Menggapai kesuksesan dalam profesi guru tidak hanya tentang memiliki "panggilan jiwa" untuk mendidik, tetapi juga memahami strategi agar kesejahteraan diri terjaga. Seorang rekan guru, yang ditunjuk sebagai pengawas ANBK di sekolah kami, berbagi cerita inspiratif tentang perjalanan anaknya yang sudah lebih dulu menemukan kemujuran dalam profesinya sebagai guru. Anak rekan tersebut, seorang guru muda yang baru saja lulus dari PPG Prajab dan juga lulus PPPK, telah berhasil meraih kesejahteraan yang diimpikannya. Perjalanannya bisa menjadi inspirasi bagi para lulusan baru yang bercita-cita menjadi guru.
Anak rekan ini memulai karirnya dengan langkah sederhana namun penuh perhitungan. Saat baru lulus dari jurusan PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar), ia langsung mencoba untuk bekerja sebagai guru honorer di sebuah SD Negeri di Pekanbaru.Â
Menariknya, meski sudah mendapatkan kesempatan kerja dan diterima menjadi guru honorer, ia meminta kepada Kepala Sekolah untuk tidak buru-buru memasukkan namanya ke dalam Dapodik (Data Pokok Pendidikan).Â
Permintaan ini tentu tidak biasa, mengingat banyak guru honorer yang berharap segera tercatat di Dapodik sebagai bagian dari tenaga pendidik yang diakui negara.
Namun, langkah ini ternyata bagian dari strategi. Kurang lebih tiga bulan setelah menjadi guru honorer, ia menerima kabar gembira berupa beasiswa PPG (Pendidikan Profesi Guru) Prajabatan yang diberikan oleh pemerintah.Â
Beasiswa ini menjadi kesempatan emas baginya untuk memperdalam kompetensi profesional tanpa harus terbebani biaya. Keputusan untuk tidak segera masuk ke Dapodik membuatnya tidak terikat, sehingga ia bisa mengikuti program PPG Prajab dengan lebih fokus.
Usai menjalani PPG, ia resmi memiliki Sertifikat Pendidik (Serdik). Sertifikasi ini merupakan langkah besar, karena di dunia pendidikan Indonesia, Serdik menjadi salah satu kunci untuk mendapatkan kesejahteraan lebih baik.Â
Guru bersertifikasi biasanya memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan tunjangan profesional dari pemerintah. Dengan Serdik di tangannya, ia memiliki bekal kuat untuk melangkah ke tahap berikutnya.
Kesempatan emas berikutnya datang dalam bentuk rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Dalam proses ini, ia memilih kabupaten yang biasanya rutin memberikan tambahan tunjangan penghasilan bagi guru.Â
Setiap kabupaten memang memiliki kebijakan tunjangan yang berbeda, dan dengan memilih kabupaten yang tepat, ia berhasil memastikan penghasilan yang lebih stabil.
Langkah-langkah yang diambilnya tentu bukan tanpa tantangan. Mengikuti program PPG, apalagi bagi yang penerima beasiswa, membutuhkan dedikasi tinggi.Â
Jadwal yang padat dan tuntutan akademik yang tinggi menuntut komitmen dan daya juang yang luar biasa. Namun, dengan motivasi untuk meraih masa depan cerah, ia mampu mengatasi semua tantangan tersebut.
Kisah ini menunjukkan kepada kita bahwa menjadi guru dengan kesejahteraan memadai membutuhkan perencanaan yang matang dan pengetahuan tentang peluang yang ada.Â
Langkah cerdas yang ia ambil menjadi inspirasi bagi para calon guru untuk tidak hanya memusatkan perhatian untuk mengajar, tetapi juga merancang jalan untuk memperoleh penghasilan yang memadai.Â
Di masa kini, menjadi guru bukan lagi sekadar panggilan hati, tetapi juga bisa menjadi profesi yang dapat menjamin kesejahteraan jika dikelola dengan baik.
Bagi para mahasiswa pendidikan, mengikuti jejak seperti ini mungkin bisa menjadi salah satu pilihan. Tidak ada salahnya mengambil waktu untuk menganalisis peluang yang ada dan merencanakan langkah-langkah yang tepat untuk masa depan.Â
Pengalaman ini juga menjadi pembelajaran bahwa setiap keputusan yang diambil dengan pertimbangan matang bisa membuahkan hasil yang tidak disangka-sangka.
Sertifikasi guru melalui PPG Prajab, rekrutmen PPPK, dan kebijakan tunjangan merupakan informasi yang perlu dipahami para calon guru.Â
Semakin banyak informasi yang dimiliki, semakin baik pula dalam menentukan arah nasib. Memperdalam wawasan tentang kebijakan pendidikan, termasuk pemahaman tentang Dapodik dan Serdik, akan sangat membantu para calon guru untuk lebih siap menghadapi persaingan di dunia pendidikan.
Pengalaman ini juga mengingatkan bahwa menjadi guru adalah tentang pengabdian yang berdedikasi tinggi. Meski awalnya berstatus sebagai guru honorer, guru tersebut tetap melaksanakan tugasnya dengan sepenuh hati.Â
Niat dan usahanya menunjukkan bahwa jika kita bekerja dengan ikhlas dan penuh dedikasi, keberuntungan akan datang pada waktunya.
Menyimak cerita ini, kita juga bisa melihat bahwa dunia pendidikan Indonesia memberikan kesempatan bagi mereka yang benar-benar memiliki keinginan untuk mengembangkan diri.Â
Program beasiswa, rekrutmen PPPK, hingga tunjangan profesi yang diberikan adalah bentuk apresiasi kepada guru yang ingin memberikan pengaruh positif di dunia pendidikan.
Kisah nyata ini adalah bukti bahwa jalan menuju kesejahteraan dalam profesi guru tidak melulu soal bekerja keras bagai kuda, tetapi juga bekerja cerdas.Â
Memilih waktu dan tempat yang tepat, serta memahami kebijakan yang ada, menjadi kunci sukses bagi siapapun yang ingin berprofesi sebagai guru di era modern ini.
Tidak ada kata terlambat bagi siapa pun yang ingin mengikuti jejak seperti ini. Bagi para lulusan baru, manfaatkan semua peluang yang ada.Â
Untuk para guru muda, jadikan pengalaman ini sebagai inspirasi untuk terus mengembangkan diri dan mengejar kesejahteraan yang layak.
Memilih profesi sebagai guru adalah sebuah komitmen. Namun, dibalik komitmen tersebut tersimpan potensi untuk meraih kebahagiaan dan kesejahteraan yang berkelanjutan. Tetaplah semangat dalam mendidik, dan jangan lupa untuk merencanakan arah nasib dengan cermat.
Semoga banyak yang terinspirasi untuk memulai langkah baru dalam pendidikan dengan tekad yang lebih kuat dan perencanaan yang lebih matang.
Hendaknya ini bermanfaat..
*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==