Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menggagas Kantin Sekolah Berbasis "Real Food"?

14 Oktober 2024   06:24 Diperbarui: 14 Oktober 2024   11:25 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era sekarang, kekhawatiran akan kesehatan anak-anak semakin meningkat, apalagi dengan munculnya kasus-kasus penyakit serius seperti kanker, autoimun, hingga gagal ginjal yang mengancam anak-anak dan remaja. 

Fakta mengejutkan bahwa banyak anak-anak sekolah yang harus menjalani cuci darah adalah peringatan keras bagi kita untuk lebih memperhatikan asupan makanan mereka.

Sayangnya, banyak dari kita yang masih lalai dalam mengawasi apa yang dikonsumsi oleh anak-anak, terutama saat mereka berada di sekolah. Di sinilah pentingnya peran kantin sekolah. 

Sebagai tempat utama di mana siswa mencari makanan selama jam istirahat, kantin seharusnya menjadi penyedia makanan yang sehat dan aman. 

Kerja sama erat antara pihak kantin dan sekolah diperlukan untuk memastikan makanan yang dijual tidak menjadi ancaman bagi kesehatan siswa di masa mendatang.

Nyatanya masih banyak kantin sekolah yang menawarkan makanan dan minuman yang tak sehat. (KOMPAS/DEONISIA ARLINTA)
Nyatanya masih banyak kantin sekolah yang menawarkan makanan dan minuman yang tak sehat. (KOMPAS/DEONISIA ARLINTA)

Saat ini, masih banyak kantin sekolah yang diam-diam menjual makanan ringan penuh bahan berbahaya, seperti pewarna buatan, pengawet, dan pemanis buatan yang sering kali tersembunyi di balik kemasan menarik. 

Begitu pula minuman-minuman sachet yang tinggi gula dan nihil nutrisi menjadi pilihan utama bagi siswa. Kondisi ini jelas perlu diubah. 

Sekolah memiliki peran besar untuk mengintervensi dan memastikan kantin mulai beralih ke real food.

Menjadikan kantin sekolah sebagai penyedia real food bukanlah hal yang mustahil. Kantin sekolah minim persaingan atau bahkan hanya dikelola oleh satu pihak. Ini memberi sekolah keleluasaan untuk mendesain ulang aturan dan standar makanan yang boleh dijual. 

Dengan arahan yang jelas dan dukungan penuh dari pihak sekolah, pihak kantin bisa mulai menawarkan menu-menu sehat yang lebih variatif, seperti buah-buahan, kacang rebus, ubi cilembu, sayuran yang disajikan menjadi lotek misalnya, serta makanan lainnya berbasis real food yang bisa mendukung tumbuh kembang siswa dengan lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun