi dan kerja keras bisa mengubah hidup.

Saya percaya, banyak dari kita yang bisa belajar dari cerita ini. Bukan hanya tentang mempertahankan bisnis tetapi juga tentang menjaga hubungan dengan orang-orang di sekitar kita, dengan para pelanggan setia.

Di zaman sekarang mungkin kita mudah tergoda untuk mengejar tren. Namun, tukang cukur yang baik bisa membuktikan bahwa ia membawa nilai yang tidak lekang oleh waktu.

Pengalaman di tempat cukur ini juga mengajarkan saya untuk menghargai proses. Semua butuh waktu, dedikasi, dan keberanian untuk tetap berjalan meski arus berubah.

Bagi para anak muda yang kini terjun ke dunia barbershop modern maka cerita ini bisa menjadi inspirasi. Tidak salah untuk berinovasi tetapi jangan lupakan nilai-nilai kejujuran, konsistensi, dan pelayanan yang tulus.

Barbershop dan tukang cukur tradisional mungkin berbeda dalam konsep tetapi keduanya bisa berjalan berdampingan. Masing-masing memiliki pangsa pasar dan keunikan tersendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun