Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menghancurkan Pendidikan Dimulai dari Mempolisikan Pendidik

5 November 2024   14:18 Diperbarui: 6 November 2024   05:27 5859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menggugat rasa keadilan dalam kasus-kasus mempolisikan guru. (Ilustrasi via Kompas.id)

Tindakan ini pada akhirnya mengurangi kualitas pendidikan dan bahkan bisa mengurangi semangat belajar siswa. Parahnya, bisa saja siswa makin "menjadi-jadi" atau lost control.

Di tengah perubahan masyarakat yang dinamis ini, seharusnya kita mendukung guru agar mereka dapat mendidik dengan sepenuh hati. 

Orangtua dan masyarakat perlu memahami bahwa guru memiliki tanggungjawab besar dalam membentuk karakter generasi masa depan.

Tidak ada guru yang ingin melihat siswa mereka gagal. Mereka bahkan sering mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memastikan setiap siswa mendapat pendidikan terbaik. Namun, pengabdian ini seringkali tidak mendapat apresiasi yang memadai.

Kekhawatiran akan pelaporan hukum mungkin membuat guru enggan menegakkan disiplin. Padahal, disiplin merupakan bagian penting dalam pembentukan karakter siswa. Jika disiplin ini hilang, maka kualitas generasi muda juga bisa terancam.

Terlepas dari segala kesulitan yang dihadapi, situasi ini juga menjadi bahan refleksi bagi guru. Sebagai pendidik, perlu terus memperbarui metode dan pendekatan dalam mengajar agar lebih relevan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan siswa saat ini.

Anak didik belajar di kelas. Menghargai pendidik menyikapi Konflik dengan bijak dalam dunia pendidikan. (Foto: Akbar Pitopang)
Anak didik belajar di kelas. Menghargai pendidik menyikapi Konflik dengan bijak dalam dunia pendidikan. (Foto: Akbar Pitopang)

Guru masa kini dituntut untuk lebih adaptif. Cara-cara mengajar tradisional mungkin tidak lagi sesuai, dan inovasi dalam pengajaran perlu ditingkatkan. Misalnya, guru bisa menggunakan teknologi dan pendekatan yang lebih interaktif untuk mendekati siswa.

Namun, perubahan ini tentu saja tidak mudah. Guru juga membutuhkan dukungan dari pihak sekolah, orangtua, dan masyarakat agar mereka merasa dihargai dalam mengemban tugas yang "berat" ini.

Menghargai guru tidak hanya melalui aspek finansial, tetapi juga melalui apresiasi atas dedikasi mereka. Orangtua dapat menunjukkan dukungan ini dengan bekerjasama dan berkomunikasi lebih baik dengan guru.

Membangun komunikasi yang sehat dan kolaborasi guru dan orangtua adalah salah satu kunci untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang harmonis. Dengan komunikasi yang baik, kesalahpahaman dapat dihindari. Dan fokus pendidikan akan kembali pada tujuan utamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun