Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Amanat Pendidikan untuk Pemerintahan Baru Prabowo-Gibran

22 Oktober 2024   10:29 Diperbarui: 22 Oktober 2024   18:37 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah seorang rekan guru honorer sedang mengajar murid-muridnya di kelas | Foto: Akbar Pitopang

Penerapan kurikulum berbasis keterampilan (skill-based learning) yang relevan dengan dunia kerja menjadi salah satu solusi yang diharapkan dapat meminimalisir kesenjangan antara lulusan pendidikan dan lapangan pekerjaan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi telah mengubah cara kita bekerja dan belajar. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus terus mendorong integrasi teknologi dalam proses pembelajaran, baik di sekolah dasar hingga perguruan tinggi. 

Pendidikan berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) juga harus diperkuat agar anak-anak Indonesia siap menghadapi tantangan era digital.

Salah seorang rekan guru honorer sedang mengajar murid-muridnya di kelas | Foto: Akbar Pitopang
Salah seorang rekan guru honorer sedang mengajar murid-muridnya di kelas | Foto: Akbar Pitopang

Selain itu, pendidik berharap kesejahteraan mereka lebih diperhatikan. Mengajar adalah profesi mulia yang menuntut dedikasi tinggi, dan peningkatan kesejahteraan para guru diharapkan bisa meningkatkan motivasi serta kualitas pengajaran. Pemerintah perlu memastikan bahwa pendidik mendapatkan apresiasi yang layak atas kontribusi besar mereka dalam mencetak generasi masa depan bangsa.

Persoalan lainnya yang juga butuh perhatian serius adalah isu kekerasan di lingkungan pendidikan. Fenomena bullying, baik fisik maupun verbal, masih sering terjadi dan meresahkan banyak pihak. 

Pendidikan inklusi juga harus didukung penuh agar setiap anak, tanpa terkecuali, memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.

Menanggapi tantangan-tantangan ini, para pemangku kebijakan diharapkan bisa merancang program-program yang inovatif dan aplikatif. 

Kita tidak hanya butuh kebijakan yang bagus di atas kertas, tetapi juga implementasi yang konsisten di lapangan. 

Ilustrasi pendididkan di era pemerintahan baru. (KOMPAS/SUPRIYANTO)
Ilustrasi pendididkan di era pemerintahan baru. (KOMPAS/SUPRIYANTO)

Selain itu, kolaborasi dengan sektor swasta dan dunia usaha menjadi kunci dalam memajukan pendidikan. Program magang industri, beasiswa, hingga pelatihan keterampilan adalah bentuk dukungan yang bisa membantu meningkatkan daya saing lulusan. Pemerintah harus membuka ruang kolaborasi yang lebih luas dengan pihak swasta demi menciptakan ekosistem pendidikan yang adaptif dan berdaya saing tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun