Namun, ketika larangan ini diterapkan, muncul fenomena baru yakni kemacetan di sekitar gerbang sekolah akibat antrian panjang kendaraan orangtua atau sopir yang mengantar-jemput.Â
Aduh, upaya untuk mengurangi kemacetan justru berujung pada pemandangan lain yang tak kalah semrawut.
Sebagian siswa ada yang memilih menggunakan transportasi umum, namun banyak juga yang masih bergantung pada kendaraan pribadi orangtua.Â
Ketika kendaraan-kendaraan pribadi menumpuk di depan sekolah saat jam sibuk, alur lalu lintas pun menjadi tersendat.Â
Inilah beberapa penyebab kemacetan di depan sekolah:
1. Karena tidak tersedia jalur khusus untuk drop-off
Langkah penting dalam mengatasi kemacetan di depan sekolah adalah menyediakan jalur masuk dan keluar yang jelas dan tertata. Idealnya, mendekati gerbang sekolah, sudah harus ada jalur khusus yang dipisahkan dengan traffic cone untuk memastikan hanya kendaraan yang hendak mengantar atau menjemput siswa yang melewati jalur ini demi mengurangi risiko kendaraan terjebak dalam antrian yang tidak terstruktur.
Kendala yang kerap terjadi adalah sikap tidak disiplin dari orangtua yang enggan mengikuti jalur tersebut. Mereka justru mengambil jalur lain untuk menghindari antrean, yang mengakibatkan kemacetan di jalur umum dan menghambat kendaraan dengan tujuan ke tempat lain.Â
Oleh karena itu, ketegasan dan pengawasan dalam pelaksanaan jalur khusus ini menjadi hal yang mutlak diperlukan untuk memastikan efektivitasnya.
Solusi konkret untuk masalah ini adalah dengan menambah rambu-rambu yang jelas dan pembatas jalan yang kokoh agar tidak mudah dipindahkan oleh pengguna jalan yang tidak disiplin.Â
2. Kurangnya personil pengatur lalu lintasÂ