Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Fenomena "Waiting List" saat Mendaftar Sekolah

27 Desember 2024   07:37 Diperbarui: 27 Desember 2024   11:07 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baru mau daftar, eh sudah masuk waiting list. Sefavorit itukah sekolahnya? (KOMPAS/FADLAN MUKHTAR ZAIN)

Memilih sekolah untuk anak adalah salah satu keputusan penting yang dihadapi orangtua. Bagi sebagian orang ini mungkin hanya tentang lokasi atau biaya. Namun, bagi yang lainnya keputusan ini melibatkan berbagai pertimbangan seperti kualitas pendidikan, fasilitas, hingga metode pengajaran. Saya sendiri turut mengalami fase ini saat harus memilih TK dan SD untuk anak saya. Prosesnya tidak mudah tetapi juga penuh pelajaran berharga.

Ketika pertama kali mulai mencari sekolah saya dihadapkan dengan begitu banyaknya pilihan. Ada SD Negeri yang terjangkau dengan fasilitas memadai tetapi ada juga sekolah swasta yang menawarkan pendekatan pendidikan modern dengan biaya cukup tinggi. 

Belum lagi, ada pula Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang menambahkan nilai pendidikan agama dalam kurikulumnya. Setiap pilihan terasa menarik tetapi juga memicu kebingungan.

Salah satu pengalaman yang menjadi perhatian adalah ketika saya mengunjungi salah satu sekolah swasta yang baru pertama sekali saya ketahui lewat media sosial. PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) masih enam bulan lagi, tetapi sekolah tersebut sudah membuka pendaftaran. Bahkan, daftar tunggu atau "waiting list" sudah panjang! 

Fenomena ini membuat saya merenung. Apa yang membuat sekolah ini istimewa dan banyak peminatnya?

Jawabannya ternyata terletak pada kualitasnya. Sekolah tersebut tampak memiliki guru-guru berkualitas, fasilitas lengkap, dan pendekatan pendidikan yang berpusat pada kebutuhan anak yang relevan dengan situasi saat ini. Mereka menawarkan lingkungan belajar yang nyaman dan menstimulasi anak. Tidak heran jika banyak orangtua bersedia masuk daftar tunggu dan siap membayar mahal demi pendidikan terbaik untuk anak-anak mereka.

Namun, fenomena ini juga membuka mata kita tentang realitas di sekolah negeri. Meskipun sekolah negeri telah mengalami banyak kemajuan tapi masih ada "trust issue" di kalangan orangtua. 

Banyak yang merasa sekolah negeri belum mampu memenuhi ekspektasi mereka. Padahal sekolah negeri sebenarnya memiliki potensi besar jika dikelola dengan baik.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi sekolah negeri adalah masalah pemerataan akses dan kualitas. Tidak semua sekolah negeri memiliki fasilitas yang setara. Ada sekolah yang sudah memiliki fasilitas lengkap dan guru berkualifikasi tinggi tetapi ada juga yang masih terkendala di banyak aspek. Hal ini tentu mempengaruhi minat orangtua untuk menyekolahkan anak.

Masalah lainnya adalah transparansi penggunaan anggaran khususnya dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Sebagai orangtua, kita sangat berharap anggaran ini dikelola dengan jujur dan bertanggung jawab. 

Jika dana BOS digunakan secara optimal sebenarnya dapat menjadi "game changer" bagi sekolah negeri. Dengan pengelolaan yang baik jelas sekolah negeri dapat menyediakan fasilitas yang sama baiknya dengan sekolah swasta.

Sebuah cerita perjalanan menemukan sekolah terbaik untuk anak. (Dok. Pixabay via Kompas.com)
Sebuah cerita perjalanan menemukan sekolah terbaik untuk anak. (Dok. Pixabay via Kompas.com)

Fenomena "waiting list" di sekolah swasta seharusnya menjadi motivasi bagi sekolah negeri untuk terus meningkatkan kualitas. Sekolah negeri dapat mempelajari indikator keberhasilan dari sekolah swasta. 

Misalnya menciptakan lingkungan belajar yang menarik. Hal-hal terkait lainnya bisa dimodifikasi dan diterapkan sesuai dengan karakteristik sekolah negeri.

Tidak bisa dipungkiri biaya pendidikan di sekolah swasta sering menjadi kendala bagi sebagian besar orangtua. Oleh karena itu, jika sekolah negeri mampu bersaing dalam kualitas ini tentu menjadi kabar baik bagi masyarakat. Orangtua tidak khawatir dengan biaya mahal tetapi tetap bisa mencarikan pendidikan terbaik untuk anak.

Saya juga merasa bahwa masyarakat memiliki peran penting dalam pengawasan pendidikan. Orangtua dan komite sekolah harus aktif mengawasi penggunaan anggaran agar tidak diselewengkan oleh oknum tertentu. 

Dengan pengawasan yang baik maka penyalahgunaan dana dapat diminimalkan. Dan sekolah negeri pun bisa menjadi lebih transparan dan bertanggung jawab.

Selain itu, pemerintah juga perlu terus mendorong peningkatan kualitas pendidikan di sekolah negeri. Program profesi guru, pengadaan fasilitas, hingga pengembangan metode pembelajaran harus terus diperbarui. Jika ini dilakukan secara konsisten saya percaya sekolah negeri dapat menjadi pilihan utama bagi banyak orangtua.

Kembali ke pengalaman saya, akhirnya saya memilih sekolah yang menurut saya paling sesuai dengan kebutuhan anak dan situasi dunia saat ini. Bukan hanya soal fasilitas atau kurikulum tetapi juga tentang bagaimana anak bisa merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar. Bagi saya, kebahagiaan dan perkembangan anak adalah prioritas utama.

Juga, proses ini mengajarkan kita banyak hal. Salah satunya adalah pentingnya mempertimbangkan berbagai aspek sebelum mengambil keputusan. Diantaranya ada nilai-nilai yang diajarkan, lingkungan belajar, dan bagaimana sekolah mendukung tumbuh kembang anak.

Mengenai hal ini juga membuat kita lebih memahami betapa pentingnya peran orangtua dalam pendidikan anak. Kita tidak hanya memilih sekolah tetapi juga mendukung anak selama perjalanan pendidikannya. 

Kolaborasi guru dan orangtua, komunikasi terbuka, keterlibatan dalam kegiatan sekolah, serta dukungan dari rumah semuanya sama pentingnya.

Kita berharap kedepannya sekolah negeri dan swasta dapat saling bersinergi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. 

Tidak ada yang salah dengan memilih sekolah swasta ataupun sekolah negeri. alangkah baiknya jika sekolah negeri dan swasta mampu menawarkan kualitas yang sama baiknya. Sungguh, yang kita impikan hanyalah semua anak Indonesia berada dalam kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan terbaik.

Perjalanan mencari sekolah terbaik untuk anak memang penuh cerita. Setiap orangtua pasti memiliki pengalaman dan pertimbangannya masing-masing. Yang terpenting adalah memastikan bahwa keputusan tersebut didasarkan pada kebutuhan dan kemampuan anak. 

Karena pada akhirnya pendidikan adalah investasi terbesar yang bisa kita berikan untuk masa depan anak-anak kita.

Semoga ini bermanfaat..

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun