Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Job Fair Hadir di Sekolah, Peluang atau Bumerang?

23 Desember 2024   09:23 Diperbarui: 23 Desember 2024   09:23 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rekrutmen siswa Kelas 12 lulusan SMA via job fair yang digelar di sekolah. Bisa atasi masalah pengangguran? | KOMPAS/ANDREAS LUKAS ALTOBELI

Mengintip peluang kerja lewat rekrutmen calon lulusan SMA. Salah satunya di tambang. (freepik/boggy via kompas.com) 
Mengintip peluang kerja lewat rekrutmen calon lulusan SMA. Salah satunya di tambang. (freepik/boggy via kompas.com) 

Fenomena ini juga memberikan pembelajaran penting bagi sekolah. Sekolah memiliki peran strategis dalam membekali siswa dengan informasi tentang memilih pekerjaan yang sesuai dengan nilai-nilai yang mereka anut.

Selain itu, pemerintah juga dapat berperan dalam memastikan bahwa program rekrutmen seperti ini diawasi dengan baik. Hal ini untuk memastikan bahwa lulusan SMA yang direkrut benar-benar mendapatkan pelatihan yang memadai dan perlindungan hak-hak kerja yang layak. Guna menghindari praktik eksploitasi pekerja muda.

Bagi para lulusan SMA dan sederajat, kesempatan seperti ini tentu sangat menggoda. Namun, mereka harus tetap berpikir panjang. 

Dunia kerja bukan hanya soal mendapatkan gaji tetapi juga soal tanggung jawab. Ketika seseorang memilih untuk bekerja di industri yang memiliki dampak besar seperti tambang. keputusan itu tidak hanya mempengaruhi dirinya sendiri tetapi juga masyarakat dan lingkungan sekitar.

Bagi saya pengalaman ini memberikan banyak refleksi.
Pertama, tentang bagaimana dunia kerja semakin membuka peluang bagi generasi muda.
Kedua, tentang bagaimana setiap individu memiliki tanggung jawab moral untuk memilih jalan hidupnya dengan bijak.

Saya membayangkan jika lebih banyak perusahaan yang mengadopsi model rekrutmen seperti ini maka kita akan melihat banyak perubahan dalam pola kerja dan pelatihan tenaga kerja di Indonesia. 

Namun, disisi lain saya juga berharap bahwa perusahaan-perusahaan ini tetap memegang teguh prinsip keberlanjutan.

Dengan adanya peluang seperti ini maka lulusan SMA yang direkrut juga harus didorong untuk menimba pendidikan tambahan atau lanjutan. 

Selain pelatihan kerja yang memang penting di perusahan, juga pendidikan formal tidak boleh diabaikan. Ada baiknya perusahaan menyediakan program lanjutan seperti kuliah sambil bekerja.

Generasi muda Indonesia adalah aset berharga. Jika dibimbing dengan benar mereka tidak hanya akan menjadi profesional yang handal tetapi juga agen perubahan yang membawa dampak positif bagi bangsa dan dunia.

Pengalaman saya berbincang dengan pemuda ini juga mengingatkan saya pada pentingnya diskusi yang terbuka antara generasi muda, orangtua, dan pendidik. Semua pihak memiliki peran untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil oleh siswa ini benar-benar memberikan manfaat berharga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun