Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Guru Hebat Sekaligus Teacherpreneur

20 Oktober 2024   15:11 Diperbarui: 20 Oktober 2024   15:13 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru dan anak didik dalam proses pembelajaran. (Foto: Akbar Pitopang)

Menjadi seorang pendidik adalah panggilan jiwa yang penuh makna. Profesi ini mulia karena guru berperan penting dalam membentuk generasi bangsa. Namun, dalam kenyataannya, banyak guru yang merasa profesi ini dipandang sebelah mata. Kesejahteraan guru, khususnya yang berstatus honorer, seringkali menjadi sorotan karena gaji yang jauh dari layak. Ini adalah ironi bagi seseorang yang mengabdikan hidupnya untuk mendidik dan membangun karakter anak bangsa.

Dengan kondisi tersebut, guru terpaksa mencari cara untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Salah satu konsep yang kini menjadi sorotan adalah teacherpreneur. Apa sebenarnya maksud dari istilah ini? Apakah ini berarti seorang guru mengajar sambil berbisnis? Teacherpreneur tidak sesederhana itu. 

Inti dari teacherpreneur adalah menggabungkan peran sebagai pendidik dengan kemampuan untuk menciptakan nilai ekonomi. Guru tetap fokus pada tugas utama mereka, yaitu mengajar dan mendidik. 

Namun, mereka juga memiliki inisiatif untuk memanfaatkan keterampilan atau keahlian mereka di luar ruang kelas. Dengan kata lain, seorang teacherpreneur adalah seorang guru yang inovatif dalam mencari peluang, baik di dalam maupun di luar pendidikan, untuk mendukung kesejahteraan finansial mereka.

Namun, menjadi teacherpreneur bukan hanya soal peluang pendapatan. Seorang teacherpreneur juga harus terus meningkatkan kompetensi dan keterampilan sebagai pendidik. 

Hal ini penting agar kualitas pendidikan yang diberikan tetap terjaga. Guru yang ingin menjadi teacherpreneur harus memiliki mindset yang terbuka terhadap pembelajaran seumur hidup (long life learning). Mereka harus terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Mindset inilah yang harus dirubah terlebih dahulu. Seorang teacherpreneur tidak hanya fokus pada pendapatan, tetapi juga pada pengembangan diri dan kualitas pendidikan. Banyak pelatihan yang diselenggarakan untuk meningkatkan keterampilan guru, tetapi sayangnya, banyak di antaranya yang hanya menjadi teori tanpa praktek nyata. 

Di sinilah pentingnya mengubah mindset guru. Setiap pelatihan harus dianggap sebagai peluang untuk berkembang, baik secara profesi maupun pribadi.

Selain itu, seorang teacherpreneur juga harus berada di lingkungan yang mendukung. Mengubah circle atau lingkaran pertemanan adalah langkah penting. Berteman dengan orang-orang yang memiliki visi dan semangat yang sama untuk berkembang akan mendorong perubahan positif. 

Lingkungan kerja guru yang mendukung bebas perundungan. (Foto: Akbar Pitopang)
Lingkungan kerja guru yang mendukung bebas perundungan. (Foto: Akbar Pitopang)

Lingkungan yang mendukung atau bebas dari perundungan tempat kerja akan mempercepat transformasi dari guru konvensional menjadi teacherpreneur yang berkemajuan.

Seiring dengan semakin populernya konsep teacherpreneur, banyak seminar dan workshop yang menawarkan pelatihan untuk para guru. Mulai dari guru TK sampai SMA, bahkan banyak juga Kepala Sekolah yang tertarik dengan konsep ini. 

Mereka menyadari bahwa teacherpreneur dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan guru tanpa harus meninggalkan panggilan mulia sebagai pendidik. 

Fenomena ini juga menunjukkan bahwa penghargaan atas kinerja guru dari pemerintah masih dirasa kurang. Banyak guru yang merasa bahwa kesejahteraan mereka belum diutamakan. 

Hal ini mendorong mereka untuk mencari alternatif lain, salah satunya dengan menjadi teacherpreneur. Konsep ini tidak hanya membantu meningkatkan pendapatan guru, tetapi juga memberikan kesempatan bagi mereka untuk terus berkembang secara profesional.

Konsep teacherpreneur juga akan memberikan dampak positif terhadap anak didiknya. (Foto: Akbar Pitopang)
Konsep teacherpreneur juga akan memberikan dampak positif terhadap anak didiknya. (Foto: Akbar Pitopang)

Tugas utama seorang guru tetaplah mengajar dengan dedikasi yang tinggi. Pendidikan anak didik harus selalu menjadi prioritas. Namun, tidak ada salahnya jika seorang guru juga ingin meningkatkan taraf kehidupannya. 

Kita harus mendukung guru-guru yang memiliki semangat untuk berkembang dan mencari peluang kebaikan yang membawa kesejahteraan di luar tugas utama mereka.

Menjadi teacherpreneur bukan berarti mengesampingkan tanggung jawab sebagai pendidik. Justru, dengan menjadi teacherpreneur, seorang guru dapat semakin menginspirasi siswa mereka. 

Mereka dapat menunjukkan kepada siswa bahwa seorang guru juga bisa menjadi inovatif dan berani mengambil tantangan baru. Ini adalah contoh nyata dari pembelajaran seumur hidup yang dapat ditularkan kepada siswa.

Di sisi lain, teacherpreneur juga dapat mendorong perubahan positif dalam dunia pendidikan itu sendiri. Guru yang lebih sejahtera secara finansial cenderung lebih fokus dan bahagia dalam menjalankan tugas mereka. 

Hal ini akan langsung berdampak terhadap kualitas pembelajaran di kelas. Dengan menjadi teacherpreneur, guru dapat merasa lebih dihargai, baik secara profesional maupun personal.

Namun, menjadi teacherpreneur bukanlah jalan yang mudah. Ini memerlukan komitmen, kerja keras, dan inovasi. 

Guru harus pintar-pintar membagi waktu antara mengajar dan mengembangkan aspek entrepreneur mereka. 

Guru tersebut juga harus memiliki disiplin yang tinggi agar tugas utama sebagai pendidik tidak terganggu. Lalu pada akhirnya, keseimbangan antara keduanya adalah kunci kesuksesan seorang teacherpreneur.

Sementara itu, ternyata kini pemerintah daerah dan lembaga pendidikan juga banyak yang mendukung konsep teacherpreneur ini. Mereka memberikan ruang dan kesempatan bagi guru untuk mengembangkan diri. 

Seminar
Seminar "How To Be A Great Teacher" dan teacherpreneur di Aula Kantor Walikota Pekanbaru, Ahad 20 Oktober 2024. (Foto: Akbar Pitopang)

Misalnya, dengan menyediakan pelatihan-pelatihan yang relevan atau membuka akses pada program-program yang mendukung peningkatan kesejahteraan guru. Seperti seminar yang dilakukan di Aula Kantor Walikota Pekanbaru dan gratis.

Konteks teacherpreneur bukan hanya solusi individual bagi guru, tetapi juga dapat menjadi bagian dari solusi sistemik untuk meningkatkan mutu pendidikan. 

Dengan guru yang lebih sejahtera dan kompeten, kualitas pendidikan di Indonesia dapat meningkat. Ini merupakan investasi jangka panjang yang sangat berharga untuk masa depan bangsa.

Menjadi teacherpreneur adalah tentang menjadi guru yang adaptif, inovatif, dan berorientasi pada solusi. Seorang teacherpreneur tetap berpegang teguh pada tugas utama sebagai pendidik, tetapi mereka juga berani mengambil langkah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Ini adalah konsep yang patut dikembangkan lebih lanjut.

Dengan perkembangan zaman yang semakin cepat, teacherpreneur adalah langkah cerdas untuk tetap relevan dalam dunia pendidikan yang terus berubah. 

Para guru yang memilih jalur ini juga akan membawa manfaat menjadi agen perubahan yang membawa pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik.

Literasi:

https://stekom.ac.id/artikel/mengenal-siapa-itu-teacherpreneur#:~:text=Menurut%20Barnett%20Berry%2C%20Teacherpreneur%20merupakan,tetapi%20guru%20belum%20tentu%20teacherpreneur.

https://www.igi-global.com/chapter/what-is-a-teacherpreneur/250155

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun