Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kecuali Market Day, Siswa Dilarang Jualan?

23 Januari 2025   12:22 Diperbarui: 23 Januari 2025   18:28 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa mengikuti Market Day sebagai bentuk praktik baik pembelajaran di P5 Kurikulum Merdeka. (DOK. TANOTO FOUNDATION via Kompas.com)

Ada yang tidak mempermasalahkan bila ada siswa berjualan. Bahwa selama siswa tetap menunjukkan performa akademik yang baik maka semestinya tidak ada alasan kuat untuk melarang mereka berwirausaha kecil-kecilan. 

Bahkan, sekolah seharusnya melihat ini sebagai kesempatan untuk membimbing siswa mengembangkan keterampilan kewirausahaan secara komprehensif.

Dalam konteks ini, guru memegang peran penting sebagai pengamat sekaligus pembimbing. Guru harus bisa mengamati apakah siswa yang berjualan tetap mampu memusatkan perhatian saat belajar. Jika siswa tersebut menunjukkan tanggung jawab terhadap tugas dan aktivitas belajar di kelas maka larangan berjualan menjadi tidak relevan.

Sebaliknya, jika aktivitas berjualan memang terbukti mengganggu proses belajar-mengajar barulah pendekatan yang lebih mendidik bisa diterapkan. Misalnya, guru dapat memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara belajar dan berjualan. Tidak melulu dengan langsung melarang melainkan dengan mendampingi terlebih dahulu.

Melibatkan orangtua dalam diskusi ini juga sangat penting. Komunikasi yang baik serta kolaborasi guru dan orangtua akan membantu menemukan solusi terbaik bagi siswa. Supaya orangtua paham tentang bagaimana mendukung anak mereka tanpa mengorbankan pendidikan formal.

Market Day memang menjadi contoh sukses dari implementasi tema kewirausahaan dalam Kurikulum Merdeka. Namun, kegiatan ini seharusnya bukan satu-satunya momen siswa belajar berwirausaha. 

Penting bagi sekolah untuk memahami latar belakang ekonomi siswa. Tidak semua siswa berjualan hanya untuk iseng atau sekadar mendapatkan uang tambahan. Ada di antara mereka yang melakukannya karena kebutuhan atau faktor ekonomi keluarga. Mengabaikan aspek ini bisa menciptakan ketidakadilan sosial di lingkungan sekolah.

Maka langkah terbaik adalah menciptakan aturan yang seimbang. Misalnya, siswa diperbolehkan berjualan di waktu-waktu tertentu yang tidak mengganggu kegiatan belajar. Sekolah juga bisa menetapkan jenis barang dagangan yang sesuai dan tidak merugikan pihak lain.

Mungkin sudah saatnya kita mengubah paradigma tentang kegiatan berjualan di sekolah. Alih-alih memandangnya sebagai gangguan, kita bisa melihatnya sebagai peluang pendidikan. 

Kegiatan ini bisa menjadi media untuk mengajarkan nilai-nilai kewirausahaan yang berguna di masa sekolah serta juga di masa depan.

Keberhasilan P5 tema kewirausahaan dalam Kurikulum Merdeka tidak hanya ditentukan oleh kemeriahan Market Day. Lebih dari itu, keberhasilan ini tergantung pada bagaimana sekolah, guru, siswa, dan orangtua dapat bekerja sama menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan jiwa wirausaha secara berkelanjutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun